44

2.5K 327 144
                                    

"Aku tak sekuat itu, hanya saja aku terbiasa menutup kelemahan ku."

~Arseano~

~Happy Reading~

Oza segera membereskan senapannya dan bergegas menyusul Sean. Namun saat baru turun ia langsung di sambut beberapa anak buah Jakshar.

"Ketemu," ucap salah satu dari belasan orang itu.

"Shit!"

Oza terpaksa melawan orang-orang itu sendirian. Beberapa kali ia mendapat pukulan atau tendangan namun ia bisa menahannya, untuk sekarang. Jika masih ada yang ingat Oza pandai bela diri hanya sayang staminanya lemah.

Brugh

Dor

Oza menghantam tembok setelah salah satu anak buah Jakshar menendangnya dari belakang. Jika saja ia terlambat sedikit saja, peluru yang di lepaskan tadi akan bersarang di tubuhnya.

"Gw cuma buang waktu di sini."

Oza merasa ia sudah sedikit lelah. Jika ia melawan semua orang ini sendiri, ia yakin ia bisa menang namun ia tidak akan bisa menyusul Sean.

Sebuah pukulan kembali di arahkan pada bocah yang biasanya menghabiskan hari dengan bergosip dengan teman-teman sekelasnya itu. Kini ia harus mati-matian mempertahankan nyawanya.

Tak hanya pukulan, tembakan juga serangan senjata tajam di layangkan pada Oza.

Kini Oza terpojok. Di depan ia menahan serangan sedangkan di kanan kirinya pistol di arahkan ke dirinya.

"Menyerah lah, tuan Jakshar akan membiarkan kau hidup."

"Aku tidak butuh hidup karena belas kasih orang lain."

" Keras kepala."

Orang itu mendorong Oza hingga anak itu membentur tembok. Oza tidak goyah sama sekali, ia lebih memilih mati dari pada menyerah. Lagi pula jika ia mati palingan yang sedih cuma keempat sahabatnya. Itupun kalo ingat.

"Penawaran terakhir, menyerahkan atau..."

"Atau...."

Dor

Oza melebarkan matanya. Darah terciprat mengenai wajah bulatnya. Orang yang tadi menahannya tertembak tepat di kepala hingga menembus tengkoraknya.

"SIAPA DI SANA?!!"

Melihat kesempatan, Oza segera menerobos kerumunan itu dengan mudah. Meskipun beberapa tembakan di lepaskan, tak satupun yang mengenai Oza.

Saat berlari menuruni anak tangga, Oza melihat dua orang di balik pintu. Namun Oza tak peduli ia memilih berlari secepat yang ia bisa untuk menyusul Sean.

"Aku pikir itu Haris," ucap salah satu dari dua orang yang Oza lihat tadi.

"Hmm, aku tak menyangka itu Oza."

"Wan, Bell posisi," Terdengar suara dari alat di telinga keduanya.

"Atap bang, sniper itu Oza dia turun gak tau kemana," ucap Juan.

Gevariel ArseanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang