Assalamualaikum#20

837 234 55
                                    

"Dewan direksi meeting hari ini, ada kejadian luar biasa apakah, Mal?"

"Bu Shesa gak terima ternyata sejak kecelakaan pak Ali-nya memilih tinggal sendiri diapartemen ya?"

Amalia belum menjawab sudah ada yang membantu menjawab. Entah mendengar darimana hal itu sehingga menjadi rahasia umum. Untung saja tidak menyebut ada orang ketiga diantara mereka.

"Lalu apa hubungannya dengan pekerjaannya? Kan beres?" Sahut yang lain.

"Gitu deh kalau ikut perusahaan bini kan jadinya apa-apa tergantung kebijakan dia!" Sentil yang lain.

Kasak kusuk terdengar. Sudah pasti akan seperti itu. Ali sudah siap mendengarnya dan tidak begitu peduli. Apapun kata orang, tidak akan menyelesaikan masalahnya. Tidak ada yang harus dijelaskan atau disanggah kecuali diruangan meeting dengan direksi.

"Assalamualaikum Ya Qalbii, doain lancar ya hari ini meeting direksi, titip cium buat bin Ali Alhabb." Salam Ali sebelum yang menerima telponnya memberi salam terlebih dahulu saat menerima panggilannya.

"Waalaykumusalam! Insya Allah, lancar urusannya yaaa!" Doa Ily diujung telpon.

(Cup) terdengar suara kecupan.

"Sudah aku cium nih bin Ali Alhabb-nya!"

Rupanya Ily sedang bersama bayinya dan langsung merealisasikan pesan Ali untuk bin-nya.

"Aduh!" Keluh Ali.

"Kenapa?" Terdengar suara Ily yang terkejut mendengar keluhnya yang tiba-tiba.

"Berasa dipipi aku!" Ali mengusap sebelah pipinya meski tak terlihat oleh Ily.

"Idihh!" Sahut Ily terdengar lega dengan tawa kecilnya. Mungkin saat ini ia sedang menutup mulutnya karna digoda.

Ali tertawa renyah. Lumayan, setelah mendengar suara Ily dan menggodanya membuat semangatnya menyala. Ia menarik napas dan menghempaskannya.

"Bismillah lancar, aku hanya bergantung kepadaMu, Yaa Allah!" Ali mengusap wajahnya setelah mengangkat tangan berdoa untuk kelancaran urusannya hari ini.

Direksi, direktur utama, wakil direktur, manager operational, manager keuangan, manager personalia, Manager trainer, Manager pemasaran, Manager tim IT, Tim Legal lowyer perusahaan, semua akan berjumpa dalam satu meja dan satu ruangan. Tidak main-main. Mungkin ia akan dipermalukan. Namun lagi-lagi Ali sudah siap. Mau bagaimana lagi sudah resiko yang sejak awal sudah harus ia hadapi.

"Semua sudah berkumpul, kita mulai pertemuan ini!"

Suara berat tuan Naigara sebagai direksi memenuhi ruangan yang hening.

"Ada beberapa keputusan yang harus saya ambil berkaitan dengan kinerja direktur utama, Alija Biantara! Sebagai perusahaan yang profesional kita kesampingkan statusnya sebagai menantu saya!"

Tanpa banyak basa basi yang formal, tuan Manuta Naigara berbicara jelas, lantang dan tegas diusianya yang lebih dari setengah abad tergambar melalui rambut sampai alis yang memutih.

"Saya akan mendengarkan keberatan, dalam hal ini pemegang saham terbesar, sekali lagi kesampingkan dirinya adalah putri saya dan istri dari direktur utama yang dianggap telah menyalah gunakan wewenang diperusahaan ini!" Lanjut tuan Naigara.

Situasi benar-benar seakan bagai sidang baginya. Ali duduk dengan tenang, menyimak setiap ucapan, bahkan ia tidak mengamati wajah orang-orang yang duduk mengelilingi meja panjang dimana Manuta Naigara sebagai direksi duduk diujung meja sehingga semua mengarah padanya. Dia yang seolah disidang, mereka yang nampak tegang.

"Silahkan!"

Tuan Naigara mengangkat tangannya kepada Shesa untuk memberinya kesempatan bicara.

Bersebrangan, dihalangi meja disisi kanan dan kiri direksi, sebelum bicara Shesa memandang Ali yang dibalas tatap tidak berarti. Biar bagaimanapun ketegangan bagi Ali tetap ada. Jantungnya berdetak keras bukan karna ia takut karir yang punya raga tamat. Namun ia mempersiapkan diri menunggu giliran dirinya berbicara. Sebenarnya tidak sabar, tapi ia tetap harus mendengarkan. Ia hanya berdoa semoga Allah mempermudah urusannya kali ini. Tidak ada aksi dan reaksi diluar dari kendalinya.

Assalamualikum, Yaa Qalbii! (Untukmu Aku Kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang