CHAPTER 22. FEELING

838 101 1
                                    

Sudah sekitar lima belas menit berlalu, namun Heeseung dan Karina masih tetap dalam posisi yang sama, saling berpelukan. Bahkan, Heeseung mengangkat Karina ke pangkuannya agar lebih nyaman. Mereka menyadari bahwa ini mungkin terlalu lama, namun perasaan mereka seolah memaksa untuk tetap begitu, mengabaikan logika yang mengatakan mereka harus berpisah.

Setelah beberapa saat dalam keheningan, Heeseung memecah suasana. "Aku... tidak tahu kenapa aku melakukan ini," ucapnya pelan.

Karina merasakan semburat malu sekaligus rasa bersalah. Ia merasa sudah terlalu banyak menyusahkan Heeseung, bersikap seperti anak kecil yang butuh perlindungan. Dengan perlahan, Karina melonggarkan pelukannya, memundurkan diri sedikit untuk menatap mata Heeseung yang bersinar lembut di tengah kegelapan. Tatapan itu membuatnya mabuk, tak bisa berpaling.

'Ah, gawat... sepertinya aku... menyukai vampir ini,' batin Karina, gugup.

Tiba-tiba Heeseung menatapnya dalam-dalam dan berkata, "Kamu menyukaiku?"

Kata-kata itu membuat Karina tersentak. Kaget, tanpa sadar ia mendorong dada Heeseung hingga dirinya kehilangan keseimbangan dan jatuh dari pangkuan. "Aduh!" rintih Karina pelan. Melihat Karina terjatuh, Heeseung berusaha membantunya, tapi Karina cepat-cepat mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Heeseung tak mendekat.

"Aku tidak apa-apa," ucap Karina menahan sakit sembari mencoba bangkit. "Mungkin ini sudah terlambat untuk ditanyakan, tapi... apa yang kamu lakukan tengah malam di sini?"

"Aku hanya ingin mengambil barang milikku," jawab Heeseung santai, lalu dengan lembut menarik lengan Karina, membantunya berdiri. Mendapatkan perlakuan manis dari Heeseung, Karina refleks menarik lengannya, membuat Heeseung heran akan perubahan sikapnya yang tiba-tiba.

"Kalau begitu, cepat ambil! Aku ingin tidur lagi," ucap Karina sedikit tergesa, lalu kembali naik ke tempat tidur, membelakangi Heeseung.

'Tidak, tidak, tidak! Aku tidak boleh tergoda oleh sikap manisnya. Sadarlah, Yoo Karina! Lagipula, kenapa dia bersikap begini akhir-akhir ini? Ini membuatku bingung!' batin Karina frustrasi.

Sementara itu, Heeseung masih berdiri mematung, mencoba mencerna perasaan yang baru saja muncul dalam dirinya. Kenapa ia bersikap seperti itu pada Karina? Perlahan ia meraba dadanya yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Setelah beberapa detik, Heeseung menggelengkan kepala, berusaha kembali fokus.

Dia melirik Karina yang berbaring membelakanginya, lalu menarik napas panjang. 'Sepertinya aku terbawa suasana oleh keadaan Karina tadi. Gadis ini, benar-benar membuatku kehilangan kontrol.'

Dengan pikiran yang tak sepenuhnya jernih, Heeseung berbalik ke arah lemari, membuka pintunya, dan mulai mencari barang peninggalan ibunya. Suara berisik dari pencariannya membuat Karina tak bisa tidur, hingga ia menyibak selimutnya, bangkit, dan melihat Heeseung yang sibuk menggeledah lemari.

"Apa yang kamu cari?" tegur Karina, membuat Heeseung tersentak.

Ia menoleh dan melihat Karina berdiri di belakangnya. Tatapan mereka bertemu lagi, mengingatkan mereka pada kejadian tadi. Karina cepat-cepat mengalihkan pandangan, merasa malu. "Kamu berisik sekali, aku jadi tidak bisa tidur," ucapnya sambil mengusap lengannya.

"maaf," jawab Heeseung datar.

Karina, yang penasaran, mencoba melihat raut wajah Heeseung, namun yang terlihat hanya wajahnya yang tenang dan datar. Di sisi lain, wajah Karina terasa panas, jantungnya berdebar tak menentu.

Mengatasi rasa malunya, Karina dengan cepat melangkah ke depan lemari, berpura-pura membantu mencari barang Heeseung. "Apa yang sebenarnya kamu cari?" tanyanya canggung, tangannya meraba-raba bagian dalam lemari tanpa arah.

Heeseung hendak menghentikannya, tapi mendadak Karina berhenti. Ia perlahan berbalik, sesuatu di tangannya.

"Apa... kamu mencari ini?" ujar Karina, matanya menatap benda di tangannya yang berkilauan samar dalam kegelapan.




#Revisi

The Blood [HEERINA] END S1_REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang