Rawrr
"Akhh!"
Brak!
"Sialan! Apa-apaan ini?" umpat Jungwon saat tiba-tiba sekelompok vampir mengamuk menyerangnya di koridor. Dengan mudah, Jungwon menghempaskan mereka, tetapi meskipun tubuh mereka terluka parah, para vampir itu terus menyerangnya tanpa henti.
"Hyung, kamu baik-baik saja?" sapa Ni-ki dengan seringainya setelah meremukkan jantung salah satu vampir itu.
"Hancurkan jantung mereka," ujar Heeseung yang tiba-tiba muncul di hadapan Jungwon.
Jungwon mendengus. "Aku bisa mengalahkan mereka sendiri tanpa bantuanmu atau Ni-ki."
"Benarkah? Kalau begitu aku pergi saja," respon Ni-ki malas, membuat Heeseung menghela napas. Kedua adiknya ini masih bisa bercanda dalam situasi genting seperti ini.
"Sekarang bukan waktunya bertengkar. Kita habisi mereka lalu menghadap Yang Mulia Raja!" perintah Heeseung dengan nada dingin yang membuat bulu kuduk kedua adiknya merinding. Tanpa banyak bicara, ketiganya langsung melancarkan serangan terhadap para vampir yang aneh itu.
Sring!
"Anda baik-baik saja, Putri Minji?" tanya Jake sambil menangkis serangan para vampir brutal yang mendekatinya.
"Yang Mulia Jake? Ya, sa-saya baik-baik saja," jawab Putri Minji dengan tangan yang bergetar. Ia memandangi Jake yang dengan sigap menghadapi vampir-vampir beringas tersebut. Meskipun sudah ditebas berkali-kali, para vampir itu terus bangkit dan menyerangnya. Putri Minji menoleh ke arah singgasana; di sana, sang Raja sedang bertarung melindungi Permaisuri dari vampir-vampir yang menyerangnya.
Flashback On
"Jake! Habisi mereka semua!" perintah Raja.
Jake terkejut. "Tapi mereka semua adalah bangsawan vampir, Yang Mulia!"
"Mereka bukan lagi vampir normal. Mereka adalah Pakku," ujar sang Raja.
(Pakku: vampir gagal yang haus darah dan akan menyerang siapa saja, termasuk vampir lain. Mereka bisa menularkan keganasan dan kebrutalan melalui air liur, seperti zombie dalam khayalan.)
"Bagaimana mungkin Pakku ada di sini?" tanya Jake.
"Saya tidak tahu. Sekarang habisi mereka semua dulu," tegas Raja.
Flashback Off
Putri Minji semakin panik saat darah bercipratan mengenai wajah dan pakaiannya. Tubuhnya gemetar, pandangannya mulai memerah, dan tanpa sadar, taringnya muncul. Jake, yang masih sibuk melawan para Pakku, tidak menyadari perubahan pada diri Putri Minji. Perlahan, Putri Minji melangkah mendekat ke arah Jake dengan tangan terulur. Namun tiba-tiba,
Tangan Putri Minji ditahan oleh seseorang.
"Minji-ya, tenangkan dirimu."
"Jungwon-a..." Seketika penglihatan dan taring Putri Minji kembali normal. Jungwon langsung memeluk Minji yang masih bergetar ketakutan.
"Kamu baik-baik saja? Ada yang terluka?" tanya Jungwon panik sambil melepaskan pelukan dan memeriksa Minji dari ujung kepala hingga kaki. Setelah memastikan Minji tidak terluka, ia menghela napas lega, lalu menyeka darah dari wajahnya dengan lembut.
"Bagaimana mungkin Pakku ada di sini?" bisik Jungwon.
"A-aku tidak tahu, bukan aku, Jungwon-a. Kumohon percayalah padaku," jawab Minji dengan terisak. Jungwon mengangguk pelan, lalu mengelus lembut rambutnya, memeluknya kembali.
"Hei, Kalau ingin bermesraan jangan di sini!" seru Ni-ki dengan nada risih. Jungwon melayangkan tatapan tajam, yang dibalas Ni-ki dengan tatapan tak kalah tajam. Jungwon akhirnya melepaskan pelukan, menatap Minji dalam-dalam.
"Jaga jarak, dan tetap di belakangku," ujarnya.
Di singgasana, Heeseung datang membantu sang Raja.
"Jantung mereka adalah kelemahannya, Yang Mulia," ujar Heeseung setelah menusuk dan menghancurkan jantung salah satu Pakku.
"Kenapa kamu di sini? Seharusnya kamu melindungi wanita itu!" seru Raja, wajahnya tampak cemas. "Ini semakin berbahaya... kembalikan wanita itu sekarang juga!"
"Makhluk ini tidak mungkin ada di istanaku," ujar Heeseung sambil menebas Pakku yang lain.
"Bukan para Pakku yang mengancam di sana, tapi orang yang menciptakan mereka pasti akan menuju ke sana," jelas Raja.
Heeseung tertegun. "Apa maksud Anda?"
"Mereka sengaja menciptakan Pakku untuk membuat kekacauan hari ini. Tujuan mereka adalah membuat kita lengah agar bisa menyerang wanita itu," kata Raja. Mendengar ini, Heeseung langsung terdiam, lalu tanpa menunggu lebih lama, ia berteleportasi menuju Ni-ki, yang sedang bertarung membantu Jake.
"Ni-ki, kita harus pergi sekarang. Karina dalam bahaya," ucap Heeseung setelah menebas Pakku yang menyerang adiknya.
"Tapi, masih banyak makhluk ini di sini," ujar Ni-ki ragu.
"Biar aku dan Jungwon yang mengurus mereka," kata Jake, yang langsung menengahi. "Pergilah."
"Jake!" panggil Heeseung, membuat Jake menoleh, menunggu kata-kata selanjutnya. "Tolong lindungi adik kita."
"Ayo Ni-ki!" ajak Heeseung. Keduanya pun menghilang dalam sekejap mata.
Jake mendecak, tampak kesal namun tak bisa menahan senyum kecil setelah mendengar permintaan Heeseung.
"benar-benar menyebalkan," gumamnya, lalu kembali menyerang Pakku dengan penuh semangat. "Jungwon-a, jangan sampai terluka! Karena sekarang kamu adalah tanggung jawabku... adik."
Jungwon bereaksi jijik mendengar ucapan Jake. "Hentikan! Kamu membuatku mual," protesnya.
Jake hanya terkekeh mendengar keluhan Jungwon. Mereka berdua kembali fokus melawan para Pakku yang terus berdatangan tanpa henti, melindungi istana dari ancaman makhluk-makhluk buas itu.
#Revisi
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood [HEERINA] END S1_REVISI
VampirePintu pembatas antara dua dunia terbuka karena setetes darah seorang wanita. "Apa kau percaya vampir?" Karina "Aku bahkan bisa memakanmu sekarang." HeeSeung #REVISI #NO PLAGIAT!!!