11/. BUKAN IMBANG

2.2K 350 21
                                    

Typo mungkin bertebaran

LUCU YA YANG BACA SAMPE 500-700 TAPI VOTE? 100 AJA GA NYAMPE HAHAHA LUCU, LEBIH LUCU DARI PAK TEDJO HAHAHA.

Kalo suatu saat cerita ini hilang jangan pada nyariin!!!!!

Part ini 2300+ kata, pelan-pelan aja bacanya!

•••

Tidur nyenyak Dikara terusik kala tirai jendela kamarnya ditarik oleh wanita nomor satu yang paling ia cintai di seluruh dunia ini, membuat Dikara terpaksa membuka mata untuk melihat siapa pelakunya. "Mama.." rengeknya, bukannya malah bangun Dikara malah menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut membuat sang mama geleng-geleng kepala.

Jeff dan Rahayu sudah sampai rumah sejak setengah jam yang lalu setelah melakukan perjalanan bisnis, bertemu dengan klien.

"Bangun, Dikara! Kamu nggak kangen apa sama Mama? Nggak sekolah? Uda jam berapa ini?" Tanya Rahayu seraya menarik selimut Dikara.

Dikara langsung terduduk seraya merentangkan kedua tangannya. "Kangen lah. Mau peluk!" Pinta Dikara dan dikabulkan oleh sang mama. Rahayu langsung memeluk Dikara.

"Papa mana, Ma?" Tanya Dikara setelah pelukan keduanya terlepas.

"Lagi main sama si Gembul, kangen katanya," sahut Rahayu.

Dikara berdecak kecil. "Sama kucing kangen sama anaknya sendiri nggak kangen," ujar Dikara, kesal.

Rahayu dibuat geleng-geleng kepala melihat tingkah anak semata wayangnya. "Jangan ngambek-ngambek, sama kucing aja iri."

"Siapa yang ngambek?" Tanya Jeff, yang ternyata sudah berdiri di pintu kamar Dikara membuat Dikara dan Rahayu menoleh.

"Anak kamu tu, ngambek sama kamu. Bukannya kangen sama anaknya malah kangen sama kucing katanya," sahut Rahayu.

Jeff melangkah mendekat pada keduanya. "Malu sama umur Dikara, nggak pantes kamu ngambek gitu. Apalagi kamu anak laki-laki."

Sebenarnya Jeff ingin mengatakan bahwa ia juga merindukan anak tunggalnya itu namun gengsi pria itu terlalu tinggi.

Jeff menghela nafas saat Dikara tak menyahut ucapannya. "Papa nunggu kalian di bawah dari tadi, sekalian main sama si Gembul."

Dikara mendongak menatap sang mama. "Beneran, Ma?" Tanyanya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh sang papa.

Rahayu mengangguk. "Sekarang bangun, terus mandi! Kita sarapan bareng-bareng."

"Oh iya, Ma.. Pa. Dikara malam ini nginep di rumah Oma, ya?"

"Papa sama Mama baru pulang kamu malah mau nginep di rumah Oma?" Tanya Jeff.

Rahayu mengelus lengan suaminya lalu tersenyum ke arah Dikara. "Tumben?"

Dikara cengengesan. "Dikara kangen sama Oma."

Jeff tampak tidak percaya dengan alasan Dikara. "Bohong."

Rahayu menarik keluar suaminya dari kamar anak mereka. Sedang Dikara tak langsung bangkit dari tempat tidurnya, laki-laki itu malah menyalakan ponselnya. "Uda lama gue nggak main basket," ujarnya seraya merenggangkan otot-ototnya.

Di rumah yang berbeda dua orang kakak beradik sedang cekcok seperti hari biasanya.

"Gue hari ini nggak pulang," ujar Noah setelah selesai dengan sarapannya.

"Mau balapan lagi lo?"

"Gue 'kan udah pernah bilang, jangan ikut balapan lagi. Duit gue masih cukup untuk makan kita sehari-hari, untuk uang jajan lo, untuk keperluan sekolah lo."

Hello, DikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang