Assalamualaikum#10

775 220 29
                                    

"Ahh, senang sekali dua belas hari menikmati indahnya Paris tanpa gangguan, perusahaan sudah auto berjalan, surga dunia sekali hidupku!"

Shesa berseru menghempaskan tubuh diranjangnya yang empuk.

"Ya Tuhan, dua belas hari tanpa melihatnya yang dekil dan hanya melihat keindahan membuatku merasa seperti dicharge, ahhh!!"

Senang hati ia menghirup wangi kamarnya yang hei... sepertinya aromanya berubah.

Cahaya dari pintu yang terbuka membuatnya menoleh. Keluar dari sana sosok yang hampir saja tidak ia kenali.

"Siapa kau? Eh kauu...???"

"Sori, aku pinjam kamar mandi, dikamar tamu shower sedang rusak, aku baru memanggil orang memperbaikinya, tapi untuk membersihkan diri tak bisa ditunda!"

Shesa terdiam tak dapat berkata. Dihadapannya berdiri dengan handuk kimono menutup tubuhnya. Basah rambutnya mengalirkan air hingga kedada yang terbuka.

Shesa memindai wajah yang telah bersih dari bulu-bulu yang membuatnya selalu jijik dan geli dengan hanya membayangkan kulit mulusnya tersentuh. Dengan rambut yang masih terlihat kucel sehabis dikeringkan dengan handuk yang menggantung dibahunya.

"Terima Kasih kamar mandinya!"

Meski Ali tahu kamar itu adalah juga kamar milik Alija Biantara suaminya Shesa ia tetap mengucapkan terima kasih. Ia tidak merasa memiliki. Ia bukan Alija Biantara meski wujudnya tidak bisa menyangkal itu.

"Bukankah ini kamarmu juga? Untuk apa berterima kasih?" Tanya Shesa keheranan. Meski ia tak pernah memganggap Ali karna ia hanya terpaksa mau diperistrinya namun sikap Ali yang seperti ini tidak pernah terjadi selama ini.

"Kamarku dikamar tamu, aku lebih suka disana!" Ali berkata dengan nada datar lalu melangkah melewati Shesa ingin meninggalkan tempat itu.

Sesungguhnya ia terkejut saat membuka kamar mandi sudah ada Shesa disana. Selama pergi sama sekali mereka tidak ada komunikasi. Ia tidak pernah menghubungi, tidak berusaha mencari tahu sedang apa Shesa yang selama belasan hari pergi berlibur bersama kedua mertuanya. Ia merasa tidak perlu Shesa. Tidak rindu. Karna Shesa tetaplah asing meski pada kenyataannya Shesa Lirina adalah istri seorang Alija Biantara. Ia sama sekali tidak merasa kehilangan. Justru ia dapat memanfaatkan waktu selama belasan hari tanpa kehadiran Shesa. Dan dengan begitu ia sudah menyelesaikan banyak hal.

"Tunggu!!"

Ali menghentikan langkahnya tanpa membalik badan mendengar ucap Shesa dengan nada perintahnya.

"Kau tidak pernah menghubungiku bahkan untuk mengatakan kau sekarang sudah segar bugar dan sudah bisa berdiri diatas kakimu sendiri?"

Sepertinya Shesa baru menyadari perubahan Alija secara fisik karna ia sedari tadi syok melihat penampakannya yang mengejutkan didalam kamar mereka. Ia pikir saat seperti itu Ali masih berada dikamar bawahnya entah masih tidur atau sedang apa ia sesungguhnya tidak peduli. Ia hanya butuh istirahat setelah perjalanan panjang kembali dari liburan berkesan buatnya.

"Sejak kapan kau peduli? Mau aku masih tidak berdaya atau sudah bisa berdiri sendiri, bukan kau yang membantuku selama ini!" Sela Ali dingin.

"KAU!!!" Pekik Shesa dengan wajah merah padam dan lensa yang melebar.

"Lagipula harapanmu aku mati bukan? Sayang sekali kau tidak berhasil menyingkirkan aku!" Ucap Ali dan ia sendiripun terkejut karna sudah keceplosan membuka bahwa ia mengetahui semua yang Shesa perbuat terhadap suaminya Alija Biantara.

"KAU! Apa maksudmu?" Jerit Shesa lagi tak dapat mengontrol emosinya. Ia sungguh terkejut mendengar ucap Ali.

"Jangan pura-pura! Bukankah selama ini kau tak pernah bersikap baik padaku?" Ali ingin melanjutkan langkahnya tanpa menoleh lagi namun ia merasakan tangan Shesa menarik bahunya.

Assalamualikum, Yaa Qalbii! (Untukmu Aku Kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang