CHAPTER 3. ANOTHER ROOM

1.1K 131 5
                                    

Saat pintu terbuka, Karina melihat sebuah kamar yang sangat besar dan megah, bahkan lebih besar daripada apartemennya di Seoul.

"Eoh? Apakah perpustakaan ini masih memiliki ruangan lain?" bingung Karina. 

Ia merasa telah menjelajahi setiap sudut perpustakaan, dan pikirnya, pintu itu adalah ujung dari segala sesuatu. Ternyata, di balik perpustakaan yang ia kira sudah selesai, terdapat sebuah ruangan yang sangat megah baginya. Saat melangkah masuk, angin kencang menerpa wajahnya dan suhu udara langsung terasa dingin.

"Apakah sekarang aku masuk ke dunia lain?" tebak Karina dengan nada bercanda, karena ia merasa tidak mungkin ada ruangan lain di ujung perpustakaan, mengingat di belakangnya terdapat jurang.

"Eyy... tidak mungkin, kan?" jawab Karina sambil tertawa canggung, menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. 

Ia segera membelalakkan matanya dan melihat ke belakang ke arah pintu. Karina bernafas lega saat melihat pintu itu masih ada di tempatnya.Dengan hati-hati, Karina menjelajahi ruangan itu, melangkah ke setiap sudut, hingga ia berhenti di depan jendela. Saat ia melihat keluar, ia mundur sambil menutup mulutnya, terkejut melihat taman megah dengan air mancur yang indah di luar jendela.

"Tidak mungkin... di puncak gunung ada taman sebesar ini?!" serunya kaget.Tanpa disadari, ia terpana oleh pemandangan menakjubkan di depannya, ditemani oleh cahaya senja yang memukau. 

"Wahh... sangat cantik," gumam Karina dalam hati.

Setelah matahari tenggelam dan malam tiba, Karina tersadar. Ia langsung berlari menuju pintu, namun saat mencoba membukanya, ia mendapati pintu itu terkunci. Padahal sebelumnya, pintu tersebut tidak terkunci. 

Dalam kepanikan, ia mencoba menggedor-gedor pintu, tetapi tetap tidak bisa membukanya.Saat berpikir, Karina mendengar pintu megah di sisi lain terbuka. 'Aishh, mengapa ada begitu banyak pintu?' batin Karina panik. 

Tanpa berpikir panjang, ia segera bersembunyi di bawah tempat tidur dan menutup mulutnya.Dari tempat persembunyiannya, ia melihat sepasang kaki menyeret tubuh manusia yang tampak tak bernyawa, sangat kurus, kering, dan pucat. 

'Apa itu?' batin Karina sambil menahan napas.

Mayat itu diletakkan sembarangan, sementara sepasang kaki tadi mendekati tempat tidur. Karina merasakan tempat tidur di atasnya bergerak karena orang tersebut naik ke atasnya.Setelah beberapa saat terdiam dalam kesunyian, Karina bertanya-tanya, 'Apa orang itu sudah tidur?'

Karena merasa tercekik oleh ketegangan, ia perlahan-lahan merangkak keluar dari kolong tempat tidur, berusaha bergerak menuju pintu. Dengan hati-hati, ia berdiri dan melirik ke samping, memastikan orang itu tidak terbangun.Namun, saat Karina melihat ke tempat tidur, ia tidak melihat siapa pun di sana. Ia meneguk ludah dan menggigit bibirnya... begitu ia berbalik...



"Akhhh!!!" teriak Karina kaget, tanpa sengaja menggigit bibirnya hingga berdarah. Ia hampir saja merasakan serangan jantung ketika tiba-tiba seorang pria berdiri di depannya, menatap Karina dengan tatapan datar, tetapi sorot matanya sangat tajam.



#Revisi

The Blood [HEERINA] END S1_REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang