Assalamualaikum#16

816 233 26
                                    

Rasulullah memiliki panggilan sayang kepada Aisyah, yaitu Humaira. Panggilan tersebut pernah disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan An-Nasa’i.

Dari Aisyah RA, ia berkata, “Orang-orang Habasyah masuk masjid dan menunjukkan atraksi permainan. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Humaira’, apakah engkau mau melihat mereka?” Aisyah menjawab, “Iya.”

#####

"Ya, untuk apa aku bohong sama kamu, qalbii? Aku terjebak didalam tubuh Alija Biantara, itu kenyataannya!"

Sungguh ucapan Ali tak bisa masuk kedalam akal sehat Ily. Namun jika ia katakan Ali membual, kenapa dia seolah tahu semua tentang dirinya? Tentang kebiasaan-kebiasaan mereka dirumah. Tentang semua yang seharusnya hanya mereka berdua yang tahu.

"Aku mau jelasin aku keluar dari rumah saat kita berantem malam itu, buat nyariin kamu obat, kamu ngeluh pusing, lemas dan karna hape aku gak aktif waktu itu makanya aku gak tau!"

Ily semakin sesegukan mendengarnya.

"Aku juga mau minta maaf, aku sudah membandingkan kamu dengan yang lain!"

Lalu bagaimana Ily tak bisa percaya apa yang sudah Ali ucapkan? Tidak ada yang tahu pertengkaran mereka sebelum Ali celaka. Ia tidak pernah bercerita pada siapapun tentang hal itu. Ily hanya ingin kesan yang baik bagi akhir kehidupan Ali. Sebelum itupun ia tidak pernah mengadu saat mereka sedang tidak sepemikiran kepada orangtua apalagi mertuanya. Sampai ia kehilangan Ali, ia tidak pernah menceritakan pertengkaran yang bahkan menyakitkan untuk ia dengar.

Tadinya saat bertengkar ia memang sedih mendengar setiap ucap Ali. Namun Ily tipe orang yang mudah memaafkan meski juga tidak mudah ditindas. Buktinya dia juga tidak diam saja saat Ali marah-marah tak jelas. Namun biasanya mereka takkan tahan saling mendiamkan lama-lama. Hanya kenapa Ali keluar rumah dalam keadaan marah seperti itu adalah pertama dan terakhir. Saat ini terjawab justru Ali hanya ingin memenuhi pesanan yang tak terbaca karna ponselnya tidak aktif saat Ily mengirim pesan.

"Qalbii!"

Jantung Ily makin mau copot rasanya. Panggilan itu selalu terngiang-ngiang. Ia sering teringat saat saling sepakat memilih 'Qalbii' sebagai panggilan sayang. 'Hatiku'.


"Janji ya kamu mencintai aku selama-lama-lama-lamanyaa, ya Li!"

"Iya, ana uhibbuki fillah, aku mencintaimu karna Allah, yaa qalbii!"

"Qalbii?"

"Hatiku! Kau adalah hatiku!"

"Uuu Masya Allah, co cweet banget ciii!"

Ily takkan pernah lupa saat itu, saat Kaila memberikan surprise manis untuk Ali dihari ulangtahun Ali, padahal saat itu Ali mulai dekat dengannya. Ali memang dulu kala menyukai Kaila namun gadis itu tidak merespon balik. Namun saat Ali dekat dengannya Kaila justru mendekat, memberikan surprise party yang bahkan saat itu Ali hanya minta 'hatinya' pada Ily, dimana sepuluh hari sebelum itu, dihari ulangtahun Ily, Ali memberikan sebuah hati dan memintanya kembali tepat dihari ulang tahunnya sepuluh hari kemudian. Dan Kaila sedikit merusak momen mereka dengan kejutannya meski kemudian Ali meyakinkan bahwa hatinya saat ituhanya untuk Ily sementara perasaannya pada Kaila sudah terlupakan.

"Aliandra Alhabb, lahir 26 Oktober 1996, tinggi 1,7meter, hobby bermain musik, suka ayam goreng juga seafood tapi alergi, istri Illyza Labiena Yusuf, lahir 15 Oktober 1996, tinggi 1,55m, hobby menulis, ia menyerahkan hatinya hanya untuk dicintai aku saat aku minta, dia---"

"Cu---cukup...!" Sergah Ily semakin syok. Dadanya benar-benar mengilu dengan jantung yang berdebar-debar. Kalau ia punya riwayat penyakit jantung pasti ia sudah kolep sekarang.

Meski data pribadi yang disebutkan Ali bisa didapatkannya dari oranglain namun rasanya terlalu berlebihan jika tidak ada kepentingan apa-apa untuk diketahui.

"Ba--- bagaimana mungkin, ya Allah? Aku masih belum bisa percaya ini!"

Ily makin menyembunyikan wajahnya dibalik kedua telapak tangan yang menutup disela isakan tak tertahan.

"Maafkan aku kalau kamu tidak siap mendengar ini semua, tapi aku harus mengatakannya agar kamu tidak berpikiran buruk dengan kehadiranku!" Ujar Ali lirih menatapnya dalam, tangannya menarik tangan Ily yang menutup wajahnya.

Pertama kali ia meraih Ily menarik kembali tapi ia memaksa. Ia lupa raganya bukan raga yang telah sah menjadi suami Ily.

"Sekarang kamu hamil Qalbii, bukankah suatu hal yang beberapa waktu ini sering kita bicarakan meski kita menikah bukan hanya sekedar untuk mendapatkan keturunan namun agar kita bisa bersama hingga menua?" Ali menggenggam kedua tangan itu erat. Menatapnya dalam-dalam meski yang ditatap seperti masih menatap kosong.

"Kita bahkan mempersiapkan rencana untuk membangun kediaman yang jauh dari keramaian untuk menikmati hari tua?" Ujar Ali lagi menghapus buliran crystal yang makin deras meleleh dengan ujung jarinya.

"Kita sepakat memiliki rekening khusus rumah tangga dan tak mengutak-atik rekening atas nama kita masing-masing karena kita berjanji meski menikah kita akan memperhatikan keluarga kita masing-masing bukan?" Tutur Ali lagi untuk lebih meyakinkan banyak yang ia ketahui bahkan tentang kesepakatan-kesepakatan yang tentu saja hanya mereka berdua yang mengetahui.

"Kamu pikir darimana aku tahu Alhabb properti sedang butuh bantuan untuk bangkit kembali kalau bukan aku tahu bagaimana kesulitanku? Aku minta maaf sudah menyulitkanmu dengan kepergianku! Yang terkubur hanya jasad, rohku bangun didalam tubuh oranglain, akupun syok saat pertama kali menyadarinya!" Cerita Ali lagi melihat Ily mulai tenang.

Ily berusaha untuk mendengarkan semua ungkapan yang benar-benar memang tidak mungkin oranglain mengetahuinya bahkan orangtua mereka sekalipun belum tentu terlalu jauh mengikuti urusan  mereka.

Dug Dug Dug.
Jantung Ily mulai bekerja normal namun ternyata jiwa didalam perutnya sekarang yang berulah. Ily meringis merasakan tendangannya. Ia melepaskan genggaman jari Ali lalu menegakkan punggung dan mengusap perut lalu melihat permukaan perutnya bergerak-gerak.

"Dia pasti peka ada abinya disini!" Ucap Ali memandang takjub gerakan-gerakan diperut Ily dan tak tahan untuk tidak menyentuhnya.

Ily meringis saat bayinya bergerak lagi dan tanpa sadar menyentuh punggung tangan Ali yang berada diatas perutnya. Terhalang meja Ali berdiri dan memutari meja untuk sampai disampingnya lalu ia berlutut didepan Ily yang mengusap perut dimana didalamnya seperti sedang merespon perasaan kedua orangtuanya saat ini.

"Yaa nuuro 'ainayya, yaa mubasysyirol qalbi, ini abi, nak!"

Ali berkata seolah pada bayi didalam kandungan Ily yang kini ia sentuh di permukaan menggunung itu. Yaa juuro 'ainayya, wahai cahaya mataku. Yaa mubasysyirol qalbi, yang menggembirakan hati.

Mereka sama merasakan perut Ily berkedut seolah merespon ucap Ali. Ali menempelkan telinganya keperut Ily setelah mencium permukaan tertutup dress tosca itu.

Demi Allah, serasa ada yang jatuh dari dada Ily dengan apa yang dilakukan Ali. Tangannya menggantung diudara saat ia menarik dari perutnya karna saat Ali mendaratkan kepalanya ia terkejut tapi tak dapat menolak.

Ily menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan.

'Yaa Allah, benarkah miracle ini? Apa yang harus hamba lakukan?'

Ily bermonolog. Membatin. Serba salah dengan keadaannya saat ini. Namun batinnya pun teryakini oleh ungkapan-ungkapan Ali yang tak bisa ia sangkal. Tangannya mulai melemah diudara lalu usapan mendarat dikepala yang melekat diperutnya yang mulai tenang seolah damai dengan sapa belahan hatinya.

Ali mendongak menatap Ily yang menunduk kearahnya lalu ia berhasil mengunci tatap Ily yang sedari tadi kosong dan menghindar.

Ily menemukan tatap tak asing seperti pertama kali ia bertemu Ali sebagai sosok Alija Biantara. Tangannya gemetar saat terangkat. Ujung jari telunjuknya menyentuh lentik yang melengkung kembaran lentiknya. Jari telunjuk yang kemudian ia lengkungkan menyisir pangkal hingga ujung hidung itu. Empat jarinya menyentuh pipi dan menggesek dengan ibu jarinya yang licin. Ia hanya ingin meyakinkan kalau wajah itu memang tak asing.

"Yaa Qalbii, jika ini mimpi tolong jangan bangunkan aku!"

#####
Banjarmasin, 09 April 2023
18 Ramadhan 1444H
02.00 wita

Assalamualikum, Yaa Qalbii! (Untukmu Aku Kembali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang