41

2.8K 368 68
                                    

"Bermain dengan kami maka kalian siap terluka."

~Sean Circle~

~Happy Reading~

Ricky memacu motor Darpa dengan sangat cepat. Ia tidak dapat melihat di mana musuh yang sedari tadi mengarahkan timah panas kearah mereka. Ia hanya bisa mengikuti arahan Darpa hingga akhirnya tiba di tempat ramai.

"Lu gak papa?" Tanya Ricky kala merasa berat di punggung nya.

"Gak papa, mereka masih ngejar kita Ky. Cari cara ngubungi keluar ga lu buat jemput di tempat rame. Mereka gak berani kalo di tempat yang rame."

"Gw gak bawa apa-apa cuk, GPS sama ponsel gw udah ilang pas gw di bawa," ucap Ricky.

"Dasar gak guna."

Darpa merogoh ponselnya sendiri dan menghubungi no Janu. Pertama tidak di angkat. Percobaan kedua juga tidak di angkat. Hingga percobaan ke lima baru diangkat.

"Halo?"

"Bangsat lu, lama banget ngangkat nya."

"Ya elah baru di angkat udah di amuk. Abis mandi sama masak gw, masih idup lu btw."

"Punya sahabat bangsat ya gini. Pancing keluarga Sean buat jemput bontotnya, gw gak bisa nganterin sampe rumah."

"Lah kan tugas lu," ucap Janu dari seberang.

"Kalo lu mau gw pulang nama, oke gw anter."

"Posisi lu di mana, gw kesana sekarang."

Darpa tersenyum. Ia bisa mendengar jelas suara Haris dari sebrang. Tak lama ia mendengar suara keyboard komputer di tekan cepat serta suara Janu yang menyebutkan lokasinya yang sekarang.

"Pelan ya cil bawa motornya, ini mulai rame gw mau tidur bentar."

"Lah.. lah.. terus ini motor mau di arahin kemana woy, jangan tidur anjing kalo lu gelinding gimana?"

"Kerumah lu aja cil tapi Jan sampe jalan sepi. Cari yang rame, kalo ketemu temen gw berhenti."

Haris segera mengambil kunci motornya dan hendak keluar apartemen. Ia mengenakan pakaian biasa tak lupa mengenakan jaket serta Hoodie.

"Pagi-pagi mau kemana?" Tanya Haidar melihat Haris berpakaian rapi menenteng hlem.

"Jemput Darpa," ucap Haris sekenanya.

"Ikut dong, gabut gw."

Tanpa menunggu persetujuan Haris, Haidar berjalan mengikuti yang lebih muda.

"Helm lu taruh aja lagi, naik mobil aja kita."

Haris hendak protes karena Haidar baru mengatakannya saat sudah di parkiran. Namun Haidar lebih dulu meletakkan helm Haris ke motor pemuda itu.

"Helm gw mahal woy, bisa dapet Scoopy itu."

"Halah, jangan kayak orang susah," ucap Haidar dengan santai.

"Itu beli pakek duit btw, juga bukan duit bapak lu. Kalo ilang emang lu mau ganti?" Meski menggerutu, Haris tetap masuk ke mobil Haidar.

Tak lama Haidar menyalakan mesin kemudian segera meninggalkan parkiran apartemen.

Gevariel ArseanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang