ALTAREL 13

92 17 4
                                    

HAII GESS AKU KEMBALI!!

AW AW aku kangen banget tarel, jadi mari kita lanjutkan. Sebelumnya vote dulu yaa biar aku makin semangattt!!

[][][]

"Cinta itu beneran bikin buta."

_Altarel Galen Mahesa_

Malam hari, Abel memilih untuk berbelanja beberapa keperluannya untuk beberapa Minggu kedepan. Abel menggunakan uang tabungannya untuk keperluan hidupnya, sedangkan uang yang di berikan Rina dirinya simpan jika ada keperluan mendesak.

Ia berbelanja sendiri, tidak di antar oleh Altarel ataupun Shena. Shena yang sedang sibuk dengan tugas-tugas. Sedangkan Altarel, tunggu, lagi pun mereka tidak ada hubungan.

Abel memilih beberapa mie instan, ikan dalam kemasan, dan juga buah-buahan. Selain itu juga dirinya mengambil beberapa Snack untuk menemaninya menonton.

Di rasa cukup, Abel pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya. Namun, tatapannya terkunci pada satu hal yang membuatnya terdiam.

Altarel dan Naomi? Mereka terlihat sedang berbincang di depan supermarket, dan terlihat tidak baik-baik saja.

Dan pada suatu ketika, dirinya melihat Naomi memeluk Altarel sembari menangis, sedangkan Altarel hanya diam. Namun terlihat dari tatapannya bahwa lelaki tersebut tidak menyukai hal itu.

Abel ingin acuh, namun entah mengapa tidak bisa. Gadis itu terus menatap Altarel dan Naomi dengan tatapan bertanya, mengapa Altarel tidak melepaskan pelukan itu? Pikirnya.

"Mbak, cepetan ya, saya juga mau bayar," tegur pria di belakangnya. Abel tersadar lalu meminta maaf, segera dirinya membayar belanjaannya dan bergegas pergi.

Saat dirinya melihat keluar, Altarel dan Naomi sudah tidak ada ditempat. Mungkin mereka sudah pergi? Ah mungkin.

Abel berjalan kearah halte bus, ia sudah memesan taksi namun entah mengapa taksi itu belum juga datang.

Hari yang semakin malam juga membuat Abel sedikit merinding, pasalnya keadaan disini sudah sepi dan hanya di terangi oleh lampu jalanan. Jalanan yang terbilang cukup sepi juga membuat dirinya sedikit was-was.

Titt...tit...

Abel melihat seseorang turun dari mobilnya dan berjalan kearahnya. "Abel, ternyata Lo belum pulang," celetuk Altarel sembari ngos-ngosan

Abel melihat Altarel, "Ngapain disini rel? Lo ngikutin gue?" Tanya Abel, yang padahal dirinya sudah tahu bahwa lelaki ini memang ada di sekitar sini beberapa menit yang lalu.

Altarel menggeleng, "Tadi gue ada urusan, ayo pulang sam-"

"Gue udah mesen taksi online, ga enak kalau di cancel rel."

Pemuda itu lagi-lagi menggeleng, "Tadi gue abis bantuin driver taksi online. Mobil dia mogok di jalan cempaka putih, terus katanya ada yang mesen juga. Saat tahu kalau itu Lo, gue langsung kesini."

Abel mengangguk, ia lalu mengangkat belanjaannya. Namun lebih dulu di ambil oleh Altarel, "Cewe gabaik bawa yang berat-berat," Abel tersenyum.

"Makasih," Abel tersenyum lebar. Altarel spontan menutup matanya, "Bel, senyum Lo bisa bikin gue diabetes karena terlalu manis."

"Tarel!"

°°°

Altarel menutup pintu kamarnya, ia meletakkan jam tangan dan juga ponselnya di atas ranjang. Berjalan kearah balkon kamarnya untuk mendapatkan angin malam.

ALTAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang