CHAPTER 17. MAIN PALACE 2

804 89 2
                                    

"Aku akan menjodohkanmu dengan putri dari keluarga Grand Duke, Putri Minji," ucap sang Raja dengan nada serius. Mendengar hal ini, Heeseung menatap ayahnya dengan tajam.

"Yang Mulia pernah berkata bahwa tidak akan ikut campur dalam kehidupanku, asalkan aku menjalani hidup dengan baik. Tapi tiba-tiba, apa ini? Menikah?" jawab Heeseung, nada kesalnya jelas terdengar.

"Aku hanya ingin kau memiliki pendamping. Lagipula, di usiamu yang sekarang, sudah seharusnya kau menikah," sahut Raja dengan tenang.

"Tidak perlu. Hidupku sudah cukup sulit tanpa tambahan ini. Jangan menambah beban hidupku, Yang Mulia," balas Heeseung dengan suara yang semakin dingin.

Raja hanya tersenyum tipis, tak terpengaruh oleh penolakan Heeseung. "Terserah bagaimana pendapatmu... tetapi, aku sudah mengirim surat lamaran ke keluarga Grand Duke," jawabnya, tanpa ragu.

Merasa marah karena keputusan sepihak ini, Heeseung berbalik hendak meninggalkan ruangan. Namun, sebelum Heeseung benar-benar keluar, Raja berbicara lagi, "Datanglah ke pesta pelantikan Putra Mahkota."

Heeseung mengabaikan kata-kata terakhir itu, langsung melangkah keluar ruangan tanpa menoleh. Di ambang pintu, ia disambut oleh Permaisuri yang berdiri di sana dengan senyum tipis penuh kemenangan.

'Jadi, pernikahan ini hanyalah satu lagi rencana Permaisuri untuk menyingkirkanku,' pikir Heeseung. Tak memedulikan kehadiran Permaisuri, Heeseung segera menghilang dengan kemampuan teleportasinya, kembali ke istananya. Melihat cara Heeseung yang langsung pergi tanpa hormat, raut wajah Permaisuri langsung berubah masam.

"Anak itu benar-benar kurang ajar," gumam Permaisuri sambil menghela napas. Ia lalu melangkah masuk ke ruangan Raja.

"Yang Mulia," sapanya lembut, mengambil tempat di sofa di samping Raja. Sang Raja hanya melirik singkat sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya. "Bagaimana soal pernikahan Pangeran Heeseung?" tanya Permaisuri, mencoba membuka pembicaraan.

Raja mengalihkan pandangan ke arah Permaisuri, menatapnya dengan ekspresi dingin. "Bukankah dari awal kau sudah tahu bagaimana tanggapan Heeseung? Aku masih tidak mengerti mengapa kau bersikeras menjodohkannya dengan Putri Minji. Apa kau yakin alasannya hanya untuk memberinya pendamping hidup?"

Permaisuri tersenyum tipis. "Hmm, jadi Pangeran Heeseung menolak, ya," ujarnya, tampak tak terkejut. "Namun, bagaimana pun juga, surat lamaran sudah dikirim, dan keluarga Grand Duke sudah menerima lamaran tersebut. Alasan lain aku meminta Yang Mulia menjodohkan Pangeran Heeseung dengan Putri Minji adalah karena aku tak bisa membiarkan keluarga Grand Duke terjerumus ke ambang kebangkrutan. Bagaimana pun juga, mereka adalah keluarga jauhku, dan telah berjasa besar bagi kerajaan," tambahnya, menyiratkan seakan perjodohan ini demi kepentingan kerajaan.

Raja mendengus pelan. "Itu adalah kesalahan mereka sendiri karena terlalu serakah," ujarnya dengan nada kesal. Baginya, ia ingin agar anak dari wanita yang paling dicintainya, Heeseung, menikah dengan wanita yang ia cintai, bukan dalam perjodohan yang terpaksa. Raja tak ingin anaknya menjalani kehidupan sengsara sepertinya.

Namun, Permaisuri berbicara lagi, nadanya tenang namun penuh perhitungan. "Yang Mulia, jangan terlalu membenci mereka hanya karena satu kesalahan hingga melupakan segala jasa mereka. Dengan sedikit dukungan, aku yakin mereka akan bangkit kembali. Namun, kita tidak bisa mendukung mereka secara cuma-cuma, karena bangsawan lain pasti akan protes. Jika kita menjodohkan Putri Minji dengan Pangeran Heeseung, maka kita akan punya alasan yang sah untuk membantu keluarga mereka."

Raja hanya dapat menghela napas, merasakan kepalanya mulai berdenyut mendengar logika yang disampaikan Permaisuri. Melihat Raja mulai goyah, Permaisuri tersenyum, lalu dengan lembut mengusap punggung Raja.

"Saya yakin Pangeran Heeseung akan menyukai Putri Minji. Meskipun ia sedikit polos, Putri Minji adalah gadis yang cantik. Jadi, Yang Mulia tidak perlu khawatir. Sebagai ibu tirinya, biarkan saya yang mengurus perjodohan ini," ucapnya dengan senyum yang manis, namun penuh rencana.




#Revisi

The Blood [HEERINA] END S1_REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang