| 5 | Tindakan Pembalasan

495 90 6
                                    

Siapa sangka, niat Sakura yang awalnya ingin langsung pulang setelah mendapat Surat Peringatan dari Nanami-sensei justru kini berakhir di sebuah ruang UKS.

Ia juga baru mengetahui, ternyata Megumi tergolong laki-laki yang pemaksa, sikap itu mengingatkannya pada Sasuke. Mengapa, sih? Bukan hanya penampilan mereka yang mirip, tapi sikapnya juga, hal itu berhasil membuat Sakura merasa dejavu.

Sakura sedikit meringis ketika Megumi menotol-notol obat di bagian pelipisnya, bibir gadis itu tak kuasa menahan senyuman manakala melihat wajah Megumi yang kini cukup dekat dengan wajahnya, serta tampang fokus laki-laki itu yang tengah mengobatinya memberikan efek desiran membahagiakan dalam benak si gadis.

"Megumi,"

"Hm," Gumamnya masih dengan fokus pada kegiatan pengobatan.

"Apa ini sebagai tanda balas budimu karena aku selalu mengobatimu ketika terluka akibat perkelahianmu dengan Sukuna?"

Pergerakan tangannya terhenti, laki-laki itu terdiam beberapa saat, namun tak lama kembali mengobati luka Sakura di bagian wajah. "Terserah kau mau menganggapnya apa,"

Sakura mengangguk tanpa sadar, dan hal itu berhasil membuat Megumi berdecak karena ulah kepala Sakura yang bergerak membuat ia sulit mengobati luka gadis itu di bagian sudut alisnya, hingga pada akhirnya secara tak sadar Megumi menahan wajah Sakura dengan kedua tangannya yang memegang kedua sisi wajah si musim semi. "Diam lah! Jangan bergerak!"

Kuso! Megumi langsung menjauhkan tangannya, dadanya tiba-tiba berdebar kencang saat sadar jaraknya dengan Sakura sangat dekat, apalagi ketika emerald itu begitu fokus memandangnya, argh! Megumi tak bisa mengontrol perasaannya!

Dengan kikuk serta berdehem, Megumi kembali menotol kapas di tangannya pada luka Sakura. "Kau ini! Tidak bisakah diam sebentar?"

Mendengar itu membuat bibir Sakura mengerucut.

Megumi pun menghela napas, ia tidak mengerti mengapa semangat Sakura tidak ada habisnya, bahkan ketika tubuhnya terluka saja gadis itu masih bisa banyak tingkah.

Tanpa menggerakkan kepalanya, manik si gadis bergulir memandang jam dindin yang ada di ruangan itu, keningnya mengernyit saat melihat jam dimana seharusnya saat ini pembelajaran terakhir sudah berlangsung, bahkan sejak beberapa menit lalu.

"Ne, Megumi, kau membolos,"

"Dan kau di skors."

Sakura tertohok mendengar ucapan sarkastik yang ditodongkan Megumi padanya, kembali bibirnya manyun. "Kau ini, menyebalkan,"

"Tapi kau menyukaiku,"

Sakura sedikit tersentak, ia tidak tahu sejak kapan Megumi menjadi menyebalkan begini, juga, mengapa laki-laki itu selalu membawa perihal dirinya yang menyukai laki-laki itu, sih?!

"Lagipula aku hanya di skors selama 3 hari saja," Sakura membela diri.

"Tetap saja kau akan tertinggal pelajaran,"

Senyuman kembali tampak di bibir tipis Sakura. "Tak apa, aku bisa memintamu untuk mengajariku. Hey! Kau, 'kan, tergolong salah satu murid pandai di kelas kita!"

"Dan kau pun menjadi salah satunya,"

"Hehe, iya, sih. Kita sama-sama pintar!"

Megumi menghela napas. "Ya! Bedanya kau itu juga tergolong siswi nakal, sering berkelahi dan di cap murid bar-bar,"

"Hey! Kau pun sering berkelahi dengan Sukuna jika kau lupa,"

"Tapi itu berbeda,"

Sakura menatapnya remeh. "Apa yang berbeda? Apa pertengkaranmu dan Sukuna ada bumbu-bumbu cintanya?"

𝐒𝐇𝐄 𝐈𝐒 𝐒𝐀𝐊𝐔𝐑𝐀 || SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang