6. suka dan duka

19 1 0
                                    

Thea pun pergi dari kamar sang kakak dengan membawa beberapa barang kesayangan sang kakak, Thea berjalan dengan badan mungil nya , ia menuruni anak tangga dan sampai di lantai dasar menghampiri langit yang tengah berdiri, Thea memutuskan untuk kembali ke solo, di dalam hati kecil Thea, ia ingin tinggal di Jakarta tapi jika ia tinggal di sini ia akan selalu teringat dengan sosok sang kakak, Thea tak tau besok ia di solo akan bagaimana, ya paling penting ia akan pindah sekolah ke sana, walaupun ia kesal dengan Wisnu sang papah ,ia tetap berkomunikasi dengan sang papah untuk mengurus perpindahan sekolah nya ke solo, bagaimana Wisnu tetap papah nya

Thea membawa beberapa box yang berisikan benda benda dan barang barang sang kakak yang terpilih, box tersebut di letakkan di bagasi mobil langit, Thea sangat berat meninggalkan rumah singgah nya itu, rumah itu menyimpan banyak kenangan dan sejarah keluarga, namun ia tak bisa di sini, Thea berpamitan dengan asisten rumah tangga nya, Thea sangat berat meninggalkan sang bibi, sedari kecil Thea selalu di jaga oleh sang bibi, dan ketika mamah dan papah nya pergi keluar Thea selalu tidur bersama sang bibi, asisten rumah tangga nya itu sudah seperti ibu kedua setelah Maharani

Jeruji panjang berlapis cat gold berdiri kokoh seutas tangan membelainya, dengan titihan air mata "Thea bakal berkunjung kesini kalo Thea libur "

Thea masuk kedalam mobil, dan beranjak dari sana, di kaca spion terlihat sang bibi melainkan tangan dengan pipi yang basah dengan air mata

Mobil putih terparkir di depan rumah Thea, dua orang keluar dari dalam mobil tersebut, mereka tergesa-gesa untuk masuk kedalam rumah, Wisnu dan Maharani berteriak teriak memanggil asisten rumah tangga nya

" BIBIIIII, BIII, BIBIIII" Teriak Maharani menggelegar di rumah tamu

Seseorang yang ia panggil pun menampakkan dirinya " iyaaa Buu" jawab nya

" Regann mana biii" tanya Maharani dengan nada yang bergetar

" Bibi pasti bohong kan soal itu ,itu ga mungkin bii, Regan anak yang kuat biii, itttuuhh ga mungkin kan bii, itu ga mungkin" Maharani terisak badan nya melemas, Maharani jatuh terduduk, Wisnu punya mengangkat tubuh Maharani ke sofa di ruang tamu tersebut

" Buuu, yang sabar buu, ini semua sudah takdir, kita tidak ada yang tau buu"

" Sekarang anak ku dimana biiii" tanya nya lagi

" Regan sudah di makamkan siang tadi bu" jawab nya menjelaskan

" Haaaahh" ujar Maharani dengan mengusap dada nya "massss anak kita beneran meninggal mass, haaaaaaaaaa" Maharani menangis sejadi jadinya, ia memeluk setengah badan Wisnu yang tengah berdiri, Maharani merasakan apa yang anak ke dua nya, Maharani hancur hati nya bak di sayat sayat mendengar kabar bahwasanya anak pertama nya meninggal dan lebih sakit nya ia tidak bisa melihat anak pertama nya itu untuk terakhir kalinya, ia hanya bisa pasrah dengan air mata yang berderai

Maharani dan Wisnu di ajak untuk melihat makam anak pertamanya di dampingi dengan asisten rumah tangga nya dan sopir pribadinya, Maharani berlari menuju makam sang anak, ia langsung menangkap dan mencium batu nisan sang anak, Maharani memegang gundukan tanah tersebut dingin, itu yang Maharani rasakan " Abang apa ga kedinginan nak di sana, maafin mamah nak, mamah ga bisa mendampingi dan melihat kamu untuk terakhir kalinya, apa yang terjadi sama kamu nakkk, kenapa semua jadi kaya gini nakk, mamah menyesal meninggalkan kamu nak"

***

Azan Maghrib berkumandang Thea dan langit berhenti sejenak di sebuah masjid, Langit memarkirkan mobilnya nya di alun alun masjid tersebut, dan mereka berdua turun dari mobil di alun alun tersebut sangat ramai orang orang beserta kendaraan dan keluarganya, mereka bersandar sejenak untuk melaksanakan panggilan Allah SWT, Thea dan Langit melangkahkan kaki mereka masuk dalam masjid,  di sisi kanan masjid, Thea mengambil air wudhu,Dan di sisi kiri masjid, Langit juga mengambil air wudhu, setelah selesai mengambilnya air wudhu mereka masuk ke dalam masjid, Thea mengambil mukenah yang disediakan di masjid tersebut, dan langit mengambil sarung dan kopiah, Thea menggelar sajadah langit pun sama, dan mereka melaksanakan sholat Maghrib, seusai selesai melaksanakan sholat Thea masih tersipu di atas sajadah, ia mengangkat kedua tangannya dan memanjakan doa, Thea mencurahkan semua isi hatinya dan semua unek unek nya, ia menitihkan air mata, cukup lama ia berada di sana, sedangkan Langit sudah menunggu di parkiran, Langit melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya jam menunjukkan pukul 19.00, Langit sekali lagi menengok kan kepala nya ke atas aula masjid, dan akhirnya ia melihat Thea yang sudah selesai mengerjakan sholat nya, Thea menuju ke arah langit

Amathea find BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang