Tujuannya bukan ruang kelas, justru sebuah tempat terbuka yang di dominasi oleh warna kehijauan serta keteduhan. Megumi mengajak Sakura untuk menikmati pemandangan menenangkan di taman yang berada di sekolah.
"Megumi? Bel sekolah sebentar lagi berbunyi, mengapa kita ke sini?" Sakura yang kini terduduk di samping Megumi─duduk di sebuah kursi yang berada di bawah pohon rindang di area tepi taman pun menoleh ke arah pria itu.
"Kau terlihat ketakutan tadi, kupikir tempat ini mampu setidaknya sedikit mengurangi rasa itu, dan mungkin bisa membuatmu merasa jauh lebih baik?"
"Ah?" Sakura setelahnya mengangguk mengerti. "Begitu? Hm, kurasa ini tidak buruk. Tapi sampai kapan?"
Diam sesaat, Megumi lebih memilih menikmati terpaan udara yang menyejukkan permukaan kulitnya, memejamkan kedua mata beberapa waktu hingga akhirnya netra kebiruan itu kembali tampak. "Sesekali membolos tidak ada salahnya,"
Kembali Sakura tercekat, bibirnya tertekuk tipis menyadari niatan Megumi yang rela tak memasuki jam belajar hanya untuk membuatnya merasa lebih baik. "Aku tidak salah menyukai orang sepertimu, Megumi. Walaupun kau terlihat tidak perduli, tapi di balik itu kau adalah sosok yang baik. Terimakasih. Aku semakin menyukaimu,"
"─Akh!" Senyuman hangat Sakura dengan cepat terenggut ketika merasakan permukaan kulitnya nyeri, ada sebuah tangan yang tiba-tiba menjambak rambut merah mudanya.
"Heee, coba katakan lagi, berani sekali kau mengatakan jika dirimu menyukai Megumi-chan," sosok itu lebih menarik kepala Sakura ke belakang serta bersamaan dengan itu memajukan kepala sendiri, hingga membuat dua kepala itu sekarang bersebelahan, bibirnya menyeringai ketika melihat ekor mata gadis itu terarah padanya.
Sakura memekik saat merasa kulit kepalanya berkedut nyeri, tangannya dengan cepat menahan tarikan itu supaya tidak memberikan jambakan menyakitkan. "Sukuna, Baka! Sakit! Lepaskan!"
Megumi segera bangkit, ia menatap cemas keadaan gadis merah muda itu yang kini rambutnya masih berada dalam jambakan tangan kekar Sukuna.
Sedangkan, Yuji menggigit bibir bawahnya ikut merasakan ngilu akibat melihat wajah Sakura yang meringis. "Kak Sukuna, sudahlah, lepaskan dia,"
Sukuna mendelik. "Heee, lebih baik kau kembali ke kelas, Adik. Jangan mengganggu kesenanganku," tatapan Sukuna terarah pada gadis sandraannya. "Bagaimana, Pinky? Apakah kau menikmatinya?"
"Akh!" Sakura kembali memekik, tatapan penuh kesal ia tunjukkan pada wajah Sukuna yang kini menatapnya meremehkan. "Aku akan membalasmu!"
Dengan sekali gerakan, Sakura langsung menarik rambut Sukuna, hingga membuat jambakan Sukuna pada rambutnya terlepas. Sakura tersenyum kemenangan dengan sedikit mendesis akibat kulit kepalanya masih terasa nyeri walaupun samar, dengan cepat Sakura bangkit dan memutar posisinya menjadi menghadap Sukuna, kedua Jemarinya semakin kuat menarik rembut merah muda gelap milik Sukuna.
"Sakura, hey, sudahlah, hentikan ini," Megumi yang bingung harus melakukan apa mencoba merayu Sakura supaya tidak melanjutkan pertengkaran tersebut.
"Fushiguro benar, Pinky, lepaskan tanganmu," Yuji ikut ambil suara.
Sakura pun mendesis tak terima, dengan keadaan rambut yang berantakan Sakura menatap tajam ke arah Megumi dan Yuji secara bergantian. "Enak saja! Dia yang menjambakku lebih dulu, aku akan memberinya pelajaran!"
Gadis merah muda itu langsung menarik kuat rambut Sukuna, laki-laki kekar itu reflek mengikuti tarikan tersebut karena tidak ingin merasakan nyeri yang berlipat-lipat di kulit kepalanya, hingga tubuh kekar yang masih bertumpu pada sandaran kursi pun ambruk membuat kursi taman itu hancur dengan tubuhnya yang kini tersungkur menimpa puing-puing kursi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐇𝐄 𝐈𝐒 𝐒𝐀𝐊𝐔𝐑𝐀 || SELESAI✓
Fiksi Penggemar🌸𝐌𝐞𝐠𝐮𝐒𝐚𝐤𝐮𝐒𝐚𝐬𝐮🌸 Haruno Sakura sejak awal telah menyukai Fushiguro Megumi, lebih tepatnya sejak menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Atas. Dan, sosok Megumi juga lah yang telah berhasil membuat Sakura berpaling dari cinta pertamanya─Uc...