Keadaan kantin sekolah yang bertepat di Konoha Senior High School nampak ramai, beberapa anak sudah siap dengan kamera masing-masing yang mengarah pada pusat tontonan, teriakan dari dua kubu saling bersahutan membuat ruangan itu terlihat kacau dan berisik.
Di tengah-tengah kerumunan, terlihat dua orang yang saling berhadapan dengan sudah memasang persiapan bertarung di masing-masingnya. Laki-laki kurus dengan rambut hitam bercabang terlihat sedikit bergetar berhadapan dengan sosok laki-laki yang lebih besar darinya dengan otot-otot nampak menyembul di setiap tubuhnya.
Megumi Fushiguro menelan saliva susah payah, jika perkelahian diantara mereka kembali terjadi maka endingnya akan sama, tubuhnya pasti berujung mendapat luka serta darah yang mengucur, ini bukan kali pertama orang itu mencari gara-gara dengannya.
Sedangkan di sudut lawan, Itadori Sukuna justru menampilkan seringaian, menatap remeh pria cantik di depannya yang jelas saja tertangkap oleh kedua matanya bagaimana kedua tangan yang mengepal itu sedikit bergetar, jangan lupakan butiran bening sudah sejak tadi menetap di pelipis lawannya.
Megumi membola saat tanpa aba-aba Sukuna langsung menyerangnya, ia yang tidak ada persiapan hanya bisa menangkis serangan yang diberikan. Merasa jengah dengan seringai yang terus terpajang di wajah Sukuna membuat Megumi mendecih, dengan tak memperhitungkan semuanya Megumi yang telah tersulut emosi pun langsung melemparkan tinjuan yang jelas saja dengan mudahnya ditahan oleh Sukuna.
Suara riuh siswa-siswi yang menonton semakin menggema, rekaman video dari beberapa ponsel pun sudah menyala sejak tadi, mereka akan mempostingnya ke sosial media atau hanya sekadar mengoleksi saja.
Berkali-kali Megumi tersungkur dan terbanting, hingga kini tubuhnya terasa remuk dengan goresan serta lebam di beberapa titik tubuhnya, terutama wajah. Bagian kepalanya juga sempat terbentur hingga kini aliran darah mulai tercipta di keningnya dan terjun ke bagian pipi.
Sukuna melangkah mendekati Megumi yang terduduk lemah di depannya, tangannya pun dengan tanpa belas kasih menjambak rambut hitam si Fushiguro, menariknya kuat hingga sempat membuat empunya terpekik merasakan sakit.
"LEPASKAN TANGAN SIALAN ITU DARI RAMBUTNYA!"
Seluruh pasang mata langsung tertuju pada sumber suara yang menggelegar tersebut. Hampir sebagian dari mereka melotot menyaksikan seorang gadis dengan rambut merah mudanya yang panjang kini berdiri di atas meja, tangan kiri gadis itu letakan di pinggul lalu tangan kanannya menunjuk ke arah Sukuna.
Nampak dua gadis di kedua sisinya, mereka terlihat tersenyum kikuk di sisi meja. Si rambut pirang menatap jengah tubuh temannya yang berada di atas meja hingga membuatnya harus mendongak ketika ingin melihatnya. "Jidat! Kurasa kau terlalu berlebihan, cepat turunlah!"
Gadis berambut indigo mengangguk membenarkan. "Benar, Sakura-san, kita─ah! Tidak, kau, kau telah menjadi pusat perhatian," cicitnya yang masih bisa didengar oleh kedua temannya.
Gadis yang dipanggil dengan sebutan yang berbeda itu menurunkan tangannya yang sejak tadi menunjuk, ia mendengus sebal dan akhirnya mengikuti ucapan kedua temannya. "Huh! Apa-apaan, apa peduliku jika mereka memerhatikan?" Ujarnya tak acuh.
Haruno Sakura dengan rambut merah mudanya menatap tak suka ke arah Sukuna. "Hey! Kau! Sudah kukatakan lepaskan rambutnya, apa kau tuli?!"
Yamanaka Ino meringis dengan menepuk jidatnya, Sakura yang berulah namun ia ikutan diserang rasa takut apalagi ketika melihat wajah penuh emosi yang ditunjukkan oleh Sukuna. Ino pun merapat pada temannya yang nampak bar-bar itu, lalu mencubit kecil pinggangnya hingga membuat si empu terjengkit kaget.
"Apa-apaan kau!" Sakura terlihat tak terima.
Ino mendelik. "Kau yang apa-apaan, baka! Sudah cukup kau membuat aku dan Hinata dalam bahaya karena tingkah sok beranimu ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐇𝐄 𝐈𝐒 𝐒𝐀𝐊𝐔𝐑𝐀 || SELESAI✓
Fanfiction🌸𝐌𝐞𝐠𝐮𝐒𝐚𝐤𝐮𝐒𝐚𝐬𝐮🌸 Haruno Sakura sejak awal telah menyukai Fushiguro Megumi, lebih tepatnya sejak menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Atas. Dan, sosok Megumi juga lah yang telah berhasil membuat Sakura berpaling dari cinta pertamanya─Uc...