🌻 39. Hot Desire (Made a good mood) 🌻

317 20 148
                                    


Sudah dua hari terlewat semenjak kedatangan Nyonya Kie tempo hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua hari terlewat semenjak kedatangan Nyonya Kie tempo hari. Bertandang secara singkat di kediaman Wisteria. Menemui anak tertua dan calon menantunya yang kebetulan sedang berada di rumah. Dari anak perempuannya pula, ia mengetahui bahwa Tanjirou mengalami musibah. Akibat menyelamatkan cucunya yang nyaris disambar kendaraan dengan rem mobil yang blong.

Masih memegang pisau dapur guna memotong kentang dan wortel untuk bahan makan malam. Nyatanya pikiran Kanao tidak sinkron dengan gerakan tangannya. Alhasil jari telunjuknya tergores oleh tajamnya pisau dapur yang menyayat. Gegas ia membasuh jarinya yang mengeluarkan sedikit darah di bawah air keran yang mengalir deras. Lalu melap jarinya dengan tisu makan yang bertengger di dekat rak cuci piring.

Hal itu tidak memancing keterkejutan atau rasa panik pada presensi selain dirinya di dapur. Malahan, pria sakit yang merangkap sebagai calon suaminya hanya memberi pandangan datar. Seolah sudah menduga bahwa kejadian kecil seperti ini akan terjadi. Lantaran tidak hari ini saja Kanao kedapatan melamun di tengah aktifitas yang sedang ia lakukan. Justru hal itu menanamkan sedikit kekhawatiran di benak Tanjirou yang setia memperhatikannya sejak tadi. Ia bahkan tidak tahu. Apakah Kanao menyadari kehadirannya atau hanya dianggap angin lalu.

"Coba tunjukkan jarimu," perintahnya.

Kanao sedikit tersentak mendengar suara maskulin dari balik punggungnya. Saat berbalik, raut wajahnya menunjukkan keheranan mendapati Tanjirou yang duduk di salah satu kursi di meja makan.

Pria itu mendesah kecil. Sudah pasti Kanao tidak menyadari kehadirannya yang sejak tadi memperhatikan gadis itu.

"Aku menunggumu memperhatikanku sejak tadi. Setidaknya menyadari kehadiran calon suamimu dan memberi sebuah senyuman manis. Tapi sepertinya, kau malah asyik dengan duniamu sendiri. Sampai-sampai aku terabaikan."

"Sejak kapan kau ada di sini?" Kanao balik bertanya. "Kau selalu berhasil mengejutkanku, kau tahu." Ditariknya kursi terdekat dan mengambil duduk tepat di samping Tanjirou.

"Jarimu. Apa lukanya tidak dalam?" tanya Tanjirou sekali lagi. Mengingatkan agar Kanao menunjukkan jari telunjuknya yang lentik, yang tergores ujung pisau tajam.

Gadis itu mengulurkan tangan demi menunjukkan jari telunjuknya agar Tanjirou bisa melihat dengan leluasa.

"Sebenarnya apa yang kau pikirkan akhir-akhir ini? Kau bisa membaginya denganku. Jangan memendam semuanya sendirian. Itu tidak baik dan membuatku khawatir."
Tanjirou mendekatkan jari Kanao yang tergores kecil. Mengusap dengan ibu jarinya secara lembut lalu menjilatnya perlahan penuh minat.

Tidak cukup sampai di sana. Jari Kanao ia masukkan ke dalam mulutnya. Mengulumnya seperti sedang menikmati sebatang lollipop. Memberi isapan dan jilatan sensual yang memicu Tubuh Kanao meremang.

Mendadak tubuh Kanao seolah tercuri napasnya. Detak jantungnya berdebar setingkat lebih cepat dari yang seharusnya.

"Tanjirou... apa yang kau lakukan? Hentikan, kau membuatku geli," pinta Kanao berwajah merah padam.
Hanya isapan dan jilatan jarinya oleh mulut Tanjirou. Seketika bisa membuatnya merasa panas dingin dalam sekejap.

His Precious Butterfly ✔️ [ REVISI ✔️ ] || TanjiKanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang