14/. DIKARA PUTRA AGUNG CEMBURU?

1.9K 250 19
                                    

Maksudnya mau up kalo part sebelumnya uda 100 vote, tapi lama banget tapi karena cuman kurang 3 vote lagi jadi gapapa deh aku up ni.

TYPO MUNGKIN BERTEBARAN

Happy Reading

Pagi ini di parkiran sekolah sudah kedatangan Garda dan Bima, keduanya secara tidak sengaja tadi sampai ke sekolah secara bersamaan. Kini keduanya masih menunggu kedatangan ketua dan wakil geng motor mereka— Noah dan Dikara. Pagi ini Garda banyak diam sehingga Bima terheran-heran dan takut di waktu yang bersamaan pasalnya Garda bukan tipikal seseorang pendiam seperti ini.

Garda seperti sedang menunggu seseorang, sorot matanya memperhatikan setiap siswa yang lewat.

"Gar, lo kenapa dah? Kesambet?"

Garda menoleh ke arah Bima, menatap Bima beberapa detik kemudian berkata. "Bukan urusan lo."

Sontak Bima yang mendengar sahutan Garda langsung berdecak kesal. Meski Garda terkesan ramah dan lucu akan lawakannya, Bima tetap menghormati Garda sebagai seseorang yang dekat dengan ketua dan wakil ketua Geng Rebellion, posisi Garda sama pentingnya dengan wakil dan ketua dalam geng.

Melihat Garda seperti ini membuat Bima risih, karena tak biasanya Garda seperti ini. Garda itu anaknya aktif, pecicilan dan jahil pada orang-orang terdekatnya termasuk Bima. Namun entah ada masalah apa Garda kali ini sehingga terlihat seperti Gegana; gelisah, galau, merana.

Di sisi lain, kini Ratu sedang dalam perjalanan menuju sekolah bersama Abian. Mereka memang bersekolah di sekolah yang sama, namun jika di sekolah mereka seperti tidak saling mengenal, bahkan ini kali pertama keduanya pergi sekolah bersama dengan mengendarai motor matic milik Lastri, mengingat Lastri mendapat mobil dari perusahaan jadi kini Lastri bekerja menggunakan mobil milik perusahaan.

Biasanya Abian akan pergi sekolah bersama temannya begitu pula Ratu yang jika berangkat sekolah selalu dijemput oleh Dinda atau naik bus jika Dinda tidak bisa menjemputnya. Termasuk hari ini entah mengapa Dinda tidak bisa menjemputnya, bahkan tidak ada alasan yang jelas. Dinda berkata pada Ratu tadi malam, tengah malam sekali, Dinda mengirimkan pesan pada Ratu bahwa besok ia tidak bisa menjemput Ratu. Besok yang Dinda maksud adalah hari ini.

Saat sedang kalut dengan pemikirannya sendiri, Ratu dibuat terkejut saat Abian tiba-tiba mengerem mendadak motor yang mereka kendarai sehingga helm yang Ratu terbentur dengan helm yang Abian pakai, Ratu sampai memekik karena benturan itu.

Karena merasa kesal Ratu memukul helm Abian sehingga kepala Abian terhuyung ke depan, padahal Abian yang dipukul namun Ratu yang kesakitan hingga telapak tangannya berubah menjadi kemerahan. "Aw," pekiknya.

"Rasain! Sakit 'kan," ledek Abian.

"Kenapa berhenti mendadak sih?" Tanya Ratu kesal.

Abian menunjuk ke arah depan sana, di persimpangan jalan ada dua motor besar yang melaju dengan kecepatan sedang karena mereka sambil berbincang-bincang. "Ada Noah sama Dikara, gue denger mereka ketua sama wakil geng motor."

Ratu memperhatikan ke arah depan, di mana ada Dikara dan Noah di sana. Sepertinya keduanya hendak ke sekolah bersama, namun Ratu merasa ada yang kurang. Garda, benar tidak ada Garda. Ke mana anak itu?

Ratu memukul bahu Abian. "Terus apa hubungannya sama lo berhenti motor mendadak bambang?"

"Ya gue takut kalo deket - deket sama mereka, kalo kita lomba mereka nggak sopan kalo kita di belakang mereka gue juga takut. Ah, pokoknya gue takut."

"Lo nggak takut apa?" Tanya Abian.

"Ngapain takut goblok banget, mereka juga manusia kali," sahut Ratu.

Hello, DikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang