Assalamualaikum#2

988 223 28
                                    

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan atas izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa yang menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan pahala dunia itu, dan barang siapa yang menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” 
(QS. Ali 'Imran : 145).

#####

"Assalamualaikum, Yaa Qalbii!"

Dunianya seolah gelap sekarang. Salam dan sapa dengan panggilan manis itu takkan pernah ada lagi. Ada yang hampa dalam dada mengingat sang 'qalbii' telah pergi selamanya.

"Yaa Qalbii, kenapa tanpa pamit?" Lirihnya menatap tubuh yang terbujur yang tak ia sangka pergi begitu cepat tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.

Seratus hari sebelum kepergian harusnya ada tanda, dan istri macam apa sampai tak merasakan tanda-tanda itu? Ily merasa bersalah. Terlebih pertemuan terakhir mereka sangatlah jauh dari kasih sayang yang selama ini tertanam.

"Kamu takkan kesepian kalau aku pergi, yaa qalbii!"

"Ihh kamu bicara apa?"

"Iyakan kalau aku pergi kerja kamu gak akan kesepian karna ada anak-anak kitaa nantiii!"

Saat itu setahun pernikahan, Ali meminta ia menghentikan aktivitasnya sebagai trainer di sebuah perusahaan pengembangan jasa keuangan yang digelutinya sejak sebelum pernikahan mereka. Merekapun bertemu saat sama-sama mengikuti pelatihan pengembangan diri dua tahun sebelumnya.

"Properti menjadi bisnis yang sangat menjanjikan, saat ini banyak orang memilih properti sebagai investasi jangka panjangnya, jadi aku pikir, aku mampu menghidupi kamu dan calon anak-anak kita!" Ucap Ali kala itu memberikan alasan kenapa ia ingin istrinya dirumah saja.

Ily menuruti permintaan Ali. Lagipula ia sudah merasa cukup sejak masih single terus bekerja dan mengabdi kepada perusahaan  dimana ia menjadi trainer bagi marketing baru sebagai ujung tombak perusahaan. Orangtua juga  saudaranya cukup dan mandiri.

Awalnya, tentu baik-baik saja. Meski ia sesungguhnya terbiasa bergerak diluar rumah secara aktif, menjadi ibu rumah tangga tentu membuat ia harus belajar menyesuaikan diri dengan perubahan. Tadinya kebutuhan rumah tangga bisa ia handle tanpa melibatkan Ali, kini apabila ada yang kurang ia tinggal mengirim pesan pada suaminya itu. Terutama bahan dapur agar terus mengepul. 

Semalam adalah setahun setelah Ily dirumah, artinya dua tahun pernikahan mereka, Ali tidak ada kabar seharian dengan gawai yang juga tidak aktif. Sebenarnya tidak ada yang berubah sebelumnya, mereka selalu hangat. Jika ada pertengkaran hanyalah masalah yang kecil saja. Tapi kali ini sepertinya hal-hal yang ia anggap kecil menjadi setumpuk beban yang harus terberai dalam semalam.

Deru motor dan pagar yang dibuka terdengar dari luar rumah. Segera Illy bangkit dari berbaringnya di Sofa. Sempat melirik jam dinding terlihat pukul 11 lebih 20 menit.

"Alhamdulilah, akhirnya datang juga!" Lirihnya.

Membuka pintu, dilihatnya suaminya dengan wajah dingin. Kenapa? Ily bertanya-tanya.

"Assalamualaikum!"

Meski begitu, salam tetap terucap dari bibirnya, walaupun tanpa 'Yaa Qalbii', panggilan sayang yang selalu ia ucapkan.

"Wa'alaikumsalam!"

Ali melangkah setelah Ily meraih  dan mencium punggung tangannya.

"Kemana saja? Seharian tidak ada kabar?" Tanya Ily tak tahan diam saat mengiringi langkah Ali yang gegas mendahuluinya.

"Kenapa tidak tidur duluan saja?" Ali balik bertanya tidak acuh.

Sungguh tidak biasa.
Biasanya ia akan memeluk setelah dicium punggung tangannya.

Assalamualikum, Yaa Qalbii! (Untukmu Aku Kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang