CHAPTER 25. INTRUDER

775 97 3
                                    

Setelah Jake pergi, Heeseung segera mengirim telepati kepada Jungwon. "Kalian di mana?"

"Hyung, kami ada di taman belakang istana," balas Jungwon.

Tanpa menunggu lama, Heeseung langsung memutuskan telepatinya dan berteleportasi ke taman. Saat tiba, ia melihat Karina dan Jungwon sedang duduk di rerumputan, tampak sibuk membuat sesuatu.

"Apa yang kalian lakukan?" tegur Heeseung tiba-tiba, mengagetkan Karina. Gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati Heeseung berjalan mendekat, sementara Jungwon tetap fokus pada pekerjaannya, seolah tak terpengaruh kedatangan kakaknya. Jungwon memang sudah menduga Heeseung akan datang begitu telepati mereka diputus.

"Heeseung! Kemarilah!" seru Karina sambil melambaikan tangan dengan ceria. Saat Heeseung tiba di samping mereka, Karina menepuk rumput di sebelahnya, memberi isyarat agar Heeseung duduk. Tanpa banyak protes, Heeseung pun duduk di sebelah Karina.

"Lihat, kami sedang membuat pengisi daya untuk kamera ibumu!" kata Karina penuh antusias. Namun, Heeseung malah melamun, tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ia terus teringat pada perkataan Jake yang kemungkinan besar sudah menyadari keberadaan manusia di istana. Tatapannya kemudian beralih menatap Karina lekat-lekat, hingga membuat gadis itu salah tingkah.

"A-ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Karina gugup.

"Kamu harus segera kembali ke duniamu," ujar Heeseung tiba-tiba dengan nada dingin. Jungwon yang sedang sibuk segera menghentikan kegiatannya dan menatap Heeseung dengan bingung. Perkataan Heeseung terasa menusuk bagi Karina.

"Apa maksudmu?" tanya Karina, bingung. Namun, Heeseung tidak menjawab. Ia langsung berdiri, mengabaikan pertanyaan Karina, lalu menghilang seperti angin.

Jungwon menatap Karina yang masih terdiam, tampak sedih karena ucapan Heeseung yang tak terduga. Jungwon mendekati Karina, mendengar gumamannya, "Apa aku melakukan kesalahan?"

Jungwon tersentak mendengar itu, lalu menyentuh bahu Karina agar gadis itu menoleh. Ia terkejut melihat setetes air mata mengalir di wajah Karina. "Ah, maaf. Aku sendiri tidak mengerti kenapa aku begitu sedih mendengar itu," ucap Karina seraya menghapus air matanya.

Sebagai vampir yang cukup peka, Jungwon mengerti perasaan Karina. Ia menyadari bahwa akhir-akhir ini Heeseung dan Karina semakin dekat. Tak ingin suasana menjadi canggung, Jungwon mengulurkan tangannya kepada Karina.

Melihat tangan Jungwon yang terulur, Karina menatapnya dengan bingung. "Aku tidak peduli. Yang penting, kita harus segera menyelesaikan ini. Aku lebih penasaran dengan isi kamera ini daripada perkataan Heeseung hyung tadi," kata Jungwon santai.

Karina tertawa kecil, "Apa-apaan itu? Apa kamu tidak ingin menghiburku dulu?"

"Aku sibuk! Ayo cepat, tanganku pegal," sahut Jungwon malas. Karina terkekeh lalu menerima uluran tangan Jungwon. Mereka kemudian kembali ke istana dan menyelesaikan pekerjaan mereka di kamar Heeseung.

Malam semakin larut, namun Karina masih belum bisa tidur. Pikirannya terus dipenuhi oleh kata-kata Heeseung tadi siang. "Begitu menyedihkan," gumam Karina sambil memejamkan mata.

Tiba-tiba, angin kuat menerpa tubuhnya, membuatnya terbangun. Ia mendapati jendela kamarnya terbuka, meskipun ia yakin telah menutupnya sebelumnya. Perlahan, Karina turun dari tempat tidur, berhati-hati berjalan mendekati jendela. Ia menoleh ke kanan dan kiri, memeriksa sekitar, tetapi tak menemukan siapa pun di luar. Karina menutup kembali jendela itu.

Saat berbalik, ia dikejutkan oleh sosok penyusup berjubah hitam yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.

"Kamu siapa?" tanya Karina, berusaha tetap tenang. Namun, penyusup itu langsung menyerangnya. Karina sigap mengelak, tetapi serangan itu menghantam kaca jendela, memecahkannya.

"Akh!" rintih Karina pelan saat serpihan kaca melukai pipinya hingga mengeluarkan darah segar.

Mata penyusup itu tampak semakin menyala melihat darah Karina, lalu ia menyerang dengan lebih brutal. Karina terus mengelak, namun akhirnya terpojok di sudut ruangan. Penyusup itu menyeringai menyeramkan, bersiap menyerangnya lagi, tetapi tiba-tiba—

BRAKK!

Penyusup itu terlempar ke dinding hingga dinding tersebut retak. Karina mendongak dan melihat sosok Heeseung sudah berdiri di hadapannya, melindunginya dari ancaman yang mengerikan.




#Revisi

The Blood [HEERINA] END S1_REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang