12

5.5K 495 7
                                    

"Manusia itu lucu. Butuh kehilangan dulu bau tau arti sebuah keberadaan."

~Arseano~

~Happy Reading~

Juan berjalan di koridor yang sepi dengan Sean yang berada di gendongannya. Tujuannya kali ini adalah ruangan khusus milik keluarganya.

Sepertinya akan ada pertikaian antara Ricky dan abangnya. Itu juga alasan ayahnya datang, kunjungan hanya alibi agar tidak terlihat mencolok.

Ruangan khusus pemilik sekolah atau keluarga Bramanty ada di lantai lima sedangkan ia kini di lantai tiga. Mendekatkan dirinya ke jendela, Juan dapat melihat mobil keluarganya memasuki halaman sekolah. Sedikit mengerutkan keningnya ini sedikit diluar prediksinya. Ia pikir hanya ayahnya saja yang datang. Ternyata ada dua mobil lain yang datang bersamaan dengan mobil ayahnya. Tidak termasuk pengawal.

"Sedikit keributan sepertinya tidak papa."



==============================


Leon memasuki aula paling akhir dibandingkan teman-temannya. Tapi tenang saja kursi 11-C itu khusus. Ketika siswa-siswi lainnya duduk berbaur berbagai angkatan, lain hal dengan 11-C. Mereka akan duduk rapi berkelompok lima baris. Tidak ada yang berani mengusik kekosongan kursi di barisan 11-C.

"Lah Yon, Sean mana?" Janu menyadari ketidak hadiran Sean yang seharusnya datang bersama Leon.

"Di begal tadi."

"Serius Yon!"

Rasanya Janu ingin mengigit rambut Leon sampai botak. Gak ada kemungkinan anak itu membolos sendirian mengingat Pak Ardo yang turun tangan menjemput kelas mereka.

"Di bawa Juan."

Juan menganga tak percaya. Begitu juga Haris dan Darpa yang mendengarnya. Bahkan Darpa menjatuhkan makanannya yang baru berkurang beberapa suap saja. Padahal di dalam aula dilarang membawakan makanan.

Jangan tanya Oza. Anak itu duduk depan dan tengah bergibah bersama Alley, Alisya juga Yuna. Ketiganya sibuk berkomentar ini itu tanpa henti.

"Kok bisa anjir."

"Ya gimana, gw gak bisa nolak. Dia pakek kekuasanya."

"Sejak kapan lu takut sama kekuasaan Leon." Darpa mengerang frustasi.

Darpa, Janu, Haris, dan Oza. Ke empat orang itu paling tau masa lalu Sean. Jujur kini mereka takut jika Sean diambil dari mereka. Ketakutan itu datang begitu saja padahal mereka sangat yakin Sean pasti memihak mereka.

"Kalo dia cuma ngancem gw ya gw gak takut. Yang dia ancem Sean bro, lagian kenapa lu tegang banget Sean di bawa Juan."

Ketiganya terdiam. Tidak mungkin mereka mengatakan yang sebenarnya, cari mati namanya.

"Gw gak tau harus apa KLO udah gini."


==============================

Juan membuka pintu tanpa kesulitan. Berat badan Sean bukan masalah untuknya. Ia terbiasa dengan beban berat.

Pandangan pertama yang ia lihat adalah Mahen yang tampak tak baik dan Ricky yang di rantai ke tiang jendela. Di sisi Ricky ada Brandon dan Jay. Bella nampak duduk di single sofa  hanya melihat tanpa niat ikut campur.

Rafassya anak itu hanya berdiri seperti manekin di sebelah Mahen. Sudah biasa Rafassya seperti itu.

"Udah puas bang?"

Pandangan seluruh penghuni ruangan teralihkan pada Juan yang baru masuk membawa seseorang. Dari posturnya tidak jauh berbeda dengan Juan namun rambut yang mencolok itu cukup mengatakan siapa dia.

Gevariel ArseanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang