ALTAREL 8

120 21 29
                                    

Eits...

Agar tidak lupa, vote and follow aku sekarang jugaaa...

Ada yang kangen sama Berel? Atau Bean? Atau sama akyuu??? Wkwk

Cnda kok gess

[Peringatan] kalau ada typo dalam kata atau kalimat mohon tandain yaa, karena aku tipe author yang males baca ulang.

Okey, selamat membaca

[][][]

"Kata orang aku bodoh, namun siapapun yang dibutakan oleh cinta, pasti akan seperti aku."

_Alvian Arlando Jevin_

"Ini buat Lo, Abella Citra Yuanda."

Brukk...

Deg...

Abel melototkan matanya saat Altarel terjatuh tak berdaya, seluruh orang yang ada disana pun ikut panik saat lelaki itu mimisan sebelum pingsan tadi.

Abel berlari kearah panggung, ia menepuk-nepuk pipi Altarel sembari mengusap darah yang keluar dari hidung lelaki tersebut.

Naomi penepis tangan Abel, "Bego, panggil ambulan lah anjir!" Sentak Naomi dengan tatapan tak bersahabat.

Abel mengangguk, ia lalu segera menghubungi ambulan untuk membawa Altarel.

Dari kejauhan, ada yang menatap wajah Abel dengan tatapan tak terbaca. Hatinya terlalu abu-abu untuk melihat perasaan terhadap gadis itu, entah kenapa hatinya sedikit tidak rela melihat Abel khawatir dengan lelaki lain.

Apakah dia juga menyukai Abel? Hanya dirinya yang tau.

°°°

Abel masuk keruang yang di tempati Altarel. Kata dokter, lelaki itu kurang baik di karenakan tubuh yang lemas dan juga demam. Tentu saja itu membuat dirinya sedikit lega, namun khawatir juga.

"Rel."

Altarel yang sudah sadar sepenuhnya, menoleh kearah gadis dengan kuncir kuda itu. Ia tersenyum tipis, "Hai bel," sapa Altarel seolah lelaki itu baik-baik saja.

Abel menghampiri Altarel, mengelus surai hitam lelaki itu. "Huh! Apa gue bilang, Lo ga baik-baik aja! Kenapa tetep maksain coba? Sekarang siapa yang susah? Lo sendiri kan."

Altarel mendelik, "Bukannya di tanyain keadaan, malah di omelin. Dasar cewek!" Celetuk Altarel yang membuat Abel ingin mencekik lelaki itu juga.

"Gue kaya gini karena gue peduli!"

Hening.

Tidak ada lagi percakapan setelah itu, Abel menghela nafasnya. "Makan," suruh perempuan itu dengan menyodorkan sebuah plastik berisi bubur ayam.

"Gue tau bubur dirumah sakit gaenak, jadi gue beli baru."

Altarel tersenyum, "Makasih calon pacar, tau aja deh," ucapan Altarel tadi sontak mendapat tepukan maut dari Abel.

"Awwshhh Lo mah, sakit anjir."

"Makanya kalau ngomong itu filter, ogah gue punya pacar alay kaya Lo!"

"Alay alay juga ngangenin tau!" Protes Altarel tak terima.

"Jadi gimana?"

Abel mengerutkan dahinya, "Jadi gimana apanya? Ngomong yang bener!" Ngegas Abel.

"Jadi ayang gue?"

Abel menjitak kening Altarel, "Ayang ayang pala Lo peang! Tuh makan bubur, gausah ngehalu jadi pacar gue! Ogah gue."

ALTAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang