Assalamualaikum#17

803 218 44
                                    

 “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu” 
(Qs 65:12).

#####

"Ini bukan mimpi, ini nyata, seribu satu kejadian semacam ini didunia, memang mustahil terdengar tapi aku kenyataannya!"   Ali masih mencoba meyakinkan Ily yang bukannya meragu namun ada satu hal yang ia pikirkan meski ia bisa merasakan Ali didepannya sekarang memang Ali Alhabb, Ali-nya.

Ali masih berjongkok dengan kedua lutut menyentuh lantai didepan Ily yang duduk dikursi kerjanya yang empuk. Kedua tangan Ali merangkum erat jari jemari Ily dipangkuannya. Wajahnya mendongak menatap Ily yang menunduk membalas tatapnya. Lekat. Seolah ada yang dipikirkan.

"Kamu masih belum percaya?" Ali terdengar khawatir.

Rasanya apa yang tidak mungkin orang lain ketahui tentang mereka yang ia sampaikan untuk meyakinkan Ily kalau ia benar-benar Ali Alhabb suaminya sudah ia sampaikan. Seharusnya Ily percaya dan merasakan dirinya  ada didalam diri Alija Biantara.

"Aku---, bisa percaya kalau kamu memang terjebak didalam tubuh ini, tapii--, bagaimanapun Alija Biantara pasti punya kehidupan bukan?" Ucap Ily diakhiri nada tanya.

Terlepas dari rasa percaya bahwa jiwa Ali Alhabb benar terjebak didalam sosok Alija Biantara, tentu pertanyaannya berdasar.

"Alija Biantara punya kehidupan, Li, kita tidak boleh egois!" Ujar Ily lagi.

Ia sudah berpikir sampai sejauh itu. Meskipun Ali-nya berada didalam tubuh itu tapi sosok itu pastinya punya cerita sendiri didalam kehidupannya.

"Iya kamu benar, Alija Biantara punya kehidupan, dia punya istri,  istrinya Shesa Lirina anak konglomerat bernama Naigara yang saat ini adalah pemilik sah perusahaan GaMa Asia!"

Ali meraih kembali tangan Ily  yang ditarik mendengar ucapnya tentang Alija Biantara.

"Belum selesai." Tukasnya melihat raut wajah Ily berubah bahkan menjauhkan kursi yang didudukinya dari hadapan Ali.

"Tidak pakai pegang bukan mahram!" Tolak Ily menarik tangannya kembali.

Saat Ali menyebut nama wanita lain bahkan disebut sebagai istrinya, Ily seolah bagai terbangun dari mimpi. Ia tersadar kalau keadaan saat ini sudah berbeda.

"Aku Ali Alhabb suamimu," Tukas Ali menyesali kenapa suasananya begitu cepat berubah.

Dari syahdu menjadi kembali beku.

"Tapi raga kamu Alija Biantara, Li, jangan memaksa!" Ucap Ily lagi.

Bukankah Ily benar lagi? Raganya orang lain, secara fisik ia memang tidak mungkin bersentuhan meski jiwa didalamnya bukan orang yang punya raga.

"Minimal mohon dengarkan aku dulu sampai selesai menceritakan tentang kehidupan Alija Biantara!"

Srekkk. Brukk.

Suara tubuh terhempas dan kursi yang bergeser mengusik mereka. Mereka menoleh keasal suara. Mida nampak terhenyak dikursi dibelakang mejanya.

"Kak Midaaaa?"

"Ma--af, saya yang gak kuat menonton dramanya," tutur Mida mengusap wajahnya.

Sedari tadi Mida ada diantara mereka berdua namun bagaikan tak ada. Mida sudah biasa merasakan hal itu saat Ily bertemu dengan pria yang saat ini mengaku Ali Alhabb.

"Apakah saya harus keluar dan pura-pura tidak tahu saja?"

"Kak Mida sudah bagus ada disini, saksi hidup bagaimana saya dengan dia!" Jawab Ali membuat Mida lega berada disana bukan sebagai yang tidak berkepentingan.

Assalamualikum, Yaa Qalbii! (Untukmu Aku Kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang