8. Aku punya pilihan

909 101 4
                                    


Assalamu'alaikum

Maaf, maaf banget.......

kemarin aku sakit, jadi ga sempat double update

Bantu koreksi jika ada typo ataupun kesalahan tanda baca

Jangan lupa

Bismillahirrahmanirrahim

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

       Pagi ini langit tidak begitu cerah, tidak pula menggelap, suasana sejuk menerpa kulit hingga tembus ke pori-pori

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      
Pagi ini langit tidak begitu cerah, tidak pula menggelap, suasana sejuk menerpa kulit hingga tembus ke pori-pori. Seorang pemuda tengah bersimpuh disamping sebuah makam, nampaknya sudah ada yang mengunjungi makam ini sebelum dirinya. Terbukti dengan adanya banyaknya mawar putih berjejer rapi diatas gundukan tanah itu.

Kemudian pemuda itu meletakkan 1 bucket tulip putih di atas makam sang bunda, ia mengelus penuh sayang pada nisan bertuliskan nama bundanya itu.

"Assalamu'alaikum bunda." Sapanya pelan.

"Ternyata ayah selalu jadi orang pertama yang datang ke sini," kata pemuda itu sambil tersenyum tipis.

"Ayah memang sesayang itu sama bunda, bunda itu berharga banget buat ayah ya? Gam0 cuma ayah sih, buat abang sama Zidan juga."

Terdengar helaan nafas pelan dari pemuda itu sebelum ia kembali melanjutkan kalimatnya.
"Zidan tumbuh dengan baik bun, sekarang usianya udah 4 tahun, berarti sudah 4 tahun juga, ya. Bunda ninggalin abang?. Bicaranya lancar banget bun, tapi anaknya agak jahil seperti ayah." Zeidan terkekeh pelan, mengingat kelakuan adiknya yang kadang membuatnya gemas sendiri.

"Abang janji bakal jaga dan didik Zidan dengan baik bun, bunda tenang aja."

"Do'akan abang juga ya bun, semoga tetap istiqomah sama apa yang abang punya sekarang, semoga kedepannya, abang semakin lebih baik dari kemarin. Semoga apa yang abang inginkan juga di ridhoi Allah, in syaa Allah, abang bakal segera cari calon menantu untuk ayah dan bunda."

"Semenjak bunda gak ada, abang jadi sedikit merenggang dengan nenek. Abang merasa bersalah ketika berkali-kali menolak saat dijodohkan dengan wanita pilihan nenek. Tapi bun, abang tidak mau menikah karena keterpaksaan, lagian abang menyukai seorang perempuan yang sederhana, namun begitu istimewa." Zeidan tersenyum tipis mengingat seberapa indahnya menganggumi tanpa banyak komunikasi.

"Terimakasih sudah mendidik dan merawat abang dengan baik, abang bangga lahir dari orang tua yang baik seperti ayah dan bunda."

"Selamat ulang tahun bunda, abang selalu berdoa semoga Allah menempatkan bunda dan adik disisi terbaiknya."

Al Zeidan (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang