"Jika mau dengan ku, maka kamu harus menerima temanku."
~Arseano~
~Happy Reading~
Ruang tamu Bramanty terlihat sangat kacau. Jay yang dudu di sofa single menahan diri agar tidak marah dengan memijat pelipisnya. Tidak hanya Jay, ada Rafassya, Brandon dan Juan yang menahan untuk tidak memarahi bocah-bocah perusuh.
Jika kalian berfikir geng Scorpio dan Black Eagle yang merusuh kalian salah. Yang merusuh sebenarnya hanya Sean and the geng di tambah Ricky.
Oza yang sudah sadar beberapa saat yang lalu pun tak berdiam diri melihat sahabatnya yang bagai monyet lepas kandang mendapat mainan.
"Apa ada yang mau cemilan lagi." Tawar Bella yang tampak tidak keberatan dengan kondisi ruangan yang terlihat seperti habis kemalingan.
"Owh bisa request buah strawberry kak," ucap Oza yang di hadiahi toyoran oleh Haris yang kebetulan berada di belakang Oza.
"Ngelunjak, gak usah dengerin kak yang ada aja. Btw kak minta jus dong aus ni."
"Ye~ lu juga sama bocil." Haris menatap sengit Rehan.
"Suka gw lah kok lu sewot."
Bella hanya tersenyum kecil. Ia berdiri untuk mengambilkan cemilan dan minum lagi. Bella cukup senang dengan suasana ramai seperti ini. Biasanya rumah akan terasa sangat sepi dan mencekam.
Posisi Sean kini berada di antara kaki Darpa yang asik memakan ciki dari pelayan mansion Bramanty. Sesekali ia akan menyuapi Sean yang asik dengan ponsel yang menampilkan game. Ia bermain bersama Janu dan Ricky.
Oza juga duduk di depan Haris, keduanya menonton televisi yang menampilkan film penguin berkacamata yang tinggal dengan dinosaurus hijau. Sesekali mereka akan bertengkar entah karena apa.
Sebagian besar camilan masuk ke perut circle Sean, bahkan ketika yang lain akan mengambil tak jarang mereka mendapatkan geplakan dari Sahabat-sahabat Sean.
"Sean."
Sean menoleh ke arah Juan yang memanggilnya. Di mulutnya anak itu mengigit bungkus jajan jelly yang masih separuh.
"Hmmm?"
"Udah main hpnya nanti pusing," ucap Juan berusaha selembut mungkin.
Sean menggeleng. Ia belum puas bermain meskipun memang benar kepalanya sedikit pusing. Bahkan di dahi anak itu tertempel plaster demam.
"Sean."
"Nanti. Masih mau main."
"Ini udah sore Sean, yang lain mu pulang."
Mendengar kata pulang dari Brandon Sean kembali menatap sengit kakak sepupunya. Bibir bawahnya maju dengan wajah cemberut.
"Iya Sean, Darpa nya mau pulang dulu sama abang," ucap Panji yang ikut membujuk setelah mendapat kode dari Si kembar.
Menatap Panji sebentar, Sean melempar ponsel yang sebenarnya milik Jay beralih memeluk Darpa.
"Gak boleh. Gak boleh pulang sini aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gevariel Arseano
ЧиклитKesalahpahaman memang hal yang paling menakutkan dan harus di selesaikan. Bagaimana jika Sean tidak ingin menyelesaikannya. Jangan menghakimi nya. Ia hanya anak yang tersesat di dalam candaan dunia. Aku yakin kau akan melakukan hal yang sama jika di...