19/. BUCINABLE

1.8K 188 20
                                    

50 vote dan 50 komentar untuk lanjut, yuk bisa yuk❤️

Typo mungkin bertebaran

Happy Reading

Kemarin seharian Ratu lewati dengan tak bergairah sedikitpun, sepanjang hari saat di sekolah sorot matanya seperti mencari keberadaan Dikara, baik di kelas, di keramaian, perpustakaan, kantin dan di bawah pohon kesukaan Dikara barangkali Dikara tiba-tiba muncul, namun sialnya tidak.

Tak terasa sudah dua hari Dikara tidak masuk sekolah. Seperti hari-hari kemarin, hari ini Ratu berangkat sekolah dengan tidak bersemangat. Disandarkan kepalanya punggung Abian, pikirannya entah melayang ke mana-mana memikirkan Dikara.

Apa Dikara menyukainya?

Apa Dikara hanya main-main dengannya?

Apa Dikara hanya mempermainkan perasaannya?

Pertanyaan yang dua hari terakhir selalu menghantui Ratu.

Tentang cerita yang Ratu tulis, tentu saja isinya sama dengan yang gadis itu alami saat ini.

"Ra, lo beneran jadian sama Dikara anak geng motor itu?" Tanya Abian, karena sudah dua hari SMA Merdeka geger dengan kabar jadian Ratu dan Dikara. Namun melihat bagaimana tingkah Ratu dua hari ini tidak mencerminkan sebagai biasanya seseorang yang tengah kasmaran.

Ratu hanya berdeham, tak memberi respon lebih pada adik laki-lakinya itu.

Abian malah berpikir Ratu seperti ini karena beberapa gosip miring yang ada di sekolah, tentu saja pasti ada yang tidak suka karena Ratu berpacaran dengan siswa terkenal di sekolah. Ada yang menyebarkan gosip bahwa Ratu yang lebih dulu menggoda Dikara, bahkan ada yang mengatakan bahwa yang memulai hubungan antara keduanya adalah Ratu.

Saat Ratu dan Abian sampai di sekolah ternyata sudah ada Dikara di sana bersama Garda dan Noah, tampaknya Garda dan Noah pamit untuk ke kelas lebih dulu sehingga kini hanya tinggal Dikara.

Dikara berjalan santai menghampiri Ratu, dapat Ratu lihat Dikara tersenyum begitu hangat ke arahnya. Sungguh bagaimana bisa hanya tidak masuk sekolah dua hari membuat laki-laki itu bertambah tampan berkali-kali lipat seperti ini. Jangan lupakan bandana yang setia bertengger menghiasi celana sekolah, serta baju seragam yang dengan sengaja laki-laki itu biarkan— tidak ia masukkan ke dalam celananya.

Sedangkan Ratu hanya diam saja, masih merasa kesal karena Dikara menghilang tanpa kabar selama dua hari. Namun dengan santainya laki-laki tampan di hadapan ini berjalan mendekat sambil tersenyum begitu tampannya ke arahnya.

Abian yang peka langsung pergi menuju kelasnya, meninggalkan Dikara dan Ratu berdua. Saat melewati Dikara, Abian sedikit menunduk untuk menghormati Dikara sebagai kakak kelas sekaligus kekasih kakak perempuannya itu.

Dikara semakin mendekat. "Hai, pacarku. Apa kabar?" Sapanya.

Namun tampaknya Ratu masih kesal pada Dikara, bisa-bisanya setelah menghilang dua hari tanpa kabar laki-laki itu masih bisa tersenyum dan menanyakan kabarnya.

Tunggu, apa katanya? Pacarku?

Jika tidak dalam suasana hati yang buruk sudah dapat dipastikan Ratu akan salah tingkah tingkat dewi.

Ratu mengumpat dalam hati, gadis itu memutuskan hendak berjalan lebih dulu ke kelas namun tangannya dicekal oleh Dikara. "Mau ke mana?" Tanya Dikara.

Ratu menatap pergelangan tangannya yang digenggam oleh Dikara. "Ke kelas," sahut Ratu acuh tak acuh.

"Lo kenapa?" Tanya Dikara, karena merasa Ratu berbeda hari ini.

"Gak papa."

Ratu mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Dikara, namun bukannya terlepas genggaman Dikara semakin erat di pergelaran tangannya. "Gue tanya lo kenapa?" Tanya Dikara serius namun suaranya masih terdengar lembut, tidak ada bentakan di setiap katanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello, DikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang