ALTAREL 9

109 19 24
                                    

Hai gess

Gausah banyak basa-basi

Kita langsung mulai saja, happy reading

[][][]

"Kebahagiaan yang tak akan kembali."

-Abella Citra Yuanda_

Satu hari berlalu, kini Altarel sudah terlihat lebih baik dan segar. Hal ini tentu saja membuat Abel senang dan lega, jadi dia memutuskan untuk membantu lelaki itu membereskan kamar lelaki tersebut.

"Lipet yang bener bel, nanti kusut!" Suruh Altarel yang kini tengah bersantai sambil memainkan game di ponselnya, dan jangan lupakan Snack di pangkuannya.

Abel mendengus, "Bacot elit, bantuin sulit," Altarel memasang wajah masam, "Jadi ga ikhlas?"

Abel menyengir, "Ikhlas banget kok, sumpah. Sampe rasanya pengen ngebejek muka jelek lo!" Altarel tentu saja tak terima dengan ucapan perempuan itu, ia lalu turun dari ranjang dan berjalan pergi meninggalkan kamarnya.

Abel terdiam, ia bertanya pada dirinya sendiri. Apa yang salah? Apakah dirinya salah ngomong? Kenapa lelaki itu pundung? Pertanyaan itu terus bermunculan di kepalanya.

Sampai pada akhirnya, Altarel kembali dengan lima pembantu dirumah ini. Abel tentu terkejut, hal gila apa yang akan dilakukan oleh lelaki sableng itu.

Altarel menatap Abel tajam, ia lalu menjajarkan seluruh pembantu tersebut dan mulai melakukan aksinya.

"Bi, saya jelek? Jawab jujur," wanita paruh baya yang bekerja sebagai pembantu itu menggeleng.

"Eleuh-eleuh, saha anu bilang nden jelek? Kabina pisan atuh. Nden teh kasep pisan, Mun bibi muda keneh mah pasti bibi hoyong Jeung nden." Sahut wanita itu, panggil bi Sumi.

Abel menelan ludah nya, perasaannya terus tidak enak saat Altarel terus menanyakan ketampanannya pada kelima pembantu itu.

"Bi, kat-"

"Tarel stop!"

Altarel tersenyum, ia menatap angkuh Abel lalu mengkode untuk para pembantu itu pergi. Kini di dalam hanya menyisakan Abel dan Altarel.

"Lo gila nanyain yang kaya gitu ke mereka?" Amuk Abel.

Altarel duduk dengan santai di atas ranjang, "Ngebuktiin aja, kalau gue emang ganteng."

"Lo marah karena gue sebut jelek? Cuman becanda, astaga," Abel benar-benar tak habis pikir dengan semuanya.

Altarel mendekatkan wajahnya pada Abel, "Cuman becanda? Berarti lo mengakui kalau gue ganteng?" Skak mat! Abel benar-benar tidak bisa berkata-kata sekarang.

Jika Abel menjawab tidak, dia benar-benar munafik! Namun, jika dirinya menjawab iya, pasti lelaki itu akan berkepala batu dan semakin merasa tinggi.

"Tanya sama babi aja."

Altarel mengangguk, ia lalu mengambil ponselnya.

"Halo pak Dadang, saya mau satu ekor ba-"

"ALTAREL GUE BECANDA ASTAGA, IYA LO GANTENG!" Pekik Abel keceplosan.

Altarel terdiam, ia mematikan panggilan tersebut lalu menyembunyikan wajahnya di bawah bantal.

Bunda tolong Alta! Alta salting!!!

°°°

"Ke mana aja anak gadis gak pulang semalaman?! dapat uang berapa? Udah berani jadi jalang kamu?" Celetuk seseorang saat Abel baru menginjakkan kakinya dirumah tersebut.

ALTAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang