Sejak kendaraan Sakura meninggalkan kediaman Fushiguro, kedua remaja itu masih setia dalam diamnya, Sasuke hanya fokus mengendarai motor matic merah muda milik Sakura dengan santai sedangkan sang pemilik duduk diam di jok belakang, emerald itu menyaksikan setiap objek yang dilewati oleh mereka untuk mengusir kejenuhan. Suara kendaraan menjadi satu-satunya irama yang mengiringi perjalanan mereka berdua.
Hingga, Sakura tersadar dan bertanya-tanya di dalam pikiran saat menyadari Sasuke membawanya ke jalan yang berbeda dari arah rumah Sakura yang seharusnya dilewati.
Gadis itu reflek menepuk-nepuk pundak Sasuke untuk menyadarkan laki-laki itu ditakutkan Sasuke melupakannya. "Sasuke-kun! Jalan ke rumahku bukan lewat sini!" Gadis itu memekik, berharap suaranya dapat didengar oleh Sasuke.
Sasuke segera melambatkan laju kendaraannya dan sedikit menoleh ke belakang. "Ada apa?"
"Kau mengambil jalan yang salah!" Gadis itu kembali bicara, nadanya sedikit di naikkan.
"Hn? Tidak."
"Ha?" Sakura cengo. Sesaat gadis itu menoleh ke belakang untuk melihat jalan yang seharusnya mereka lewati telah semakin jauh terlewat. "Tapi seharusnya tadi kau berbelok ke kanan Sasuke-kun. Ini menuju pusat kota, rumahku tidak lewat sini."
"Siapa bilang aku akan membawamu pulang ke rumahmu?"
Sakura melotot mendengar ucapan tanpa beban milik Sasuke, lantas tangan si gadis segera memukul ringan lengan Sasuke, wajahnya telah berubah sinis. "Hey! Apa maksudnya?! Kau berencana menculikku?!"
Kekehan ringan Sasuke hadirnya sebelum kemudian menghela napas. "Apakah aku boleh melakukannya?" Seringai licik pun muncul.
"Sasuke-kun jangan bercanda!"
Sasuke semakin terhibur atas respon Sakura, terbukti laki-laki itu kini sedikit tertawa, kecepatan kendaraan mereka masih tergolong normal, setidaknya mereka berdua masih bisa mengobrol dengan nyaman walaupun dalam keadaan di atas kendaraan.
Lewat kaca spion, Sasuke bisa melihat wajah kesal Sakura yang mana memang sengaja kaca itu Sasuke arahnya pada si gadis, agar Sasuke bisa dengan mudah melihatnya kapan pun, tatapan laki-laki itu kemudian kembali terarah ke depan, bibirnya berkedut tipis. "Aku hanya main-main. Aku berencana membelikan buah tangan untuk Bibi Mebuki. Wagahi? bagaimana? Apakah Ibumu menyukainya?"
...
Entah mimpi apa semalam Sasuke, karena hari ini laki-laki itu merasakan kami-sama sedang berpihak padanya, terbukti saat ini Sasuke diperbolehkan singgah sesaat di kediaman Haruno.
Mebuki yang meminta Sasuke untuk mampir sebentar ketika tadi mereka barusaja tiba, Sasuke yang awalnya ingin meminta Naruto untuk datang menjemputnya justru digagalkan karena Mebuki memaksanya untuk menginjakkan kaki di kediaman Haruno setidaknya untuk menyegarkan tenggorokan saja.
Sedangkan Sakura terlihat memasang wajah masam, gadis itu tak henti-hentinya menatap tajam laki-laki yang kini duduk di sofa ruang tamu rumahnya dengan begitu santai menikmati secangkir ocha hangat yang sempat disajikan oleh ibunya entah dalam rangka apa, padahal seharusnya kan Sasuke langsung pulang saja tadi, huh.
"Cepat habiskan." Dengus Sakura. Kini di ruang tamu hanya terdapat dirinya dan Sasuke saja karena ibunya setelah menyambut Sasuke tiba-tiba langsung pergi. Menyebalkan.
Sasuke tidak menganggapnya serius, justru laki-laki itu dengan sengaja menikmati ocha tersebut dengan santai. "Kenapa? Ocha akan lebih nikmat diminum dengan perlahan, Sakura."
"Kau sengaja, ya?!" Todong Sakura. Gadis itu merasa Sasuke sudah merencanakan ini semua.
"Hn? Apa? Ibumu yang memaksaku untuk singgah, aku hanya tidak enak untuk menolak." Sasuke menggedikkan bahu, seolah tidak terlalu mempermasalahkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐇𝐄 𝐈𝐒 𝐒𝐀𝐊𝐔𝐑𝐀 || SELESAI✓
Fanfiction🌸𝐌𝐞𝐠𝐮𝐒𝐚𝐤𝐮𝐒𝐚𝐬𝐮🌸 Haruno Sakura sejak awal telah menyukai Fushiguro Megumi, lebih tepatnya sejak menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Atas. Dan, sosok Megumi juga lah yang telah berhasil membuat Sakura berpaling dari cinta pertamanya─Uc...