17/. HARI JADI DAN HARI PATAH HATI

1.6K 202 224
                                    

Jangan lupa vote dan komen biar semangat up-nya❤️

Typo mungkin bertebaran
Alangkah baiknya jika teman-teman mau menandai jika ada yang typo :)

Happy Reading

Sejak bel istirahat berbunyi Dikara langsung melarikan diri dari kelas, laki-laki yang hobi berteduh di bawah pohon itu kini sedang tertidur di bangku yang ada di bawah salah satu pohon besar yang ada di sekolah, tanpa tahu bahwa kedua sahabatnya Noah dan Garda kini sedang mencarinya mulai ke belakang sekolah, toilet hingga ke kantin.

"Ke mana sih tu anak?" Tanya Noah.

"Paling bentar lagi juga nongol batang hidungnya, mending makan bakwan ni! Capek gue keliling nyariin tu anak." Garda menyahuti seraya mengambil bakwan yang ada di atas meja kantin.

Noah melirik ke arah Garda yang sudah duduk manis sambil menikmati bakwan goreng, remaja laki-laki dengan perawakan tinggi, tampan dan memiliki hidung mancung serta rambut yang lebat yang sedikit agak mulai memanjang itu menghela nafas, memilih ikut bergabung dengan Garda.

"Tadi gue liat Om Jeff," ujar Noah.

Garda sontak menoleh. "Serius lo?" Tanya Garda diambang rasa percaya tak percaya dengan ucapan Noah. Mulutnya penuh dengan bakwan sampai sedikit Muncar dan hampir mengenai Noah, membuat Noah mendengus. "Makan yang bener anjing!"  Noah protes.

Namun Noah tetap menjawab pertanyaan Garda. "Kayaknya Om Jeff datang karena Pak Indra yang nelpon, soalnya gak mungkin Dikara berani ngomong ke bokapnya."

Garda mengangguk setuju. "Pantesan tu anak ngilang, takut sama bokapnya kali," ujar Garda kemudian tertawa, begitu juga Noah yang ikut tertawa.

Di sisi lain Dikara masih menikmati tidur siangnya, namun tiba-tiba seseorang mengganggu tidurnya.

"Di sini ternyata," ujar seseorang, suara seorang wanita.

Saat Dikara membuka matanya, tatapannya langsung bertemu dengan Ratu yang sedang menyelipkan rambut ke belakang telinganya. Melihat Dikara dengan posisi sedikit menunduk membuat rambutnya yang tergerai menutupi pandangannya.

Ratu langsung bergeser karena tampaknya Dikara hendak bangun dari posisi tidurnya. Setelah Dikara duduk, tanpa permisi Ratu juga ikut duduk di samping Dikara dengan jarak sejengkal dari Dikara.

"Ra, coba liat gue bentar!" Pinta Dikara.

"Hm?"

"Nah gitu sebentar aja," ujar Dikara.

Dikara merapikan tatanan rambutnya sambil menatap dalam-dalam manik mata Ratu yang mana ada dirinya di dalam sana. Karena tidur tadi membuat rambutnya sedikit berantakan.

Setiap pergerakan Dikara yang sedang menyisir rambutnya menggunakan jari-jari tangannya tak pernah terlepas dari sorot mata Ratu sampai-sampai Ratu tak sadar bahwa sejak tadi dirinya tak berkedip. Jantung Ratu mendadak berdetak sangat cepat, tiba-tiba saja. Seperti saat itu, saat mereka bersembunyi di gang sempit saat beberapa orang mengejar mereka, tidak lebih tepatnya mengejar Dikara namun entah mengapa Ratu harus terlibat aksi kejar-kejaran itu.

Tak tahan karena degup jantung yang semakin menjadi-jadi, Ratu hendak bangkit namun Dikara lebih dulu menahan pergelangan tangannya. "Sebentar lagi," ujarnya begitu tenang.

Ratu melepaskan tangannya dari genggaman Dikara, sedangkan laki-laki itu kembali fokus menatap mata indah Ratu dan kembali merapikan rambutnya yang padahal sudah rapi sejak tadi.

"Udah ganteng?" Tanya Dikara.

Ratu mematung mendengar pertanyaan Dikara membuat Dikara tertawa kecil. "Kalo belum ganteng kita bakal kayak gini terus," imbuh Dikara pura-pura kembali merapikan rambutnya

Hello, DikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang