Hai guys, mau ngingetin aja jangan lupa votmennya. Follow juga, whehehehhe
Okeyy happy reading.
[][][]
"Memulai semuanya."
_Naomi yunanta maheswara_
Altarel berjalan menyusuri koridor sekolah, setelah mengantarkan Abel, dirinya memutuskan untuk membolos ke gedung belakang sekolah yang biasanya dijadikan tempat untuk pembolosan anak-anak.
Sesampainya, dirinya melihat seseorang yang tengah bersantai di sofa bekas yang tersimpan disana. Ia mengenali seseorang tersebut.
"Lo ngapain disini?"
Alvian menoleh, dirinya tersenyum menatap altarel. "Hai rel, gue numpang sini ya. Gue hari ini mau ngebolos."
Altarel terdiam saat melihat Alvian yang merokok, bahkan sebelumnya lelaki itu sangatlah anti merokok.
Altarel lalu duduk dihadapan Alvian, menatap Alvian seperti sedang mengawasi lelaki tersebut.
"Sejak kapan lo ngerokok?"
Pemuda itu tak langsung menjawab, dirinya mengisap rokok itu tersebut lalu menjawab.
"Satu Minggu yang lalu," jawab lelaki itu santai."Ada problem?"
Alvian terdiam, ia menatap altarel. "Kalau problemnya ada di lo gimana?"
Altarel mengerutkan dahinya, "Gue? Masalah apa?"
Alvian mematikan rokoknya yang sudah memendek, ia lalu bangkit berjalan mendekati Altarel.
Sedikit membungkukkan badannya, ia berbisik, "Lo masalahnya rel, kenapa dia harus suka sama lo?"
Setelah mengucapkan itu, Alvian berjalan pergi meninggalkan gedung tersebut. Altarel menatap kepergian Alvian, apa yang dimaksud oleh lelaki itu sebenarnya.
Apa ini berhubungan dengan Naomi? Sepertinya iya. Pikirnya.
°°°
Abel kini tengah membaca sebuah novelnya, suasana yang bising membuat dirinya harus menggunakan earphone agar suasana bising itu hilang.
Namun, keriuhan dikelas menghilang saat Alvian datang. Entah mengapa seketika aura aneh datang diruangan tersebut, Abel melihat Alvian yang duduk di bangkunya sendiri.
Abel sesungguhnya penasaran, namun sudahlah.
"Berry, kok Naomi belum datang ya? Biasanya dia suka datang pagi."
"Gatau mi, gue khawatir. Soalnya dari malem no dia ga aktif-aktif."
Abel tak sengaja mendengar pembicaraan teman Naomi tersebut. Dia juga tidak tahu menahu perihal Naomi, karena semalam dia tidak tidur dirumah yang huni oleh lelaki brengsek yang sayangnya ayahnya itu.
Ia menatap punggung Alvian, apakah Alvian tau tentang Naomi? Mungkin dirinya bisa bertanya.
"Pian."
Tak ada sahutan, terlihat jelas lelaki itu sibuk memainkan ponselnya. Dengan sedikit tepukkan berharap lelaki itu menoleh, dan benar saja. Alvian menaikkan alisnya sambil menatap Abel datar.
"Yan, lo tau nao-"
"Gatau," jawab lelaki itu menyela terlebih dahulu.
Abel terdiam, lalu mengangguk ragu sembari tersenyum. Alvian lalu membalikkan badannya dan kembali sibuk pada ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL
Teen FictionKetika di hadapkan untuk bertahan atau bersama orang baru, itu tentu sulit... Abella atau yang kerap di panggil Abel, perempuan berisi namun tinggi dengan iris mata hitam, gadis yang tengah mengejar cinta seorang Alvian. Seseorang yang dirinya sukai...