Jangan lupa vote dan komentarnya biar semangat nulis dan biar cepat update!
Happy Reading
"Mau ke mana, sayang?" Tanya Rahayu yang sedang duduk berdua di sofa ruang keluarga bersama Jeff.
Dikara dengan setelan kaos hitam dan celana berwarna senada, jangan lupakan bandana yang setia menggelantung dari celana area pinggangnya.
Dikara menuruni anak tangga terakhir menatap kedua orangtuanya. "Ke tongkrongan, Mah."
Papa yang tadinya fokus menonton televisi dengan memangku toples kaca berisik keripik menoleh ke arah Dikara. "Pulangnya jangan malem-malem! Subuh aja sekalian!"
Sontak Rahayu memukul lengan Jeff tidak terlalu kuat. "Jangan ngajarin yang enggak-enggak sama anakku!" Ujar Rahayu memperingatkan.
"Loh, Dikara 'kan anakku juga. Kamu lupa kita bikinnya sama-sama waktu it-" ucapan Jeff terhenti karena Rahayu membekap mulutnya.
"Jangan dengerin Papa! Uda sana kamu pergi aja, jangan pulang kemaleman, besok kamu sekolah."
Dikara mati-matian menahan tawanya, yang bisa anak laki-laki itu lakukan hanya mengangguk. "Kalau gitu Dikata pergi, Mah.. Pah."
Rahayu melepaskan tangan dari mulut suaminya saat melihat sang anak sudah ke luar dari rumah. "Dikara, kamu mau adek nggak?" Tanya Jeff sengaja berteriak.
"Mas.." kesal Rahayu dengan tangan yang membekap kembali mulut suaminya.
Rahayu menghela nafas lega, untung saja Dikara tidak mendengarnya.
Namun tiba-tiba kepala Dikara timbul dari balik pintu membuat Rahayu terkejut. "Kalo Dikara dikasih adek, Dikara bakal pindah ke rumah Oma," ujar Dikara.
"Kamu sih, Mas.."
Jeff hanya tertawa melihat wajah kesal istrinya.
Sedangkan Dikara, laki-laki itu berjalan ke arah garasi rumah seraya memakai jaket geng motornya.
Setelah mengeluarkan motor dari garasi, Dikata langsung menuju markas Rebellion karena Noah dan Garda serta teman-teman se-pergeng-an-nya sudah berkumpul di markas.
Butuh waktu 20 menit untuk sampai di markas karena jarak dari rumah Dikara ke markas cukup jauh.
Sesampainya di markas Dikara menoleh saat mendengar suara motor yang juga baru datang. Seseorang itu adalah Bima anggota baru Rebellion.
"Boss.." sapa Bima setelah turun dari motornya kemudian menghampiri Dikara, keduanya melakukan salaman ala laki-laki atau biasa di sebut fist bump.
"Bawa apaan lo, Bim?" Tanya Dikata saat melihat tangan kiri Bima membawa sekantong plastik besar yang tidak ia ketahui isinya.
"Oh, ini cemilan doang boss."
Dikara menepuk-nepuk bahu Bima. "Lain kali nggak usah repot-repot, Bim!"
Bima mengangguk, padahal niatnya hanya ingin terkesan baik di hari pertamanya menjadi anggota Rebellion, namun jika sang wakil ketua sudah berkata seperti itu Bima hanya bisa patuh sebagai anggota.
"Ayo masuk! Yang lain uda pada nungguin di dalem," ajak Dikara kemudian berjalan lebih dulu.
"Boss.." panggil Bima, sehingga Dikara berbalik menatap Bima.
"Rokok, Boss.." ujar Bima seraya menyodorkan rokok dengan merek terkenal dan harganya juga lumayan.
Dikara tertawa kecil kemudian menerima rokok pemberian dari Bima. "Tau aja lo rokok yang enak, Bim."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Dikara
Novela JuvenilKepindahan 3 orang siswa dari SMA Garuda ke SMA Merdeka membuat kehebohan di SMA Merdeka, ada rumor yang mengatakan bahwa 3 siswa itu adalah anggota geng motor, membuat beberapa siswa takut dan kagum di waktu yang bersamaan. Cover and pictures in th...