DUA PULUH DELAPAN

23 14 6
                                    

I'm coming!
HAPPY READING YAWW
.
.
.
.
.
EITSS, JANGN LUPA VOTE
KOMENNYA JUGA
.
.
.
Yg berbuat baek gue doain semua urusannya dilancarkan sama Allah AAMIIN!
.
.
.
.

Setelah banyak sekali drama di dunia persekolahan, akhirnya libur semester tiba. Semua siswa-siswi dengan pastinya bersuka cita menyambut hal tersebut. Termasuk halnya Dita.

Gadis itu sekarang tengah makan dan duduk di meja makan keluarganya. Di sana, berbagai macam hidangan yang telah dimasak oleh Mami dan kakak iparnya sudah tersebar di atasnya. Manik mata milik Dita sudah tak lagi heran dengan hal tersebut, apalagi malam ini adalah acara makan besar bersama keluarga besar.

"Uhuk-uhuk.."

Sorot mata milik sang gadis teralihkan ke sumber suara. Pelakunya tidak lain adalah Adit. Ya, ada Adit di sana. Meskipun ada jarak antara Dita dan Adit, keduanya tidak ingin berlarut-larut di dalamnya, terlebih lagi apabila berada di ranah keluarga besar.

Adit tersedak benar-benar begitu heboh. Entahlah apa yang terjadi, sepertinya dia telah berhasil melahap dengan sempurna duri ikan gurame.

"Kasih minum gih" colek Arka yang duduk di sebelah Dita.

Ternyata gelengan kepala yang Dita berikan terhadap Arka.

"Kalo dia mati di sini gimana? Kesian tau" Dita masih belum tergerak.

Lagi dan lagi, bukan Arka namanya jika tidak berhasil membuat Dita yakin dan mempercayai segala ucapannya.

"Emang lo mau ntar dia mati di sini? Trus ada sutradara Indosinar dateng lalu bikin judul mantanku mati di ruang makanku karena tersedak duri ikan gurame yang dimasak oleh kakaknya sendiri. Mau lo kayak gitu?!"

"Dih, serem amat mulut lo kalo ngomong Bang"

"Makanya dikasih minum"

"Ogah! Lo aja yang kasih" tegas Dita menolak mentah-mentah.

"Kelamaan kalo gue. Kan lo duduknya deketan tuh dengan dia, jadi lo aja"

"Resek banget lo jadi Abang gue!"

Sudah. Setelah itu tidak ada lagi debat singkat antara Arka dan Dita. Hal itu karena Dita memilih untuk menyerah dan mengikuti ucapan Arka.

Dita mengambil gelas kosong dan menuangkan air ke dalamnya. Setelahnya, diberikan air tersebut kepada Adit yang duduk tepat dihadapannya.

Banyak sekali mata yang memandang kepada keduanya. Mereka semua awalnya sedikit syok, namun tidak lagi setelah Adit menyambut air tersebut.

"Minum"

Adit tidak menjawab, ia hanya fokus pada dirinya yang benar-benar memerlukan air untuk diteguk. Melihat suguhan air yang diberikan oleh Dita, Adit langsung menyambarnya.

"Wuhuu! Rencana gue berhasil!" Sorak Arka pada wanita disebelahnya, namun nahas mendapat pelintiran dari Anin.

"Biasa aja bisa nggak, Ka? Ga usah heboh. Ga enak kalo diliatin. Malu tau"

"Eh, i-iya-iyaa.. tapi jangan dicubit juga dong sayang. Sakit tau" keluh Arka berusaha sedikit menjinakkan Anin agar menyudahi pelintiran itu.

Di seberang tempat Dita duduk, Adit berhasil meneguk segelas air tanpa meninggalkan sisa. Cowok itu benar-benar menghabiskannya. Tanpa menyisakan setitik air.

"Haus apa gimana ini orang?" celetuk Dita mengamati Adit sejak menerima gelas sampai dengan menghabiskan isi dari gelas itu.

"Thanks, buat airnya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang