Haiii lagii
Aku upp, telat sehari wehehehehehe
Gapapa kali yaaa
Ok ok, langsung baca ajaHappy reading
[][][]
"He loves me, then why can't I learn to love him?"
_Abella Citra Yuanda_
Abel menatap pantulan dirinya di cermin, matanya sembab karena semalaman menangis. Ia lalu memakai kacamata yang sudah lama tak dirinya pakai, setidaknya kacamata ini bisa menutupi matanya yang sembab.Ia lalu berjalan kelantai bawah, biasanya dimeja makan hanya ada Riana yang menyiapkan sarapan dan bekal untuk dirinya. Kini meja makan itu sudah di tempati oleh beberapa orang, termasuk Naomi.
Niatnya dirinya ingin sarapan agar tidak terlalu lemas untuk kegiatan hari ini, namun Abel mengurungkan niatnya saat melihat sebuah keluarga yang sudah menghancurkan dirinya.
Abel berjalan melenggang pergi, kepergian Abel tak luput dari pandangan Naomi dan Maya, ibunda Naomi.
"Minimal punya sopan santun, pamit dulu gitu. Ga mencerminkan anak sekolah banget, malah kaya anak ga berpendidikan."
Abel yang hendak membuka pintu kini mengurungkan niatnya ia menoleh menatap Maya yang baru saja berbicara, tentunya untuk dirinya.
Ia terkekeh, "Tante gausah banyak omong ya, hidup numpang gausah belaga, saya juga sekolah ga minta duit ke anda. Kok anda sewot? Saya masih bisa biayain hidup saya sendiri tan," balas Abel dengan nada sedikit meninggi.
Maya bangkit dari kursi makannya, ia menatap Abel dengan tatapan benar-benar menyimpan dendam. "Mulut kamu tidak disekolahkan ya? Pantasan sama seperti ibunya, sama-sama bodoh dan gapunya malu."
Abel mengerutkan keningnya, "Saya atau tante yang ga punya malu? Udah punya anak masih aja cari suami orang, butuh bela-"
"Cukup Abel!!"
Abel menatap Riswan, terlihat Riswan yang menatapnya dengan tatapan jengkel. Abel terkekeh, "Kenapa pah? Ga terima istri tercintanya dibilang butuh belaian?"
Naomi menatap Abel sengit, "Jangan lupa ngaca, bel. Lo juga butuh belaian kan? Sama-sama butuh belaian gausah bacot."
"Maaf, gue bukan murahan yang harus pake cara itu. Emangnya lo yang ngegunain seseorang untuk dijadikan alat buat kembali ke masa lalu?"
Naomi mengerutkan dahinya, "Maksud lo?"
Abel tersenyum, "Lo pikir gue gatau rencana busuk lo? Gue tau bel. Sangat tau," Abel lalu berbalik dan pergi meninggalkan ruangan yang dipenuhi keheningan itu.
Riana dibalik kamarnya terdiam dengan tangis yang bercucuran, "Maafin mama, bel. Mama gagal, mama gagal."
°°°
Abel memarkirkan mobilnya diparkiran sekolah, ya hari ini baru dirinya ambil di bengkel dekat rumahnya. Kenapa tidak berangkat dengan Altarel? Abel yang menolak karena kondisi Altarel yang masih lemas.
Lelaki itu mungkin kini tengah bersantai dirumahnya sembari memainkan game di ponselnya. Dan niatnya hari ini akan berkunjung kerumah Altarel untuk memastikan kondisi lelaki tersebut.
Abel pun bingung dengan dirinya sendiri, kenapa dirinya bisa sangat nyaman dengan keberadaan Altarel, terlebih sangat mengetahui bahwa lelaki itu menyukainya. Ah, mustahil bukan? Tapi itulah kenyataannya.
Apakah mungkin dirinya juga mempunyai perasaan pada lelaki tersebut? Mungkin.
Dari kejauhan, Abel dapat melihat Alvian yang berlari dari lorong kearahnya. Ia bingung pada hal yang dilakukan oleh Alvian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL
Teen FictionKetika di hadapkan untuk bertahan atau bersama orang baru, itu tentu sulit... Abella atau yang kerap di panggil Abel, perempuan berisi namun tinggi dengan iris mata hitam, gadis yang tengah mengejar cinta seorang Alvian. Seseorang yang dirinya sukai...