18. Humaira

875 76 3
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bantu koreksi jika ada typo ataupun kesalahan tanda baca

Jangan lupa

Bismillahirrahmanirrahim

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah hari ke-3 setelah pernikahan Zeidan dan Sahara dilaksanakan. Semua keluarga Zeidan begitu baik, mereka menerima Sahara dengan hangat disini. Tentu saja Sahara bahagia, yang paling ditakuti semua wanita setelah menikah adalah keluarga suaminya, takut dikucilkan dan dipandang sebelah mata. Apalagi Sahara bukanlah orang hebat seperti mereka, rasanya ia minder saat berkumpul dengan mereka.

Kenapa begitu? Dari keluarga Zeidan rata-rata orang berpengaruh, mereka keturunan kiayi, profesi mereka berbagai macam, seperti dokter, psikologi, disainer, dan juga CEO. Sahara yang tamatan SMA bisa apa? Apalagi dirinya tidak hafal qur'an, jujur ia iri pada Zidan yang suda hampir 20 juz. Dari adik iparnya yang seumur jagung saja dirinya sudah kalah.

Bagaimana dengan nenek Aisyah? Wanita itu sama sekali belum pulang. Sebenarnya, Sahara juga sedikit overthingking tentang istri kiayi Zaid itu. Apalagi nenek Aisyah sejak awal tidak setuju ia bekerja disini, dan sekarang ia lancang menikah dengan Zeidan. Sahara tau semuanya, namun memilih diam.

Sahara juga menyadari satu hal. Kakak kandungnya-Caca, tidak hadir sama sekali dipernikahannya, bukan memberi selamat juga tidak. Apakah mereka sejauh ini sekarang? Sahara lebih dekat dengan Zafran yang hanya saudara tirinya daripada dengan Caca yang serahim dengan dirinya.

Sahara rindu masa kecilnya. Masa dimana, ia dan keluarganya hidup dengan tenang, ia rindu masa dimana Caca selalu menjadi tempat mengadu selain ibu. Namun, Sahara sadar, hidup itu bukan tentang keinginannya, tapi tentang takdir yang mengajarkannya apa itu arti hidup sebenarnya?

Kehilangan, kekecewaan, kebahagiaan itu sudah ada takarannya, tidak perlu khawatir. Allah tau apa yang lebih baik kedepannya, tugas manusia hanya menjalankan.

Dulu, Sahara juga pernah tinggal dirumah yang layak dan nyaman, hidup sederhana namun berdampingan dengan kehangatan dan kebahagiaan. Sahara ingat sekali, kala itu ia masih mengenyam pendidikan sekolah dasar, dan kakaknya—Caca sudah ditahap sekolah menengah pertama. Sahara ingat sekali, pagi ibunya bekerja sebagai tukang cuci keliling, ayahnya juga bekerja sebagai guru honorer. Siangnya sang ayah akan menerima jasa menjahit sepatu dengan upah yang kecil. Tapi, Sahara amat beryukur walaupun dengan keadaan seperti itu mereka saling merangkul satu sama lain, menutupi kekurangan mereka dengan kehangatan sama seperti keluarga pada umumnya.

Ia senang sekali jika sang kakak bersedia membantunya mengerjakan tugas sekolah. Sejenak Sahara tersenyum, mengingat betapa lengketnya ia dan Caca dulu.

Al Zeidan (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang