"Aku menyayanginya, hanya saja aku masih takut untuk menyapanya. Beri aku sedikit waktu lagi."
~???~
~Happy Reading~
Sudah dua Minggu Sean absen karena cideranya. Hari ini ia sudah mulai masuk sekolah lagi. Hanya saja sampai kakinya benar-benar pulih ia tidak akan membolos, karena jika ketahuan ia tidak bisa berlari.
Kali ini ia berangkat sendiri, awalnya terjadi perdebatan siapa yang akan berangkat dengan Sean hanya saja ternyata mereka ada urusan mendadak. Informasi kecil saja dua hari ini tidak ada yang mengungsi ke rumah Sean.
Sean tiba di parkiran lebih awal dari biasanya. Ia sama sekali tidak melihat kendaraan sahabat nya baik motor maupun mobil. Tak ingin ambil pusing, Sean memilih melepas helm dan turun dari motor nya.
Ia melakukannya sedikit hati-hati karena terkadang ia masih merasakan nyeri pada kakinya.
Sean melangkahkan kaki kecilnya meninggalkan parkiran bersamaan sebuah motor Kawasaki ninja H2 carbon terparkir apik di dekat motornya. Si pengendara cepat-cepat melepas helm dan mencabut kunci motor nya.
"
Bang Sean tunggu."
Sean menghentikan langkahnya dan sedikit memutar tubuhnya guna melihat siapa yang memanggilnya. Sempat sedikit terkejut, Sean lebih memilih menetraklan wajahnya.
Ricky, si pengendara Kawasaki Ninja berjalan dengan senyum riang menghampirinya. Sean tidak bisa menahan diri untuk mengendalikan ekspresinya.
Wajah yang semula datar, sedatar dada kalian [canda 8-)] berubah jadi wajah tengil dengan senyum sarkasnya. Ia ingin melihat wajah berseri itu terlihat kecewa.
Salah satu sifat buruk Sean, anak itu senang melihat wajah orang lain yang awalnya sedih menjadi kecewa karena dirinya.
"Wah.. wah.. apa ini sebuah kehormatan tuan muda Nalendra mengenal saya yang hanya orang biasa ini?" Ucap Sean dengan nada terkejut yang seratus persen dibuat-buat.
Ricky yang awalnya memasang wajah sumringah menjadi lesu. Kini ia sudah berdiri tepat di hadapan yang lebih tua.
"Mana ada orang biasa ke sekolah naik Ducati."
Sean tertawa. Ia sedikit terhibur dengan wajah masam Ricky. Siswa siswi yang berada di parkiran terkejut mendengar suara tawa Sean.
Bukan hal yang langka memang tapi tawa itu biasanya terdengar saat anak itu berhasil menjahili orang lain. Mereka hanya ingin melihat siapa yang berhasil di jahili anak itu.
Bengal-bengal begitu Sean and the geng cukup famous dan banyak yang menyukai mereka di sekolah. Ya tentu saja dengan tingkah random dan super ajaib mereka. Walau tingkah mereka banyak yang buat ngelus dada sih tapi setidaknya mereka tidak suka sembarangan membully siswa lain.
Bisa gawat jika mereka membully orang random yang mereka tidak sukai. Pernah kejadian ada siswa maupun siswi yang menganggu mereka, tak sampai tiga bulan si pengganggu angkat kaki dari sekolah dengan tidak hormat.
Mereka jadi berhati-hati saat bercanda bersama lima sekawan nakal itu. Bahkan mereka sampai tidak heran jika terdengar nama salah satu dari lima sekawan itu terdengar di pengeras suara.
"Ah~ lucunya, ngapain anak SMP masuk ke SMA, mau cari abangnya ya dek."
"Aku bukan anak SMP, sembarangan aja. Lihat aku lebih tinggi dari mu," ucap Ricky tidak terima. Perasaan wajahnya tak semuda itu untuk anak seusianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gevariel Arseano
ChickLitKesalahpahaman memang hal yang paling menakutkan dan harus di selesaikan. Bagaimana jika Sean tidak ingin menyelesaikannya. Jangan menghakimi nya. Ia hanya anak yang tersesat di dalam candaan dunia. Aku yakin kau akan melakukan hal yang sama jika di...