Assalamualaikum#27

1.1K 199 46
                                    

Plak!!!

"Aku bosan selalu melihatmu!!"

Hening. Semua yang ada menatap kearah dua orang dimana salah satunya meski sudah ditampar tidak mengusap wajahnya.

Pemandangan itu sudah tidak asing bagi mereka yang ada didalam rumah itu. Mereka justru hanya menunduk terlihat tak tega. Hanya karna sipenampar tidak suka yang ditampar pulang terlambat, tidak mengaktifkan gawainya yang tadi ia katakan low batt.

Bosan selalu melihat. Namun ketika ia terlambat tanpa kabar berita ia harus dipermalukan didepan asisten-asisten rumah tangga, tukang kebun, driver dan asisten pribadi dikantor yang diperintahkan datang menyertainya untuk menguatkan alasan keterlambatan.

"Hari ini kamu tidur diluar saja, disofa bukan dikamar tamu!"

Perempuan itu melenggang angkuh dengan arogannya. Menaiki tangga ia kemudian menoleh.

"Lelaki sepertimu tak pantas tidur disebelahku! Kau hanya benalu, merepotkan!"

Setelah mengatakan itu ia berbalik kembali melenggang angkuh.

"Kalian menunggu apa? Tidak usah kasian padanya! Tidak ada yang boleh melayaninya, kalian hanya pelayanku!!"

Diujung tangga teratas, ia berteriak ketus dengan suara menggelegar yang tak layak keluar dari mulut seorang istri kepadanya suaminya.

BLAMMM!!

Terdengar pintu dibanting meninggalkan dentuman keras dikeheningan. Siapapun yang mendengar dan melihatnya sesungguhnya bukannya menjadi segan atau takut padanya, namun menahan nafas karna sungguh merasa seorang perempuan, seorang istri tak pantas memperlakukan suaminya meski ia lebih kaya dari sang suami. Bagaimanapun juga suami tetap pemimpin didalam rumah tangga, tidak pantas dipermalukan didepan orang banyak apalagi didepan pembantu-pembantunya.

"Pak Ali, saya permisi!"

Rendy yang sedari tadi mematung dan menahan nafas melihat adegan tak pantas, meminta izin untuk kembali kerumahnya. Meski Shesa sudah menjatuhkan harga dirinya namun ia tetap menghargai tuan yang diasisteninya diperusahaan meskipun itu yang ia ketahui adalah perusahaan istrinya.

Ali hanya diam mematung sementara Rendy mengerti ia tak harus mendapatkan jawaban atas ijinnya meninggalkan tempat itu. Sementara yang lain satu persatu mundur dengan tertunduk. Hanya suara langkah yang tertinggal hingga hanya Alija Biantara yang tertinggal. Ia mengusap wajahnya.

Bukan ia sudah bermuka tembok tidak merasa terhina. Kejadian tersebut sudah berulang selama ia menikahi Shesa Lirina. Ia mampu menahan dirinya saat direndahkan. Tidak pernah balik menyerang baik dengan kata ataupun tindakan.

Betapa bodohnya ia dihadapan semua yang menyaksikan.

"Masih berdiri juga? Nih selimutmu! Aku tak sudi bergumul dengan bau tubuhmu yang tertinggal disana!!!"

Ia refleks menengadah mendengar ucap setelah terdengar pintu dibuka diatas sana. Sebuah selimut berat dan lebar melayang karna dilempar dan tepat menutup wajahnya setelah melayang.

Mendadak ia susah bernafas, ia tersengal menahan emosi yang terasa memuncak. Sudah sangat keterlaluan tapi ia tak juga berbuat apa-apa. Apakah ia harus mempertahankan status pecundang??

"TIIDAKKK!!"

Nafasnya turun naik menyibak selimut yang beberapa saat menutup wajah serta membuatnya bagai kekurangan oksigen didalamnya.

"Qalbiii? Kenapa??"

Ia tersentak dan terkejut karna ia bukan berada dimana kejadian memalukan itu terjadi. Ia melihat Ily menatapnya cemas.

Assalamualikum, Yaa Qalbii! (Untukmu Aku Kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang