ALTAREL 11

103 19 12
                                    

Haii aku up lagii

Wkwk gabut soalnya, karena sekolah libur jugaa jadi mending up ajaa...

Votmen jangn lupaa,
Andd selamat membaca

[][][]

"Diriku tetaplah aku, namun sikap ku bukanlah diriku."

_Alvian Arlando Jevin_

Abel berjalan dengan earphone di telinganya, tangannya terus mengotak-atik ponselnya. Ia menghentikan langkahnya saat ada seseorang yang menepuk pundaknya.

Dengan cepat dirinya menangkis seseorang tersebut, matanya membulat saat melihat seorang pemuda yang meringis karena tangkisan Abel yang cukup kuat.

"Shhh."

"Tarel?"

Altarel membuka kupluk Hoodie nya, menampakkan wajah tampannya yang begitu menarik perhatian. "Lo ngapain disini?" Tanya Abel dengan nada sedikit mengecil.

Altarel tak langsung menjawab, dirinya langsung menarik Abel dan membawanya ke parkiran mobil di alfapril di depan sekolah.

Pemuda itu membukakan pintu untuk Abel, dengan kesal Abel lalu masuk kedalamnya. Di susul dengan Altarel yang ikut masuk dan duduk di kursi kemudi.

"Jawab pertanyaan gue yang tadi, rel."

Altarel memasang seat belt nya, lalu melajukan mobilnya. Abel menatap Altarel kesal, "Rel!"

"Kenapa?"

"Kenapa lo ada disini?"

"Jemput calon istri."

Abel mendelik, kenapa Altarel semakin hari semakin menjadi? Bisakah lelaki itu waras sehari saja?

Abel tak bertanya lagi, dirinya mengikuti kemana Altarel membawanya pergi. Beberapa menit kemudian, Altarel menepikan mobil tersebut disebuah apartemen.

Abel menatap gedung apartemen, "Ngapain kita ke apartemen?"

"Gue beliin ini buat lo, gue tau lo ga betah dirumah itu."

Abel menatap Altarel, "Lo tau?" Altarel mengangguk, "Mama lo sendiri yang bilang," Abel tak menjawab.

Pikirannya tertuju pada Riana, ibunya itu masih peduli padanya. "Duit buat beli apartemen nya gue gan-"

"No. Gue nolak, karena gue ngelakuin ini dengan ikhlas dan tanpa paksaan. Lagi pun duit gue banyak kok, gaakan habis."

Abel menggeleng, "Masa depan lo masih panjang, duit ini tabung aja," Altarel menatap Abel. "Bahkan gue gatau apakah gue punya masa depan, atau enggak."

Gadis itu memicing, "Kenapa?"

Altarel menggeleng, "Lupain, ayo keluar."

Altarel lalu bangkit dari duduknya, namun tangan Abel lebih dulu menahan. "Kalau ada masalah, jangan sungkan cerita, anggap gue sebagai-"

"-rumah lo buat pulang."

°°°

"Rel, lo mau makan apa?"

Altarel terlihat berpikir, "Emang lo bisa masak?"

Abel terkekeh, ia menepuk dadanya bangga. "Gini-gini gue pernah ikutan MasterChef cilik."

"Menang?"

"Ya kagak lah."

Dodol.

Altarel lalu berjalan bangkit, "Eh rel, mau kemana?"

ALTAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang