Assalamualaikum#12

741 225 38
                                    

"Selamat pagi, dengan saya Amalia, bisa dibantu?"

Resepsionis yang menyambutnya saat memasuki ruangan itu tersenyum ramah sambil menangkupkan tangan didadanya.

"Saya ingin bertemu dengan bapak Alija Biantara, mbak Amalia," jawab Ily membalas tangkupan tangan didada dan senyumnya meski tadinya resepsionis bernama Amalia itu nampak mengamati dirinya yang mengenakan pakaian longgar berwarna hitam.

"Maaf, apakah ibu sudah ada janji dengan beliau?" Tanya Amalia lagi masih dengan senyum yang tak lepas.

"Sudah mbak, sudah ada janji dengan beliau, silahkan dikonfirmasi saja," jawab Ily meyakinkan.

"Baik, dengan siapa, bu, maaf?"

"Illyza Alhabb Yusuf dari Alhabb Properti, mbak!"

"Baik sebentar saya hubungi asistennya ya bu!"

Resepsionist yang berdiri paling depan saat Ily baru saja memasuki kantor Gama Asia setelah ia melewati sekarang security yang juga sempat ia pertanyakan itu meraih telpon yang ada didepannya dan berbicara dengan seseorang.

"Pak Rendy, ada tamu dari perusahaan Alhabb properti, bu Illyza Alhabb Yusuf, beliau bilang sudah ada janji dengan pak Biantara, bisakah disampaikan?"

Ily tak mendengar jawaban dari yang dituju oleh resepsionist tersebut namun setelahnya ia menutup telpon dan menaruh gagang ditempatnya.

"Silahkan ibu naik kelantai 5 bu, bapak sudah menunggu!" Ucapnya  sambil menunjuk arah lift dengan tangan kanan yang dilebarkan.

"Terima Kasih, mbak!"

Sungguh, entah kenapa jantung Ily rasanya tak beraturan detakannya. Debarannya tidak biasa-biasa saja, padahal ia hanya akan bertemu dan meyakinkan diri kalau Gama Asia dan Alija Biantara adalah solusi terbaik bagi masa depan Alhabb properti yang kini ia ambil alih sepeninggal suaminya.

"Ibu tegang sekali!" Lirih Mida saat mereka sudah berada didalam lift menuju lantai 5.

"Coba rasa, tanganku saja dingin,  kak!" Jujur Ily menyentuh tangan Mida.

"Wajar saja bu, karna ibu sangat membutuhkan pertolongan untuk Alhabb Properti, jadi ibu harap-harap cemas dengan kesungguhan mereka untuk menjadi solusi bagi masalah perusahaan Alhabb!" Ujar Mida menenangkan dengan menggenggam erat tangan Ily. Dia paham sekali apa yang ada dibenak Ily dan segala keresahannya meski sebelum mereka pergi Ily sudah menyatakan kesiapan dan yakin dengan shalat istiharah yang menjawab ragunya semalam.

Ting.
Pintu Lift terbuka diangka 5.
Sebelum keluar dari Lift, Ily menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan.

"Bismillah, lancarkan Yaa Allah!" Doa Ily.

"Aamiin Yaa Allah!" Sahut Mida mendengar doanya.

Dihadapan mereka kini berdiri seorang pria yang seolah menyambut mereka.

"Assalamualaikum, selamat pagi, pak," sapa Ily menangkup kedua tangan didepan dadanya.

"Selamat pagi bu Illyza Alhabb Yusuf, saya Rendy Rusidi asisten pak Alija Biantara, silahkan saya antarkan keruangan bapak!" Ucap Rendy memperkenalkan diri lalu mempersilahkannya.

"Terima Kasih, pak Rendy!"

Ily melangkah mengiringi langkah Rendy yang kemudian menunggu lalu mensejejerkan langkahnya dengan langkah Ily. Dia tidak nampak terburu-buru, sepertinya pikir Ily karena melihat dirinya sedang hamil. Ily tak tahu karna Rendy sudah diberi pesan, "Hati-hati, jangan terburu-buru, bu Ily sedang mengandung!"

Rendy membukakan pintu lalu mempersilahkan Ily masuk terlebih dahulu sebelum Mida dan ia mengikuti.

"Selamat pagi, pak, saya mengantar bu Ily!"

Assalamualikum, Yaa Qalbii! (Untukmu Aku Kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang