28

3.6K 362 29
                                    

"Binatang yang katanya tak berakal pun tau yang mana lawan yang mana kawan."

~Janu~

~Happy Reading~

Brak

Suara pintu kelas di buka kasar membuat penghuni kelas yang tak seberapa itu terkejut. Oza dengan tampang kuyu menerjang Bara yang kebetulan berada paling dekat dengannya.

"Kenapa lu?" Bukannya mendapat jawaban, Bara malah mendengar isak tangis Oza.

"Lah.. lah.. kok malah mewek. He jangan nangis dong di gebukin temen mu nanti gw," ucap Bara panik.

Mereka semua tau kebiasaan anggota kelas masing-masing. Kali ini Bara sedikit tenang karena dari circle Sean belum ada yang masuk kelas.

"Lu apain Oza, Bara goblok," ucap Mikael yang kebetulan berada di belakang Bara.

"Kagak gw apa-apain sumpah demi bh nya Yuna yang kemaren di gondol kucing dia dateng-dateng udah nangis."

Bara mengusap kepala Oza mencoba menenangkan biang gosip ter update 11-C.

"Udah dong Oza jangan nangis, lu mau apa bilang sama gw hmm. Mau sepatu, tas, hp baru ngomong dong." Maklum guys anak orang kaya.

Masih mencoba menenangkan Oza tiba-tiba si tengil Fauzan yang tadi asik main uno di belakang menghampiri Bara di depan. Ia tadi melihat siluet Janu dan Yuna.

"Hayolo Bara kok Oza lu bikin nangis. Ih.. ih.. itu Janu, JANU BARA BIKIN NANGIS OZA."

"Fauzan bangsat, KAGAK NU MUSYRIK NI ANAK."

Janu yang memang berjalan bersama Yuna masuk kelas terkejut mendengar teriakan Fauzan. Dahinya mengernyit melihat Oza yang memeluk Bara, seperti memang benar menangis.

Bara panik ketika Janu menghampirinya sementara anggota kelas yang lain anteng, lumayan tontonan geratis kalo sampai Janu dan Bara baku hantam.

"Mu serius gw kagak ngapa-ngapain, ni anak datengin gw langsung nangis."

Janu tau. Tidak mungkin Oza menangis sampai seperti ini hanya untuk menjahili teman sekelasnya.

"Za, sini sama gw."

Mendengar suara sahabatnya, Oza langsung menoleh. Yang awalnya sudah mau berhenti menangis kembali menangis bahkan suaranya lebih keras dari sebelumnya. Ia menerjang Janu hingga mundur beberapa langkah.

"Kenapa?"

"Hiks.. gw gak mau pindah kelas hiks.. gw mau di sini aja."

"Pindah?"

Fauzan yang awalnya mau memanas-manasi terdiam. Suara Oza tidak lah pelan membuat satu kelas mendengarnya. Bukan masalah sebenernya jika ada yang ini pindah kelas, hanya saja mereka tidak akan terima jika pindahnya karena dipaksa. Terlebih Oza sampai menangis dan terlihat takut entah karena apa.

Baru mau membuka mulut Janu mengkode untuk diam.

"Abang lu ya?" Tanya Janu pada Oza dan di balas anggukan.

"Sama Fauzan dulu, gw cari Abang lu dulu."

Janu yang hampir melepaskan pelukan Oza tercengang. Tubuhnya kaku melihat Sean tepat di depan pintu bersama Ricky dan Juan di belakangnya. Yang membuat Janu takut wajah Sean tampak marah.

"Sean.."

"Oza kenapa nangis?"

Sean berjalan ke arah Oza dengan wajah polos yang sangat berbeda dengan beberapa detik yang lalu.

Gevariel ArseanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang