ALTAREL 4

128 27 21
                                    

Pasti kalian kangennn cerita akuuu
Ahak ahakk

Part ini hanya berisi tentang Abel, Altarel, dan Alvian.

Mayan mayann

Oke selamat membaca

Chuakks

[][][]

"Titik lelah yang sebenarnya"
_Abella citra yuanda_

Abel menutup bukunya, ia mengemas barang-barangnya kedalam tas. Ia menatap beberapa anak yang berjalan meninggalkan kelas mereka.

Dirinya membuka ponselnya yang terus bergetar, ia melihat pesan dari seseorang.

Altarel
Gue tunggu di parkiran.
Sekarang!

Abel menghela nafasnya, entah mengapa dirinya merasa ada yang aneh dengan lelaki itu. Tapi ya sudahlah, toh ini hanya berlangsung satu Minggu dan setelahnya dirinya akan bebas.

Mungkin.

Ia mengambil tasnya lalu berjalan keluar, namun tangan Abel di tahan oleh seseorang yang dirinya yakini adalah Alvian.

"Bel, tunggu!" Sahutnya.

Abel menoleh, ia menaikkan alisnya sebagai tanda bertanya. Alvian mengambil sesuatu dari dalam tas nya, "Ini bel," Abel terdiam. Ia menatap sebuah kartu undangan.

"Besok gue ultah, eh pas banget ternyata gue ultahnya bareng sama Naomi. Cuman beda beberapa jam, bisa gitu ya bel," jelas Alvian yang tentunya membuat Abel tidak bisa menjawab apa-apa melainkan-

"Mungkin kalian jodoh? Gaada yang tau kan?"

Alvian terkekeh, "Haha gue gamau berharap banyak, tapi ya semoga."

Alvian mengambil tas nya lalu menggendongnya dengan satu tangan, "Gue duluan ya bel, Naomi udah nungguin."

Abel tersenyum, "Ya, hati-hati."

Alvian lalu pergi meninggalkan luka yang tanpa sengaja dirinya berikan kepada Abel, Abel mengipas-ngipas matanya agar air matanya tidak keluar, namun sepertinya itu sia-sia.

Satu titik air matanya berhasil jatuh tepat di kartu undangan yang Alvian berikan, oh ayolah! Besok adalah hari yang Abel tunggu selama ini, namun kenapa malah begini?

Alvian dan Naomi. Kenapa harus Naomi? Sebercanda inikah takdir mempermainkannya. Lucu sekali bukan? Ya, tentu saja.

Abel bahkan sampai melupakan seseorang yang kini tengah menunggunya di parkiran, dan mungkin itu akan menimbulkan masalah baru.

Suasana kelas yang kosong membuat Abel terus menumpahkan tangisnya, tanpa sadar ada seseorang yang melihatnya di balik pintu kelas.

°°°

"Maaf, tadi ada masalah."

Altarel mendelik, "Masalah nangis?" Abel membulatkan matanya, kenapa lelaki itu bisa tau? Altarel terkekeh.

"Pasti Lo mikir, kenapa gue bisa tau kan? Orang bodoh pun tau Lo abis nangis setelah liat mata Lo yang kaya panda itu. Jelek," cemoh Altarel dengan ejekan di ujung kalimatnya membuat Abel membulatkan matanya.

"Mana ada jelek! Gue tau kok gue emang sedikit berisi, kulit gue ga seputih Lo. Tapi bukan berarti Lo bisa hina gue!" Entah mengapa, biasanya dirinya sangatlah biasa saja ketika seseorang menyangkut pautkan tentang fisiknya. Namun saat melihat yang berbicara itu adalah Altarel, entah mengapa dirinya ingin membejek Altarel.

ALTAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang