21. Tanda Disayang Allah

525 38 0
                                    


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bantu koreksi jika ada typo ataupun kesalahan tanda baca

Jangan lupa

Bismillahirrahmanirrahim

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Takdir Allah memang sangat tidak terduga, pun apa yang Allah gariskan lebih baik daripada apa yang hambanya inginkan maupun rencanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takdir Allah memang sangat tidak terduga, pun apa yang Allah gariskan lebih baik daripada apa yang hambanya inginkan maupun rencanakan. Sama seperti, ustadz Alam dan juga Zeidan.

Niatnya, hari ini Zeidan ingin bersantai ria, menikmati kajian layaknya masyarakat biasa pada umumnya, berbaur dan duduk diantara jama'ah. Namun, takdir berkata lain. Ustadz Alam tidak bisa hadir dikarenakan menemani istrinya dalam proses lahiran dipagi yang sama.

Mau tak mau dirinya yang menggantikan ustadz Alam mengisi kajian pada hari yang amat bahagia ini. Apa yang Zeidan pikirkan benar-benar terjadi, ketika panitia acara mengetahui dirinya yang hadir, mereka berlomba-lomba menghormati Zeidan dan mengelu-elukan namanya. Sejak malam itu, dimana dirinya ditunjuk langsung oleh sang kakek sebagai calon penerus pesantren Darussalam, orang-orang mulai memperlakukan dan melihatnya berbeda, entah darimana berita itu menyebar, karena sang kakek sendiri belum mengumumkannya secara resmi.

Zeidan bukan tidak suka ataupun benci, ia hanya sedikit risih dan cemas akan ekspektasi orang lain, dirinya tidak sebaik itu untuk dihormati, ia masih menganggap dan melihat dirinya sendiri sebagai seorang pemuda fakir ilmu yang masih sangat butuh menggali ilmu lebih dalam, dirinya masih butuh bimbingan. Namun, ia punya tanggung jawab yang besar sebagai seorang penerus kiayi, ia harus siap membagikan secerah ilmu yang ia punya untuk orang lain. Apa Zeidan bisa?

Dan sekarang disinilah Zeidan berdiri, ia menatap begitu banyak jamaah didalam ruang itu, sedikit gugup sebenarnya, karena ia merupakan kepribadian yang sangat pemalu, ditatap banyak pasang mata rasanya membuatnya ingin berlari keluar dari ruangan itu. Namun, kehadirannya disini untuk saling mengingatkan dan berbagai ilmu kepada sesama.

Mata Zeidan terus tertuju pada jama'ah perempuan, membuat beberapa jama'ah tersipu malu bahkan ada yang terang-terangan tersenyum salah tingkah, padahal Zeidan hanya berfokus kepada istrinya yang tidak ingin diajak duduk didekatnya, dan memilih duduk diantara jama'ah lainnya.

Ia memejamkan matanya sejenak, mengatakan sesuatu dalam batinnya.

Bunda, anak sulung bunda yang sangat pemalu dan manja ini kini berdiri dan ditatap banyak pasang mata, semoga apa yang anak bunda ini sampaikan bisa dimengerti mereka. Dan semoga bunda tenang, juga bangga disana.

Zeidan menarik nafas panjang lalu ia hembuskan perlahan.

Sebagai pembukaan, dirinya mengucapkan salam kepada jama'ah.

Al Zeidan (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang