Helaan napas lega pun bisa dilakukan oleh Sakura saat berhasil memasuki area sekolah sebelum bel masuk berbunyi. Sial. Pagi ini gadis itu bangun terlalu siang hingga membuatnya bersiap serta mengendarai motor dengan cepat layaknya dikejar setan. Dan hal itu membuatnya kacau dalam segi perasaan juga penampilan.
Ya mau bagaimana lagi, karena dikejar waktu membuat Sakura hanya menghabiskan waktu lima menit untuk mandi dan tidak sempat memoles wajahnya, juga membawa matic merah mudanya dalam kecepatan di atas rata-rata berhasil membuat rambut merah mudanya kusut walaupun sudah dilindungi oleh helm berwarna senada dengan rambutnya itu.
Di area parkiran, setelah memarkirkan kendaraan kesayangannya Sakura pun berjalan lunglai memasuki gedung sekolah, tak lupa tangannya bergerak merapihkan ringan helaian rambutnya semampunya, tak ada cermin, jadi Sakura hanya merapihkan sekenanya saja.
"Hai."
Tubuh si gadis terjengkit kaget saat tiba-tiba ada sapaan yang menghantam pendengarannya disertai dengan kehadiran sosok lain yang berjalan tepat di sisinya.
Megumi. Bibir Sakura bergerak menggumamkan nama oknum tersebut yang kini nampak tersenyum tipis ke arahnya.
"Kau lama sekali, kenapa baru datang?" Ingat, Megumi sudah mengatakan akan memperbaiki hubungannya dengan Sakura dan dia juga ingin menerima kehadiran gadis itu dengan baik. Jadi, sikapnya kali ini bukankah tindakan yang benar? Ya, tentu saja.
Keduanya sekarang tengah berjalan menuju kelas mereka. Sakura memperhatikan Megumi, gadis itu bisa melihat ransel si laki-laki masih melekat di punggungnya.
"Aku bangun kesiangan, hehe. Lalu bagaimana denganmu? Kau juga baru datang, kan?"
Menggeleng kepala dan kembali tatapan Megumi terarah pada si gadis hanya beberapa saat sebelum akhirnya kembali fokus ke depan. "Tidak. Aku menunggumu."
Reflek langkah kaki Sakura terhenti, sikap manis Megumi masih belum bisa membuat Sakura terbiasa, perasaannya langsung tidak karuan saat menerima perhatian dari laki-laki itu walaupun hanya bernilai kecil. Haru yang menggerogoti batinnya begitu mendebarkan dan membuat perutnya terasa menjadi taman bunga.
Mata sedikit berkaca kini Sakura hadirkan dalam memandang sosok Megumi. "Megumi..."
Reaksi Sakura itu justru membuat Megumi dilanda rasa panik, laki-laki itu dengan gesit menuntun tubuh Sakura supaya berhadapan dengannya, tak lupa tubuh tegap nan tingginya kini sedikit membungkuk untuk sekadar mensejajarkan posisi wajah mereka. "Hey ... ada apa?"
Suara Megumi mengalun begitu lembut menembus pendengaran Sakura, membuat perasaan si gadis menjadi semakin kacau dalam artian membahagiakan, Sakura tak menjawab, justru kini menggigit bibir bawah bagian dalamnya untuk meredam sesuatu yang agaknya sebuah pekikan lantaran terlalu senang.
"Kau...."
Bibir Megumi tersenyum tipis namun sangat lembut dengan kekehan begitu ringan saat mulai paham dengan alasan mengapa Sakura menjadi seperti ini. Tubuhnya pun kembali tegap lalu sebelah tangannya langsung mendarat di pucuk kepala Sakura. "Aku sudah mengatakan, aku akan merubah sikapku untukmu. Kau harus terbiasa dengan ini, okay?"
Sakura mengangguk dengan senyuman malu serta kedua pipi yang merona.
Astaga. Mengapa sekarang gadis itu menjadi menggemaskan seperti ini, tingkah Sakura membuat Megumi tak kuasa menahan rasa gejolak ingin menerkamnya, namun yang dilakukan oleh laki-laki tersebut untuk menyalurkan rasa itu adalah dengan cara memberikan usapan ringan pada pucuk kepala merah muda si gadis.
Lalu jemari Megumi pun merayap turun untuk merapihkan helaian merah muda milik Sakura yang masih terlihat sedikit berantakan. "Kau terlihat kacau, Sakura. Tapi ini membuatmu terlihat menggemaskan."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐇𝐄 𝐈𝐒 𝐒𝐀𝐊𝐔𝐑𝐀 || SELESAI✓
Fiksi Penggemar🌸𝐌𝐞𝐠𝐮𝐒𝐚𝐤𝐮𝐒𝐚𝐬𝐮🌸 Haruno Sakura sejak awal telah menyukai Fushiguro Megumi, lebih tepatnya sejak menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Atas. Dan, sosok Megumi juga lah yang telah berhasil membuat Sakura berpaling dari cinta pertamanya─Uc...