🦋 25. Another Kamado

210 35 42
                                    


Pasangan Kamado dikenal mempunyai empati yang tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasangan Kamado dikenal mempunyai empati yang tinggi. Begitu pula dengan ketiga anak mereka yang terkenal rendah hati dan gemar menolong sesama. Salah satunya adalah Nezuko Kamado; putri kedua dari tiga bersaudara.

Gadis cantik dengan tinggi semampai itu memberhentikan laju mobil putihnya di pinggir jalan. Dia sedang dalam perjalanan menuju restoran kakaknya; Tanjirou Kamado.

Dapat ia lihat dari spion samping. Seorang wanita muda tengah menunggu sendirian di halte bus yang nyaris kosong. Lantaran baru saja salah seorang calon penumpang dari mereka dijemput pergi. Lantas berakhir dengan meninggalkan wanita itu menunggu sendirian. Ia yakin, wanita muda yang kelihatan menggigil, adalah salah satu perawat di Rumah Sakit yang ia lewati barusan. Entah benar perawat atau barangkali jabatan penting lainnya.

Nezuko melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya. Ini sudah lewat dari jam 10 malam. Jadwal pemotretannya hari ini sungguh padat sampai memakan waktu lima jam lebih. Jadilah ia kemalaman usai melakukan pekerjaannya.

Dia sangat yakin bahwa tidak ada lagi bus yang akan beroperasi di tengah hujan deras, dan larut malam seperti ini. Bukankah menunggu di halte sama saja dengan menelan asa yang tak kunjung tiba?
Alih-alih memundurkan kendaraan. Gadis itu turun dari mobil dengan sebuah payung yang cukup lebar dan besar. Lebih dari cukup untuk menaungi dua orang manusia.

Suara halusnya terdengar khawatir. "Halo, maaf jika aku bersikap sok akrab. Tapi kurasa, sudah tidak ada lagi bus yang beroperasi di tengah cuaca ekstrem seperti ini," ungkapnya penuh kekhawatiran.

Kanao cukup sopan untuk mendengarkan hingga selesai perkataan gadis asing di hadapannya.
Nezuko berusaha bersikap baik dengan menawarinya tumpangan agar mau pulang bersama.

Awalnya Kanao menolak secara halus dengan pertimbangan tidak ingin pergi dengan orang asing. Sangat beresiko dan patut dicurigai.
Namun, setelah ada informasi resmi mengenai bus yang tidak bisa beroperasi malam ini, lalu Nezuko menyebutkan tujuannya. Dia akhirnya menyerah dengan bujukan sarat akan kekhawatiran.

Untuk kali ini Kanao bersedia menerima kebaikan gadis asing yang terlihat familier baginya. Gadis itu mengingatkannya pada seseorang. Tetapi, Kanao tidak tahu dengan siapa pastinya.

...

Tidak banyak percakapan selain rinai hujan yang menemani sepanjang perjalanan. Butirannya semakin deras begitu pula angin yang bertiup lebih kencang dari sebelumnya.

Sesampai mereka di kediaman Wisteria. Ibu muda bermarga Tsuyuri itu dilanda kekhawatiran jika harus melepas Nezuko kembali berkendara sendirian. Tawaran menginap pun dilontarkan tanpa keraguan. Entah mengapa hati kecilnya berkeras agar membalas kebaikan gadis berparas jelita dengan manik memesona itu.

"Tidak apa-apa Kanao-san. Aku bisa melanjutkan perjalanan. Tempat kakakku sudah dekat, jangan terlalu mencemaskanku." Tutur Nezuko ramah mengulas senyum simpul. Mereka memang sempat berkenalan singkat saat berada di mobil.

Petir kian menggelegar disertai intensitas hujan meninggi menarik percakapan mereka seolah tenggelam.
Suhu udara bertambah rendah menyebabkan tubuh sang gadis tanpa sengaja menggigil.

"Aku akan merasa bersalah sepanjang hidupku, jika membiarkanmu pergi dalam keadaan menggigil dan cuaca buruk seperti ini. Tidakkah kau sadar kalau bisa saja badai akan datang sekarang? Kumohon, masuklah, ada beberapa kamar kosong di dalam rumahku."
Keputusan final akhirnya dimenangkan oleh Kanao.

Mereka memasuki rumah berlantai dua di tengah mengerikannya suara angin dan petir bersahutan. Suara khas anak kecil berlari langsung menyambut kedatangan Kanao sesaat pintu depan terbuka lebar. Seorang anak kecil menghambur dalam pelukannya begitu ia sudah masuk sepenuhnya. Menyusul kemudian Aoi datang dengan tergesa.

"Kanao? Kaukah itu?" tanyanya sedikit gusar.

"Kau masih bangun, Sumi-chan?"

Terdengar desah kelegaan. "Syukurlah. Kupikir kau tinggal di Rumah Sakit mengingat curah hujan yang tinggi dan mengerikan." Aoi bergidik. Antara campuran ngeri dan kedinginan.

Kanao tersenyum pada Aoi. Sambil mengusak rambut halus Sumihiko yang semakin hari terlihat sama persis, seperti milik ayah biologisnya. Digendongnya Sumihiko untuk duduk di sofa ruang tamu mereka. Tak lupa mengajak Nezuko ikut serta.

Diperkenalkannya Nezuko pada Aoi secara singkat. Tidak bisa membiarkan gadis muda pergi seorang diri pada malam yang larut dan mencekam. Pendar merah muda Nezuko tidak lepas menatap kehadiran Sumihiko yang menempel ketat pada Kanao. Terlintas banyak tanya melihat betapa anak kecil itu amat mirip dengan fisik salah satu anggota keluarganya.

"Dia Sumihiko, anakku. Usianya baru 5 tahun."

Nezuko tampak terkejut. Pasalnya dilihat dari segi manapun. Penampilan luar Kanao tidak menggambarkan bahwa dia adalah ibu muda yang mempunyai seorang toddler. Kanao berparas cantik. Tubuhnya langsing dan perawakannya macam gadis yang berada pada awal dua puluhan.

Detik itu juga Nezuko merasa keputusan menginap adalah hal yang tepat. Intuisinya sebagai wanita mengisyaratkan bahwa ini bukanlah pertemuan terakhirnya dengan Kanao.

🦋

Seperti mempunyai sihir ajaib. Sumihiko mampu merebut atensi Nezuko dalam sekejap mata. Tingkah malu-malu dan wajah bulat manis itu tak henti curi pandang ke arahnya.

"Kakak cantik," suaranya cadel menggemaskan sebelum Nezuko masuk ke dalam kamar tamu.

Badan Nezuko direndahkan, mensejajarkan pandangan mereka berdua.

"Terima kasih, Sumihiko. Kau juga tampan dan menggemaskan. Melihat Sumihiko, mengingatkan kakak pada seseorang," dicubitnya pipi gembil anak kecil itu dengan gemas.

Kepergian keduanya kian menambah daftar tanya dalam benak Nezuko.
Selepas ini dia harus meminta penjelasan pada seseorang. Dia yakin, kedua presensi yang menghilang di ujung sana terkait dengan salah satu saudara lelakinya.

TBC...

Halo, Blue di sini 💕 rasanya udah lama sekali enggak datang menyapa 😆Okee, jadi ini dia revisi buku HPB versi 'memperhalus adegan dewasa TanKana' yang dulu kuwacanakan 🤭 jangan sedih yess (emang ada yg sedih?) Adegan manis-manisnya tetap enggak...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, Blue di sini 💕 rasanya udah lama sekali enggak datang menyapa 😆
Okee, jadi ini dia revisi buku HPB versi 'memperhalus adegan dewasa TanKana' yang dulu kuwacanakan 🤭 jangan sedih yess (emang ada yg sedih?) Adegan manis-manisnya tetap enggak berkurang banyak kok 🤭💕
Lalu, terima kasih juga untuk para pembaca baru maupun lama yang masih setia sama buku ini 💕🌹 terima kasih bnyk atas cinta dan dukungannya ✨✨

His Precious Butterfly ✔️ [ REVISI ✔️ ] || TanjiKanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang