🦋 32. In the Middle of Twilight

225 19 15
                                    


Sikap seseorang terkadang lebih rumit dari rumus suatu pelajaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sikap seseorang terkadang lebih rumit dari rumus suatu pelajaran. Tidak bisa secara gamblang untuk dipahami maupun diprediksi. Salah satunya seperti seorang Tanjirou Kamado. Pria dengan anting Hanafuda itu menghilang tanpa jejak. Tanpa kabar, tanpa pemberitahuan. Benar-benar menghilang seolah ditelan bumi.

Sontak orang yang paling merasa dirugikan secara hati dan mental. Tentu adalah satu-satunya wanita muda beranak satu di Kediaman Wisteria.

Nomer ponselnya tidak pernah aktif. Mencoba berkirim pesan via teks atau menelepon pun menjadi percuma. Terakhir kali mereka berkomunikasi adalah pada saat Kanao mengkonfirmasi menu catering untuk TK Bunga Fuji. Satu-satunya hubungan profesional yang terjalin di antara keduanya. Setelahnya, hanya Inosuke dan Zenitsu yang bisa ia temui saat mengunjungi restoran. Memberi segumpal kekecewaan pada Sumihiko dan sebentuk kekesalan pada Kanao.

Baik Nezuko maupun duo Kamaboko, sepertinya telah sepakat untuk tutup mulut mengenai keberadaan Tanjirou. Memblokade segala informasi yang sekiranya bisa Kanao dapatkan dari mulut mereka. Praktis Kanao tidak bisa berbuat banyak.
Yang dia coba lakukan hanya berusaha untuk berpikir positif selama yang dibutuhkan.

Dua Minggu bukan waktu yang sebentar. Tidak hanya bagi Kanao. Namun Sumihiko pun sepertinya kangen berat pada Papanya yang pintar memasak. Tidak sekali dua ia menanyakan perihal keberadaan sang papa tersayang. Hal itu kian membebani Kanao yang tidak tahu apa-apa. Demi sang anak, berbohong pun dengan lancar ia utarakan.

Mengarang cerita, kalau sang papa sedang pergi ke luar kota karena suatu alasan. Tidak menyerah sampai di situ. Dengan wajah memelas yang imut sering pula Sumihiko meminta untuk sekadar video call saat di rumah. Air mata adalah senjata ampuhnya meluluhkan Kanao.

"Sumi-chan, dengar. Papa Tanjirou benar-benar tidak bisa diganggu untuk saat ini. Dia sedang sangat sibuk. Teleponnya lain kali saja ya?"

Mata bocah itu berkaca-kaca. "Apa papa udah nggak sayang lagi sama Sumi? Dia nggak pernah lagi datang ke lumah buat main sama Sumi...."

Di titik ini rasanya kepala dan hati Kanao serasa dihantam sesuatu yang menyakitkan. Bingung mencari alasan apalagi untuk menutupi kepergian Tanjirou yang tanpa kabar.

Tanjirou brengsek. Akan kubunuh jika kau berani kembali ke sini, umpatan dalam hati satu-satunya cara untuk melenyapkan kekalutan samar Kanao.

Saat bekerja pun. Pikiran mengenai kepergian Tanjirou yang mendadak terkadang mengalihkan konsentrasinya. Fokusnya tercuri. Membuat ia harus ekstra penuh memusatkan perhatian pada para orang tua yang datang berkonsultasi. Memeriksa dan membicarakan perkembangan mengenai kebutuhan gizi anak mereka.

Segala praduga mulai dimunculkan oleh otak Kanao yang berpikir mengenai keberadaan Tanjirou.
Memetakan berbagai alasan yang sekiranya melatarbelakangi kepergian pria itu. Tanpa pernah berniat membagi secuil informasi apapun padanya.

His Precious Butterfly ✔️ [ REVISI ✔️ ] || TanjiKanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang