🌻 14. Hot Desire (everytime we kiss) 🌻

479 45 56
                                    


Semenjak mengecap rasa bibir Kanao yang manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semenjak mengecap rasa bibir Kanao yang manis. Kepuasan tidak pernah didapatkan Tanjirou dengan hanya sebuah kecupan ringan nan singkat. Ciuman yang sekadar menempel pun bukan lagi menjadi tujuan dan kesenangannya. Dia selalu menutut lebih pada bibir Kanao yang tengah dilumatnya seperti sore ini di dalam Lab Komputer.

Perkataan Zenitsu maupun teman-teman mereka saat di atap memang benar adanya. Saling mengecap rasa membuatmu merasakan sensasi asing yang menyenangkan, sekaligus candu melebihi kokain.

Kanao dengan kedua pergelangan tangan terikat dasi, semakin membakar gairah Tanjirou untuk terus menjamah bibir gadis yang terpejam dalam dekapannya.

Tidak ada insiden menyatakan perasaan atau saling terikat sebelumnya dari kedua belah pihak masing-masing. Namun, buah dari pertanyaan Tanjirou tempo hari, berciuman dan saling bersentuhan seolah menjadi kebutuhan wajib bagi keduanya saat mereka sedang bersama. Pada setiap kegiatan belajar yang tercipta, Tanjirou lah yang akan mendominasi ciuman panas mereka.
Entah itu di perpustakaan, kelas yang kosong, hingga di Lab Komputer seperti saat ini.

Wajah Kanao merah terbakar. Lantaran Tanjirou hanya melepas tautan bibir mereka ketika keduanya membutuhkan pasokan oksigen dari kegiatan candu itu. Tanjirou mencondongkan wajahnya pada Kanao untuk kembali menciumnya. Terus seperti itu tatkala sang gadis baru saja selesai menarik napas panjang.

"Tunggu, Tanjirou, bisakah kau melepas ikatanku dulu? Pergelangan tanganku sakit sekali," pinta Kanao memelas.

Reflek kepala merah Tanjirou mundur ke belakang. Menimbang-nimbang apakah harus memenuhi permintaan Kanao atau tidak. Lantas sebuah rencana kecil terlintas di kepalanya.

"Aku akan melepaskan dasi itu. Dengan satu syarat, kau lah yang harus menciumku duluan. Deal?"

Seringaian kemenangan tersungging di bibir merah Tanjirou saat kanao kesulitan menelan saliva. Di setiap ciuman yang tercipta, Tanjirou lah yang akan selalu memulai duluan. Sementara Kanao sendiri akan menjadi pihak pasif penerima.

Permintaan Tanjirou pun membuatnya gugup setengah mati. Dia ingin sih, melakukannya duluan. Tapi, rasa malu kerap mengalahkan keinginannya.

"Jadi, kau lebih suka melakukannya sambil terikat?"

"Aku...." perkataan Kanao menggantung di udara. Tanjirou senang sekali mempermainkannya kalau sudah begini.
"Buka. Aku akan melakukannya," determinasi Kanao memancar kuat melalui pancaran matanya yang jernih.

...

Tawa Tanjirou nyaris pecah sewaktu gadis di hadapannya berwajah merah seperti kepiting rebus. Dia sangat menikmati ekspresi malu-malu itu.
Ayolah, ini bukan pertama kalinya mereka berpagutan hingga seragam yang Kanao kenakan berantakan di bagian tertentu.
Tanpa menunggu lama, tatapan Kanao berubah serius berpusat pada Tanjirou yang sudah menguasai diri dari derai tawa jahilnya.

His Precious Butterfly ✔️ [ REVISI ✔️ ] || TanjiKanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang