Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebelumnya, aing ingin mengucapkan, minal aidin walfaidzin sama kalian semuaaaaaa.
Selamat hari kemenangan, sehat dan sukses terus, ya!
Bantu koreksi jika ada typo ataupun kesalahan tanda baca
Jangan lupa
Bismillahirrahmanirrahim
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Malam ini terasa hangat dibanding malam kemarin. Setelah perkataan tidak mengenakan dari nenek Aisyah kemarin, Zeidan berinisiatif mengajak istrinya untuk pulang kerumah orang tua gadis itu. Karena keduanya belum pernah datang ke sana setelah akad beberapa waktu lalu.
Selain itu, ia juga diminta menemani salah satu ustadz untuk mengisi kajian. Mengingat daerah yang dituju, adalah kediaman mertua Zeidan, tujuannya untuk mempermudah sang ustadz dan dirinya jika ada kendala nanti, namun dirinya enggan berada diatas panggung bersama orang-orang terpandang. Ia mau menemani, namun hadir sebagai jama'ah bukan sebagai penerus kiayi Zaid.
Dan disinilah Zeidan sekarang, dirumah mertuanya. Seharusnya ia berangkat beberapa hari lagi bersama sang ustadz, namun dirinya memilih berangkat terlebih dahulu bersama istrinya.
Tadi, setelah melaksanakan shalat isya, murajaah, dan mereka sambung dengan makan malam. Ketika semua orang telah menyelesaikan makanan mereka lalu pergi ke ruang tamu, Saharalah yang membereskan peralatan makan itu. Selalu seperti itu ketika ia berada di rumah papa. Memasak, menyapu, mencuci piring, dan semua pekerjaan rumah ia kerjakan sendiri. Sebenarnya Sahara tidak masalah, toh itu pekerjaan yang biasa ia lakukan setiap hari. Hanya saja berbeda rasanya dianggap pembantu oleh keluarga sendiri.
Zeidan yang sejak tadi diam memperhatikan Sahara, kini mulai bergerak dan melingkarkan tangannya dipinggang sang istri. Zeidan juga menumpukan dagunya pada bahu Sahara. Hidung mancungnya ia gosokkan pada leher putih milik gadisnya.
Sahara terlonjak kaget, tapi gadis itu seolah tak peduli dan terus melanjutkan kegiatannya. Namun, alih-alih berhenti, Zeidan malah semakin gencar menggesekkan hidung mancungnya pada leher Sahara. Tentu saja gadis itu merinding dan merasakan gejolak aneh dalam dirinya.
"Geli, mas!"
Zeidan terkekeh pelan dan segera menghentikan aksinya, ia anteng memeluk Sahara sambil menatap cucian piring Sahara yang lumayan menumpuk.
Cukup lama keduanya diselimuti keheningan dengan posisi yang sama. Sampai akhirnya Zeidan memutuskan untuk membuka suara.
"Kamu tau gak, Ra? Kenapa mas ngajak kamu ke rumah papa?" Tanya Zeidan sambil memiringkan kepalanya menatap setengah wajah Sahara yang terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al Zeidan (On Going)
Ficción GeneralMengagumimu saja rasanya aku tidak pantas, apalagi menginginkanmu menjadi miliku. Terlalu lancang. Rank #1 in hebat #3 in persahabatan #3 in wattpadreligi #4 in cinta #5 in kehilangan Start: 30 November 2023 Finish:- Jika ada kesamaan nama, alur, a...