CHAPTER 14. SIMILIAR

945 111 2
                                    

Karina duduk di tepi tempat tidurnya dengan mata lelah dan lingkaran hitam di bawahnya—malam sebelumnya ia nyaris tak bisa tidur, masih terbayang kejadian bersama Heeseung. Saat Berty masuk dan melihat kondisi Karina, ia langsung menegurnya.

"Nona, apa Anda tidak tidur semalam?" tanya Berty seraya membantu Karina berdiri dari kasur.

"Tidak ada apa-apa, hanya saja... sulit tidur," jawab Karina lemah. Ia kemudian melangkah menuju kamar mandi, menolak bantuan Berty. Meski kini berada di istana, Karina tak pernah terbiasa mandi dengan bantuan pelayan, dan kali ini Berty menurutinya. Setelah Karina masuk ke kamar mandi, Berty mulai merapikan tempat tidur dan menyiapkan pakaian untuknya.

Sekarang Karina duduk di depan cermin besar yang memantulkan seluruh tubuhnya. Ia mengamati gaun simpel namun elegan berwarna pastel yang dikenakannya.

"Berty, sebenarnya pakaian ini milik siapa?" tanyanya. Karina mulai menyadari bahwa selama tinggal di sini, ia selalu mengenakan gaun-gaun sederhana namun anggun. Mengingat istana ini hanya dihuni oleh Heeseung dan Berty, Karina penasaran apakah baju-baju ini milik Berty.

"Apa ini pakaian milikmu?" Karina menoleh, sehingga rambutnya yang masih basah terurai. Namun, Berty dengan lembut memutar kembali tubuh Karina agar menghadap cermin, lalu mulai menyisir dan menguncir rambutnya.

"Pakaian ini milik Lady Lee, ibunda Pangeran Heeseung," jawab Berty lembut.

"Ibunya Heeseung?" Karina terkejut, dan hampir saja menoleh lagi, tapi Berty menahannya.

"Apa tidak apa-apa aku memakainya?" tanya Karina, merasa sedikit tak nyaman.

"Pangeran Heeseung sendiri yang memintanya. Katanya, akan terlalu mencurigakan jika ia memesan pakaian wanita baru. Lagipula, orang-orang istana tahu bahwa ia tinggal sendirian di sini," jelas Berty. Karina mengangguk, mengingat bagaimana Heeseung sama sekali tidak menyinggung soal pakaian ini meskipun pakaian itu milik mendiang ibunya.

"Sudah selesai, Nona." suara Berty membuyarkan lamunan Karina. "Sekarang, saya akan menyiapkan sarapan untuk Anda." Berty beranjak pergi, namun tiba-tiba langkahnya terhenti oleh suara Karina.

"Berty... kamu dekat dengan Heeseung?" Karina menatap Berty yang berbalik menghadapnya. "Maksudku, Heeseung mempercayakanmu untuk menjagaku, satu-satunya manusia di istana ini."

Untuk pertama kalinya, Berty tersenyum lembut pada Karina. "Saya adalah pengasuh yang merawat Pangeran Heeseung sejak Lady Lee meninggal. Mungkin karena itulah, ia mempercayakan Anda pada saya," ujar Berty, sebelum melanjutkan langkahnya keluar kamar.

Terdengar ketukan pintu di ruang kerja Heeseung.

"Masuklah," ucap Heeseung. Berty melangkah masuk, membungkukkan badan dengan hormat.

"Bagaimana keadaan wanita itu? Ada yang mencurigakan?" tanya Heeseung langsung, dengan nada serius.

"Tidak ada yang mencurigakan, Yang Mulia, meski..." Berty menggantung kalimatnya.

"Meski apa?" tanya Heeseung, alisnya sedikit terangkat.

"Sikap Nona Karina sedikit... aneh," lanjut Berty hati-hati.

"Aneh?" Heeseung mengulang kata itu, menatap Berty penuh tanya.

"Sejak pertama kali bertemu, Nona sangat antusias bertanya tentang vampir. Ketika saya melarangnya keluar kamar, ia menurut, tapi setelah tiga hari, ia berlari keluar dengan penuh semangat. Bahkan, pagi ini Nona menanyakan tentang pakaian yang dikenakannya. Saya memberi tahu bahwa pakaian itu milik Lady Lee, ibunda Pangeran. Setelah itu, Nona bertanya tentang hubungan saya dengan Anda, dan saya menjelaskan bahwa saya pengasuh yang menggantikan Lady Lee dalam merawat Anda."

Heeseung mendengarkan dengan seksama setiap kalimat Berty, mencerna semuanya.

"Nona Karina tampaknya terlalu santai," lanjut Berty, ekspresinya sedikit cemas. "Situasinya saat ini... Ia berada di sarangnya para vampir, dan bisa saja tidak bisa kembali ke dunianya."

"Apa yang akan Anda lakukan sekarang, Yang Mulia?" Berty akhirnya bertanya, menatap Heeseung dengan tatapan penuh perhatian.

Heeseung terdiam sejenak sebelum menjawab, "Aku akan mencari tahu cara agar wanita itu bisa membuka ruangan milik ibu. Setelah itu, jika ia berhasil membuka ruangan, ia bisa kembali ke dunianya. Jangan cemas, Berty. Fokuslah mengurus dan menjaganya agar keberadaannya tidak diketahui. Akan berbahaya jika ada vampir lain yang tahu ada manusia di sini, terutama Permaisuri dan para selir, mengingat mereka sangat membenci manusia."

Berty menghela napas lega, tersenyum penuh rasa hormat. "Baik, Yang Mulia. Jika sudah begitu, saya hanya bisa mengikuti perintah Anda."

"Oh, dan istirahatlah dengan cukup. Kantung mata Anda terlihat jelas," ujar Berty lembut. Heeseung tersenyum kecil mendengar nasihat itu.

"Maaf, membuatmu kembali bekerja bahkan setelah pensiun," ucap Heeseung tulus.

Berty menggeleng pelan, tersenyum lembut. "Tidak perlu meminta maaf, Yang Mulia. Saya justru senang ketika Anda memanggil saya kembali. Saya bosan setelah pensiun." Ia tertawa kecil. 

Berty kemudian menambahkan dengan nada bercanda, "Kalau begitu, saya akan segera mengecek Nona Karina. Siapa tahu sekarang dia mencoba kabur lewat jendela."

Heeseung hanya tersenyum mendengar candaan Berty dan melambaikan tangan, mengisyaratkan ia boleh pergi. Namun, sebelum benar-benar keluar, Berty berhenti sejenak dan berkata, "Nona Karina, sikapnya mengingatkan saya pada Lady Lee. Mereka begitu mirip."

Setelah berkata demikian, Berty keluar, meninggalkan Heeseung yang termenung memikirkan kata-kata terakhir Berty.




#Revisi

The Blood [HEERINA] END S1_REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang