Assalamualaikum#9

775 217 42
                                    

Maka jika engkau (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang yang membaca kitab sebelummu. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau termasuk orang yang ragu.
(QS YUNUS : 94)

#####

"Assalamualaikum, Yaa----- Qa--- Ilyza Alhabb binti Yusuf!"

Terbata, hampir saja ia menyebut yaa Qalbii saat tatapnya beradu dengan lensa yang ia rindu.

Dengan pakaian hitam yang longgar ia tetap melihat Ily lebih berisi dengan pipi terlihat sama berisi. Sungguh untung saja tidak 11-12 dengan raga dimana ia berada saat ini.

"Pak Ali, tidak sabar menunggu saya?"

Ali? Ily memicingkan mata dengan dada berdegup.

Sementara Ali tak menjawab tanya Renzo karna ia fokus pada Ily dan memindainya sedemikian rupa. Ia memang tidak bisa menunggu sampai Renzo kembali untuk melaporkan kalau sudah memenuhi semua yang ia amanahkan. Menemui pemegang perusahaan Alhabb properti dan setuju menjadi investor untuk perusahaan tersebut. Renzo juga yang menjadi pemegang amanatnya, mencari tahu keadaan Ily dan perusahaan yang ia tinggalkan sebelum berhasil membuat janji bertemu. Apalagi Renzo mengirimkan pesan sudah bertemu dengan Ily Alhabb dan diam-diam mengambil gambarnya.

"Wa'alaikumusalam, pak--"

"Perkenalkan, pak Alija Biantara, CEO Gama Asia yang saya maksud tadi, bu Ily!" Renzo langsung memperkenalkan bosnya saat Ily menjawab salam dan seakan bertanya dengan siapa dia berbicara.

"Owh yaa, pak Alija Biantara!" Lirih ucap Ily yang juga tanpa sadar tidak melepaskan pandangannya lalu menangkup tangan didadanya. Namanya Alija Biantara, pantaspah dipanggil Ali pikirnya. Namun tatap matanya terasa tak asing meski bentuk raga dari ujung rambut kekakinya agak lain. Rambut Ali takkan mungkin gondrong karna ia rajin mengingatkan dan memintanya mencukur rambut.

"Kamu potong rambut sih, Qalbii!" Pintanya seraya mengurai rambut yang mulai panjang jatuh hampir menutup keningnya dengan jarinya.

"Iya, nanti temenin ke salon ya!" Ali akan balas menggulung ujung rambut Ily dijari telunjuknya lalu mencium saat diurainya kembali.

"He-eh!" Dan Ily akan mengangguk senang saat Ali menjawab maunya dengan kata iya dan minta temani.

"Uhh cukur juga jambangnya, mulai tumbuh pipi aku sakit!" Manjanya mengusap bulu yang menajam karna baru tumbuh, saat dagu Ali menggesek keningnya saat dipeluk.

"Ehm, silahkan duduk dulu bosku!" Ucap Renzo menyadarkan. Ali atas keterpanaannya dan menyadarkan Ily dari lamunannya tentang Alinya. Ali Alhabb.

Ali segera beranjak dan duduk tepat dihadapan Ily. Senyap berjenak-jenak. Ali dengan pikirannya, mencoba mengontrol perasaan melihat Ily terlebih ia menyadari kalau Ily sedang mengandung.

'Yaa Allah, aku tinggalkan istri yang mengandung dengan beban perusahaan yang menggunung!" Ali merasa lensanya mengembun dan memanas.

Seketika Ily menunduk mengubah arah pandang menuju tatapan pria didepannya.

'Ya Allah, apakah ia sedang mengasihani diriku?' Batinnya.'Kenapa kulihat matanya berkabut?'

"Permisi, bapak, ibu, pesanannya boleh kami hidangkan?"

"Silahkan!"

Renzo yang menjawab tanya pelayan yang datang membawa troly berisi sejumlah hidangan.

"Ayam goreng."

Khiki sang kepala pelayan yang memang khusus melayani tamu VVIP mulai menaruh hidangan pesanan didepan mereka.

"Cumi with sambal kecombrang."

Assalamualikum, Yaa Qalbii! (Untukmu Aku Kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang