15/. MARAHNYA SANG WAKIL KETUA REBELLION

2.7K 278 201
                                    

Makasih untuk vote dan komentarnya di part-part sebelumnya, makasih karena udah suka sama cerita ini dan makasih uda nyemangatin aku buat tetap lanjut cerita ini. Semoga di part-part selanjutnya kalian masih berbaik hati untuk vote dan komentar di cerita ini❤️

TYPO MUNGKIN BERTEBARAN

HAPPY READING

Sesi belajar mengajar sudah berlangganan sejak beberapa jam yang lalu dan sebentar lagi bel istirahat akan berbunyi namun sepertinya Dikara tidak sabar untuk keluar lebih dahulu. Dikara merasa harus ke toilet sekarang karena merasa mengantuk, jadi lelaki itu meminta izin pada sang guru yang sedang mengajar. "Ya, Dikara. Ada yang ingin kamu tanyakan?" Tanya sang guru.

"Permisi, Pak. Mau ke toilet."

"Sekarang? 10 menit lagi istirahat," ujar sang guru namun Dikara hanya diam tak menjawab. "Baiklah, silakan!"

Dikara beranjak dari kursinya, suara kursi yang bergeser entah mengapa membuat atensi seisi kelas tertuju pada Dikara, tak terkecuali Ratu.

Semua pasang mata masih memperhatikan sampai Dikara sampai pemuda itu berjalan keluar kelas dengan santai.

Dikara berjalan menuju toilet, ruang koridor cukup sepi karena memang masih dalam jam pelajaran. Ada beberapa siswa yang berlalu-lalang di luar kelas, Dikara juga tidak tahu mereka kelas berapa dan berada di kelas apa. Mungkin mereka berada di luar kelas untuk sekedar ke toilet atau bisa jadi izin ke toilet namun malah pergi ke kantin

Setelah menghabiskan waktu sekitar 3 menit, Dikara sampai di toilet. Saat Dikara membuka pintu toilet laki-laki indera penciuman Dikara langsung disambut dengan bau asap rokok dan beberapa siswa berseragam sekolah sama yang ada di dalam toilet pelakunya.

Mereka tampak terkejut saat Dikara masuk, entah karena takut jika yang masuk guru atau memang mereka takut pada Dikara.

Dikara berjalan mendekat pada tiga orang siswa yang ada di dalam toilet. "Lain kali pintunya dikunci dari dalam, bahaya kalau ada yang masuk terus ngelapor sama guru," ujar Dikara seraya mengambil satu batang rokok milik tiga orang siswa itu tak lupa Dikara juga membakar ujung rokoknya dengan pemantik rokok sekalian.

Jika beruntung, merokok di toilet akan aman jika tidak ketahuan oleh guru.

Tiga murid itu hanya diam, sepertinya mereka memang takut pada Dikara.

Dikara berjalan begitu saja ke salah satu bilik yang ada di dalam toilet seraya menghembuskan asap rokok yang tadi sempat ia hisap. Tak lupa Dikara mengunci pintu bilik dari dalam.

Dikara duduk di kloset duduk yang tertutup. Saat sedang asyik menikmati sebatang rokok yang terselip di antara jemarinya, suara pintu terbuka sepertinya ada beberapa siswa yang masuk ke dalam toilet. Seketika toilet menjadi berisik karena suara mereka yang kuat.

"Wow, rokok mahal ni gue minta satu ya," ujar salah satu siswa.

Dikara awalnya hanya diam menikmati sebatang rokoknya tanpa berniat memperdulikan obrolan yang ada di luar bilik. Namun suara mereka benar-benar mengganggu.

Terdengar suara tawa dari luar bilik. "Gue tadi liat si Ratu pergi sekolah bareng cowok." Suara yang sama kembali terdengar.

"Gue heran, Ratu rela nolak gue demi bocah ingusan."

Suara tawa kembali terdengar dari orang yang sama. "Mungkin dia pacaran sama bocah biar bisa dimanfaatin," timpalnya.

"Yang iyanya Ratu nolak lo karena dia trauma pacaran sama orang ganteng, takut diselingkuhi lagi," ujar salah satu temannya diakhiri tawa meledek.

Hello, DikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang