"Orang yang menyakiti ku lebih terluka dariku? Jika dia menjadikan ku pelarian, bagaimana dengan ku?"
~Arseano~
~Happy Reading~
Dor
Sebuah peluru tepat mengenai tengah papan tembakan. Tidak sekali pelatuk senjata api terus di tembakkan hingga isinya habis.
Klak
Sean, pelaku penembakan mengisi kembali pelurunya dan kembali menembakkannya isi senjata api di tangannya. Pada tembakan kelima, kali ini papan target yang terbuat dari kayu itu pecah.
Bukannya berhenti, Sean tetap menembak pada titik yang sama berkali-kali. Bahkan tak jarang pelurunya mengenai peluru lain yang tertancap di batang kayu.
Tap
Seseorang menutup mata Sean lembut dan menahan tangan kecil itu untuk terus menarik pelatuk. Jika di teruskan bahu Sean bisa cidera menahan dorongan yang di hasilkan senjata api itu.
"Stop, kenapa lu marah hmm? Lu bisa bikin badan lu sendiri cidera."
Sean diam. Dia hapal betul siapa yang ada di belakangnya. Sean menyandarkan tubuhnya ke belakang dan di tahan dengan baik.
"Dia keluar Ris, gw takut," ucap Sean dengan suara bergetar.
Haris mengambil pistol di tangan Sean dan memutar tubuh kecil sahabatnya untuk di peluk.
"Kenapa takut, Sean kan kuat. Ada kami juga di samping lu." Haris mengusap surai yang mulai memanjang berwarna dark brown itu dengan sayang.
Ini kali kedua Sean terlihat ketakutan sampai seperti ini. Ternyata trauma masa kecil sangat berpengaruh pada hidup seseorang bahkan ketika seseorang itu sudah tumbuh menjadi lebih kuat.
"Lu lebih kuat dari dia Sean. Lu pasti bisa ngelawan rasa takut lu."
Sean perlahan dapat mengatur nafasnya dengan benar.
"Oy! Ayo makan, gw beli McD."
Oza datang menenteng dua kresek makanan kecil di tangannya. Di belakangnya Darpa dengan wajah masam menenteng tiga kantong berisi makanan berukuran cukup besar.
"Oza bangsat."
Jika ada yang bertanya di mana mereka sekarang, jawabnya mereka ada di rumah Sean. Kok bisa? Kenapa tidak. Sean pergi dari mansion Bramanty di jemput Janu yang kebetulan saat itu berada tak jauh dari mansion.
Sepertinya belum ada yang sadar Sean menghilang. Jika sadar sebentar lagi pasti menyusul.
Kini mereka memutuskan duduk di meja makan sambil menunggu Janu yang mandi. Btw ini Minggu sore.
Klek
Janu keluar dari kamar dengan rambut sedikit basah.
"Lama banget mandi, boti lu?" Ucap Oza.
"Boti palak lu lima, gw ngobatin luka gw ni, abis di tonjok anak Hendri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gevariel Arseano
Chick-LitKesalahpahaman memang hal yang paling menakutkan dan harus di selesaikan. Bagaimana jika Sean tidak ingin menyelesaikannya. Jangan menghakimi nya. Ia hanya anak yang tersesat di dalam candaan dunia. Aku yakin kau akan melakukan hal yang sama jika di...