Selesai makan Deva pamit keluar untuk membeli sesuatu dan Fahri mengizinkannya. Di lorong rumah sakit Deva mendapatkan banyak perhatian dari orang-orang wajar Deva belum melepaskan kemeja kantornya. Deva tidak peduli sama sekali dia memilih pergi ke kantin, tapi ada yang menarik tangan Deva menjauh dari kantin.
Deva menyentak kasar tangan dia yang ditarik. Deva tidak suka akan orang tersebut berbeda dengan dia menatap Deva penuh cinta.
"Sayang!" panggil Karina.
Yah dia Karina sosok gadis yang dekat dengan Deva selama beberapa waktu terakhir. Deva nampak tidak suka dengan kehadiran.
"Ingat kita hanya sebatas tukang ojek dan penumpang tidak lebih," ujar Deva dingin.
"Aku mencintaimu Dev," ucap Karina berniat mendekati Deva, namun Deva mundur tidak mau didekati Karina.
"Sejak awal kukatakan semua perhatianku terhadapmu hanya sebatas teman," ucap Deva menjelaskan.
"Kita tingkatkan hubungan menjadi sepasang kekasih Dev," ucap Karina.
Karina tetap berusaha mendekati Deva yah Deva selalu menghindar tidak mau didekati Karina.
"Aku dekat denganmu saja ditentang keras ayahku," ujar Deva.
"Kita bisa backsreet Dev," bujuk Karina.
"Tidak ada rasa cinta untukmu Karina," ucap Deva.
"Aku cantik Dev. Kenapa kau tidak mencintaiku?" tanya Karina meminta penjelasan terhadap Deva.
"Alasan utamanya adalah ibumu," desis Deva.
"Kita yang menjalani hubungan bukan kedua orangtua kita," ujar Karina.
"Perlu kuberitahu dulu saat usiaku 10 tahun ibumu berniat membunuhku, dan kau tahu kejadian selanjutnya adalah ibu sekaligus adikku tiada!" kesal Deva.
"Itu telah berlalu Dev. Lupakan saja hanya masalah sepele," ujar Karina santai.
"Kau bilang sepele!" kesal Deva.
"Kenapa kau marah terhadapku Dev?" bingung Karina.
"Setelah ibumu membunuh kedua orang tersayangku beberapa tahun lalu, dia bahkan berencana membunuh ayahku juga!" Deva memukul dinding di belakang tubuh Karina membuat gadis itu gemetaran akan tindakan Deva. "Masalah sepele ini kubawa ke jalur hukum," ucap Deva datar.
Deva meninggalkan Karina yang masih ketakutan akan kemarahannya. Darah segar menetes di punggung tangan Deva yang tadi memukul dinding rumah sakit. Deva baru saja merasakan rasa sakit akibat perbuatan dia beberapa menit lalu.
"Argh mau peluk papa," batin Deva.
Deva berlari kencang menuju ruangan rawat Fahri. Kedatangan rusuh Deva membuat tiga orang yang sedang menjenguk Fahri melirik kearah Deva.
"Dikejar setan kamu nak?" tanya Fahri.
Deva menggelengkan kepalanya. Deva baru sadar ada kolega bisnis Fahri menjenguk Fahri. Dia menyalimi mereka satu-persatu tindakan itu membuat kolega bisnis Fahri tersenyum.
"Anakmu soleh sekali pak Mahendra," ujar salah satu kolega Fahri bernama Riki Prabumi.
"Dev memang anak yang sangat soleh. Aku juga bangga memiliki anak sebaik Dev," timpal Fahri.
Deva mendekat memberitahu tentang tangan dia yang sakit. Fahri memencet tombol di belakangnya agar dokter datang.
"Pak Mahendra apabila anda belum pulih kami akan pulang," kata salah satu kolega bisnis Fahri dengan penampilan paling rapih. Pria dewasa tersebut bernama Beni Prasetyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deva (END)
Teen FictionNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah ayah dan anak saja tidak lebih. Zyandru Bakrie Radeva cowok dingin yang sering disebut kulkas berjalan oleh teman-temannya menyimpan trauma berat tentang suatu kejadian di masa lalunya. Deva panggilan akrabny...